TRIBUNTRAVEL.COM - Ketika Edgar McGregor menemukan sampah yang berserakan di sekitar Ngarai Eaton di California Selatan, ia tahu bahwa dirinya tidak bisa berjalan begitu saja tanpa membuat perbedaan.
Tak tinggal diam, McGregor lantas mengunjungi ngarai yang terletak di Hutan Nasional Angeles tersebut selama 589 hari berturut-turut atau sekitar 19 bulan lebih.
Selama setiap kunjungannya, McGregor mengumpulkan puing-puing yang ada di ngarai, termasuk ponsel, kaleng bir, dan botol.
Akhirnya, aktivis iklim berusia 20 tahun itu berhasil membersihkan seluruh area ngarai pada 5 Maret 2021.
Baca juga: Pelempar Sampah Plastik ke Mulut Kuda Nil Taman Safari Terungkap, Mengaku Menyesal dan Minta Maaf
"SAYA SELESAI!!! SAYA MELAKUKANNYA!!! Setelah *589* hari memungut sampah setiap hari, saya dapat mengatakan dengan yakin bahwa Ngarai Eaton, salah satu jalur pendakian paling populer di Los Angeles, sekarang bebas dari sampah kota!" tulisnya di Twitter.
"AKU SUDAH MELAKUKANNYA !!! WOOOOOO !!!!!!!!" tambahnya.
Dilansir dari laman People, tweet McGregor dengan cepat menjadi viral dan disukai lebih dari 107.000 pengguna Twitter.
Greta Thunberg, remaja aktivis iklim, bahkan memberi selamat kepada McGregor atas pencapaiannya.
"Kerja bagus dan selamat!!" ucap Thunberg menanggapi dalam sebuah tweet.
Setelah menyelesaikan pembersihan, McGregor meminta departemen Taman dan Rekreasi Los Angeles mempekerjakan orang secara permanen untuk membersihkan taman di sekitar kota, alih-aling mengandalkan sukarelawan.
McGregor juga mengatakan kepada NPR bahwa dia berencana kembali ke taman untuk pemeliharaan area tersebut, sambil mengunjungi taman lain yang membutuhkan pembersihan mendalam.
"Tidak khawatir tentang kutu busuk dan hanya membenamkan diri dalam pekerjaan ini telah membuat saya lebih bersemangat dari sebelumnya untuk pergi keluar setiap hari dan memungut sampah," kata McGregor kepada NPR.
"Tidak ada yang lebih memuaskan daripada melihat hewan baru kembali ke taman Anda setelah berbulan-bulan dibersihkan. Saya sangat mendorong siapa pun yang memiliki waktu luang untuk mencoba misi ini. Taman Anda membutuhkan Anda," imbuhnya.
Ketika dia pertama kali melakukan perjalanan pembersihan hampir dua tahun lalu, McGregor mengatakan dia yakin itu hanya akan memakan waktu 20 hari.
“Pada Mei 2019 saya putuskan untuk mengeluarkan satu hingga dua ember per hari dan mengambil sampah,” jelas McGregor dalam video baru-baru ini.
"Entah saat suhu 117 derajat, hujan abu, pegunungan terbakar, atau saat hujan turun, itu tidak masalah. Saya berada di sini setidaknya selama satu jam setiap hari, membersihkan taman," ungkapnya.
Melalui tagar #EarthCleanUp, McGregor berharap dapat menginspirasi orang lain untuk berperan aktif dalam membersihkan lingkungan di sekitar.
"Ada masa depan yang layak diperjuangkan. Jangan pernah berhenti mempercayai itu," tulisnya dalam tweet.
Keren! Sampah yang Ada di Gunung Everest Ini Akan Diubah Jadi Karya Seni
Ada banyak cara untuk menyelamatkan kesehatan gunung di dunia, satu di antaranya adalah langkah membersihkan sampah.
Langkah tersebut bisa membantu melestarikan gunung sekaligus menjaga kebersihan lingkungan.
Sebagai permulaan, Gunung Everest akan memulai aksi tersebut dengan langkah yang menakjubkan.
Menariknya lagi, sampah yang ada di Gunung Everest itu akan diolah menjadi karya seni dan ditampilkan di galeri seni terdekat.
Selain itu, produk karya seni akan dijual sebagai suvenir yang hasilnya akan digunakan untuk tujuan pelestarian.
Hal itu dilakukan guna menyoroti perlunya menyelamatkan gunung tertinggi di dunia itu agar tidak menjadi tempat pembuangan sampah sekaligus meningkatkan kesadaran lingkungan.
Selama ini, para pendaki atap dunia kerap membuang sampah pendakian berupa botol oksigen bekas, tenda robek, tali, tangga rusak, kaleng, hingga pembungkus plastik.
“Seniman asing dan lokal akan terlibat dalam menciptakan karya seni dari sampah dan melatih penduduk setempat untuk mengubah sampah menjadi harta karun,” kata direktur proyek tersebut, Tommy Gustafsson, dilansir dari reuters, Kamis (21/1/2021).
Pihaknya ingin menunjukkan bagaimana orang-orang bisa mengubah limbah padat dapat menjadi karya seni yang berharga sehingga bisa menghasilkan lapangan kerja dan pendapatan.
Melalui proyek tersebut, pihaknya berharap bisa mengubah persepsi masyarakat tentang sampah, sehingga mau mengelolanya.
Adapun pusat kegiatan tersebut berada di ketinggian 3.780 meter di Syangboche, jalur utama ke basecamp gunung berketinggian 8.848 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini.
Soft opening untuk penduduk setempat dilakukan pada musim semi karena pengunjung Gunung Everest dibatasi akibat pandemi Covid-19.
Nantinya, sampah yang dibawa turun dari Gunung Everest akan dikumpulkan di rumah-rumah di sepanjang jalan setapak, lalu dikelompokkan oleh masyarakat setempat.
Nantinya, sampah yang dibawa turun dari Gunung Everest akan dikumpulkan di rumah-rumah di sepanjang jalan setapak, lalu dikelompokkan oleh masyarakat setempat.
Baca juga: Viral di Medsos, Kuda Nil Taman Safari Diberi Makan Sampah Plastik oleh Pengunjung
Baca juga: Kegiatan Pembersihan di Gunung Everest, Clean Everest Telah Kumpulkan Lebih dari 8,5 Ton Sampah
Baca juga: Buang Sampah di Jalan, Turis Ini Dipermalukan dan Dipaksa Ambil Sampahnya Kembali
Baca juga: Mengenal Wisata Watergong, Dulu Penuh Sampah dan Kini Jadi Viral di Medsos
Baca juga: Taman Nasional di Thailand Ini Kirim Kembali Sampah yang Dibuang Wisatawan
(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)