Breaking News:

TRIBUNTRAVEL UPDATE

TRAVEL UPDATE: Ngasuh Gunung, Tradisi Warga Lombok untuk Menjaga Kesucian Alam Rinjani

Masyarakat lombok memiliki tradisi khusus untuk menjaga kelestarian alam di kawasan Gunung Rinjani.

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
rinjaninationalpark.com
Gunung Rinjani. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Masyarakat lombok memiliki tradisi khusus untuk menjaga kelestarian alam di kawasan Gunung Rinjani.

Ritual yang berlangsung turun temurun ini disebut ritual Ngasuh Gunung.

Tradisi ini dilakukan masyarakat adat di beberapa kampung yang ada di kaki Gunung Rinjani.

Salah satunya di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Harga Tiket Masuk dan Rute Menuju Bukit Gado-gado Padang

Menurut laporan wartawan TribunLombok, Sirtupillaili, ritual ini merupakan salah satu ritual sakral masyarakat yang tinggal di kaki Gunung Rinjani.

Ritual dimulai dengan penyembelihan kerbau dan ayam, sebagai hewan kurban.

Segara Anak Gunung Rinjani
Segara Anak Gunung Rinjani (Instagram/@tersianasiana)

Setelah dipotong, dagingnya kemudian dimasak dan dimakan bersama.

Dalam acara itu juga ada sembeq burak, tamu-tamu yang datang diberikan tanda di kening.
Itu menunjukkan mereka sebagai tamu kehormatan dalam acara tersebut.

Kemudian acara dilanjutkan doa bersama oleh Amaq Lokak, kiyai, dan para tetua adat di bale adat.

Mereka memanjatkan puja puji dan doa-doa kepada Allah SWT, Sang Pencipta alam semesta.

2 dari 4 halaman

Ritual selanjutnya, warga dipimpin Amaq Lokak dan para tetua adat berjalan menuju kawasan hutan Gunung Rinjani.

Acara ‘ngasuh gunung’ juga bisa dirangkai dengan pemberian santunan bagi anak yatim piatu. Itu sebagai bentuk kepedulian dengan sesama umat manusia.

Arti Kata Ngasuh Gunung

Kata ‘ngasuh gunung’ sendiri berasal dari kata dasar ‘Ngasuh’ yang bermakna mengasihi. Sehingga ritual itu merupakan bentuk kasih sayang kepada alam Gunung Rinjani.

Bagi masyarakat di sini, hutan dan gunung merupakan sumber mata air yang dibutuhkan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Sehingga perlu dijaga kelestariannya.

Menjaga kelestarian alam tidak hanya dengan turun ke hutan dan menanam pohon.

Tetapi juga melalui ritual sakral seperti ‘ngasuh gunung’ agar warga punya kesadaran menjaga alamnya.

Kelestarian alam Gunung Rinjani sendiri sangat besar bagi pengaruhnya bagi kehidupan masyarakat pulau Lombok secara luas.

Karena banyak menyimpan sumber mata air yang dibutuhkan masyarakat.

3 dari 4 halaman

Sehingga para leluhur selama ini memperlakukan gunung ini seperti manusia, bisa berdialog, dan berbicara.

Pelaksanaan Ritual Ngasuh Gunung Rinjani

Sabana Gunung Rinjani via jalur Sembalun.
Sabana Gunung Rinjani via jalur Sembalun. (alidesta.wordpress.com)

Ritual ngasuh gunung tidak ditentukan kapan akan dilaksanakan.

Karena tergantung pada kejadian bencana yang melanda masyarakat.

Karena selain untuk menjaga kelestarian alam, ritual ini juga dimaknai warga untuk mensucikan gunung, terutama bila ada kejadian di Gunung Rinjani.

Baik kejadian karena bencana alam maupun kecelakaan pendaki yang merengut korban jiwa.

Pelaksanaan ritual ditentukan melalui kesepakatan dalam musyawarat adat (gundem).

Setiap ritual ngasuh gunung, biasanya masing-masing keluarga akan menyumbang sejumlah uang, beras, dan kelapa untuk acara tersebut.

Besaran uang disepakati dalam musyawarah adat. Uang tersebut untuk membeli kerbau yang menjadi syarat utama digelarnya ritual.

Meski merupakan acara adat, semua prosesi dan tahapan ‘ngasuh gunung’ kental dengan syariat Islam.

4 dari 4 halaman

Mulai dari prosesi penyembelihan hewan kurban, memasak, dan doa-doa.

Semua sesuai ajaran-ajaran Islam.

Bahkan, sebelum hewan-hewan disembelih, mereka dimuliakan dengan doa-doa.

Dimulai dengan bacaan basmalah, serta pisau digunakan tajam dan selalu bersih.

Ritual tersebut merupakan wujud nyata perpaduan tradisi masyarakat lokal dengan pengaruh ajaran Islam.

Warga yang tinggal di kampung tradisional ini hanya para keturunan dan keluarga Amaq Lokak Senaru.

Amaq Lokak Senaru merupakan tokoh yang bertugas sebagai pengasuh dan penjaga atau tetua kampung, yang secara khusus menjaga keseimbangan alam di wilayahnya.

Misalnya Amaq Lokak Senaru, bertanggungjawab menjaga kelestarian alam di wilayah Senaru.

Amaq Lokak ini dipilih dari garis keturunan dan kriteria lain, salah satunya sehat, tidak cacat fisik, cukup usia, dan garis keturunan.

Tonton juga:

Selain Amaq Lokak, dalam masyarakat adat di Bayan juga dikenal pembekel atau koordinator semua peranatan adat di wilayahnya.

Juga ada pande dan wali gumi, yang bertugas merencanakan semua acara baik, ritual maupun kegiatan penjagaan dan pelestarian di wilayahnya.

Juga dikenal toak turun atau sesepuh adat yang dihormati.

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Bukit Gado-gado, Tempat Asyik Berburu Sunset di Kota Padang

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Berjuluk Desa di Atas Awan, Intip Indahnya Desa Wae Rebo di NTT

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Fenomena Langka, Hari Tanpa Bayangan Terjadi di Bali pada 26-27 Februari 2021

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Harga Tiket Masuk Museum Jawi Sukoharjo Lengkap dengan Rute Menuju Lokasi

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Viral Video Pendaki Tersesat di Gunung Lawu Berhasil Selamat Dituntun Burung Jalak

(TribunTravel.com/Ratna Widyawati)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
LombokGunung RinjaniNusa Tenggara Barat Kelaq Sebie Sate Tanjung Kepulauan Gili Pulau Moyo Gili Meno Sate Pusut
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved