Breaking News:

TRIBUNTRAVEL UPDATE

TRAVEL UPDATE: Gunung Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas Sejauh 1.000 Meter ke Arah Barat Daya

Awan panas guguran kembali terlihat keluar dari kawah Gunung Merapi pada Sabtu (27/2/2021).

Flickr/Stefan Magdalinski
Pemandangan Gunung Merapi dilihat dari Candi Borobudur. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Awan panas guguran kembali terlihat keluar dari kawah Gunung Merapi pada Sabtu (27/2/2021).

Gunung yang berlokasi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut mengeluarkan awan panas guguran sekira pukul 19.56 WIB.

Dikutip dari Kompas.com, Awan panas itu meluncur sejauh 1.000 meter ke arah barat daya.

"Awan panas guguran tercatat di seismograf dengan amplitudo 28 milimeter dan durasi 99 detik," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga: Kereta Gantung di Lereng Gunung Merapi Ini Jadi Daya Tarik Bagi Wisatawan, Seperti Apa?

Sejak November 2020, BPPTKG menetapkan Gunung Merapi dalam status siaga (level III).

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.

Terjadi awanpanas guguran di Gunung #Merapi tanggal 27 Februari 2021 pukul 19.56 WIB. Awanpanas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 28 mm dan durasi 99 detik, jarak luncur 1000 m ke arah Barat Daya.
Terjadi awanpanas guguran di Gunung #Merapi tanggal 27 Februari 2021 pukul 19.56 WIB. Awanpanas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 28 mm dan durasi 99 detik, jarak luncur 1000 m ke arah Barat Daya. (Twitter/ @BPPTKG)

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

Masyarakat diminta agar tidak berkegiatan di daerah potensi bahaya.

Masyarakat juga diharapkan mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana III direkomendasikan untuk dihentikan.

2 dari 4 halaman

Pelaku wisata direkomendasikan tidak berkegiatan di daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Cerita di Balik Pasar Bubrah Gunung Merapi, Disebut Kerajaan Gaib hingga Mitos Lempar Koin ke Tanah

Traveler yang hobi mendaki gunung, atau pernah mendaki Gunung Merapi pasti tidak asing lagi dengan nama Pasar Bubrah.

Di kalangan pendaki gunung, Pasar Bubrah di Gunung Merapi menyimpan banyak cerita yang konon cukup menyeramkan.

Bahkan jalur pendakian Gunung Merapi ini juga disebut-sebut sebagai lokasi kerajaan gaib.

Legenda menyebut, Pasar Bubrah di Gunung Merapi memiliki hawa mistis yang begitu kental.

Kisah-kisah angkernya Pasar Bubrah di Gunung Merapi ini begitu melegenda dan diturunkan dari generasi ke generasi.

Lantas, kenapa lokasi Pasar Bubrah di Gunung Merapi ini disebut sebagai 'pasar'?

Apakah memang ada sejarah soal transaksi jual beli di sana?

Menyandang nama 'pasar', bukan berarti Pasar Bubrah di Gunung Merapi adalah bekas atau masih jadi lokasi tempat jual beli secara harfiah.

3 dari 4 halaman

Mengutip artikel terbitan Intisari, Pasar Bubrah di Gunung Merapi menyandang nama 'pasar' dikarenakan legenda yang menyebut bahwa lokasi ini adalah pasarnya para jin.

Mitos Pasar Bubrah di Gunung Merapi ini beredar dari mulut ke mulut antargenerasi.

Juru kunci legendaris Gunung Merapi, Mbah Marijan, bahkan mengakui hawa mistis yang ada di lokasi ini.

Dalam sebuah kesempatan Mbah Mijan pernah mengatakan bahwa Pasar Bubrah di Gunung Merapi merupakan lokasi sebuah kerajaan gaib.

Bagi para pendaki, legenda yang terkenal dari Pasar Bubrah di Gunung Merapi adalah adanya 'transaksi gaib'.

Tak jarang, beberapa pendaki dikisahkan mendengar suara bising layaknya pasar tradisional saat tengah memasuki Pasar Bubrah di Gunung Merapi.

Tenda para pendaki di kawasan Pasar Bubrah, Gunung Merapi.
Tenda para pendaki di kawasan Pasar Bubrah, Gunung Merapi. (TRIBUNTRAVEL.COM/SRI JULIATI)

Jika mendengar suara transaksi layaknya pasar, sudah menjadi tradisi di kalangan pendaki untuk melemparkan uang koin ke tanah.

Kemudian, setelah melempar uang koin, pendaki dianjurkan untuk memungut batu kerikil yang ada di sekitarnya layaknya usai membeli.

Fenomena Pasar Bubrah di Gunung Merapi juga menjadi perhatian tersendiri bagi para peneliti.

Hal ini lantaran lokasi Pasar Bubrah di Gunung Merapi terlihat cukup kontras dari lereng-lereng gunung pada umumnya.

4 dari 4 halaman

Umumnya, lereng gunung terlihat subur dan dipenuhi tanaman-tanaman hijau serta vegetasi khas dataran tinggi.

Namun, Pasar Bubrah di Gunung Merapi justru tampak tandus dan gersang, penuh dengan pasir, kerikil, serta bebatuan.

Hal tersebut dikarenakan Pasar Bubrah di Gunung Merapi adalah lokasi sisa-sisa letusan Gunung.

Bahkan, dipercaya Pasar Bubrah merupakan lokasi awal terbentuknya Gunung Merapi 2.000 tahun yang lalu.

Pendaki juga dapat mencium aroma belerang yang menyengat ketika memasuki Pasar Bubrah di Gunung Merapi.

Kini Pasar Bubrah di Gunung Merapi menjadi pos terakhir bagi para pendaki yang ingin sampai di puncak gunung.

Wikipedia mencatat, Pasar Bubrah di Gunung Merapi juga biasanya menjadi lokasi pemasangan tenda dan tempat beristirahat bagi para pendaki.

Apakah kamu adalah salah satu pendaki yang pernah mencapai Pasar Bubrah di Gunung Merapi?

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Tradisi Unik Masyarakat Lombok untuk Jaga Kelestarian Gunung Rinjani

Baca juga: Mulai 5 Maret 2021, Pendakian Gunung Gede Pangrango Dibuka Lagi

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Viral Video Pendaki Tersesat di Gunung Lawu Berhasil Selamat Dituntun Burung Jalak

Baca juga: Usai Dinyatakan Hilang, 3 Pendaki yang Hilang di Gunung K2 Pakistan Dinyatakan Tewas

Baca juga: Potretnya Tertangkap Indah dari Kemayoran Jakarta dan Viral, Ini 5 Fakta Unik Gunung Gede Pangrango

(TribunTravel.com/Mym)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Travel UpdateGunung MerapiDaerah Istimewa Yogyakarta
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved