TRIBUNTRAVEL.COM - Wabah Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) berdampak luar bisa dalam industri penerbangan.
Banyak maskapai yang memberhentikan sebagain besar operasional armadanya hingga mengurangi jumlah kru yang bertugas.
Hal tersebut diambil sejalan dengan adanya penutupan akses dari sejumlah negara guna mengurangi penyebaran COVID-19.
Baca juga: 4 Pantai Paling Berbahaya di Dunia, Ada Serangan Ubur-ubur hingga Ombak yang Ganas
Seperti yang dialami oleh seorang pramugari maskapi terbaik di Dunia, Naila Hosni.
Kini, Naila banting setir dari pekerjaannya yang semula seorang pramugari menjadi barista.
Dilansir dari aerotime.aero, Selasa (23/2/2021), diceritakan sebelumnya bahwa Naila tidak pernah bermimpi menjadi seorang pramugari.

Ia memiliki gelar sarjana pemasaran, dan awalnya berencana menjadi konsultan desain interior.
Namun, takdir membawanya menjadi seorang pramugari pesawat komersial berbadan lebar.
Setelah mengunjungi open day recruitment maskapai penerbangan tanpa ada niat untuk melamar pekerjaan, Naila terpikat oleh presentasi tersebut.
Selang dua minggu kemudian, dia menghadiri acara lain dan bertekad untuk mendapat pekerjaan tersebut.
"Awalnya saya tidak memiliki rencana untuk menjadi pramugari, tetapi Emirates melakukan rekrutmen terbuka di Paris, kota asal saya. Saya tidak bisa membayangkan menjadi pramugari sebelumnya, tetapi setelah itu saya menyadari bahwa itu adalah sesuatu yang ditakdirkan untuk saya," kenang Naila Began.
Beberapa minggu setelah hari perekrutan, dia mendapat panggilan Emirates yang terkenal dan mengundangnya untuk bergabung dengan maskapai.
Dan di sini kehidupan Naila berubah total.
Segera setelah diterima sebagai pramugari, dia pindah ke pangkalan maskapai di Dubai di mana dia menghabiskan dua tahun melakukan perjalanan tanpa akhir ke tujuan eksotis dan menikmati keragaman budaya.
Namun, petualangan itu berakhir dengan tiba-tiba.
"Saya tinggal (di Dubai) selama dua tahun dan itu luar biasa. Saya sangat menikmati interaksi dengan orang-orang. Hubungan antara awak pesawat dan penumpang itu luar biasa. Saya menemukan tempat dan budaya baru setiap hari. Meskipun saya sudah pernah ke negara tertentu sebelumnya, setiap kali itu adalah perjalanan baru bagi saya dan saya merindukan perasaan itu. Saya akan mengatakan (Saya telah ke) lebih dari 20 tujuan berbeda di seluruh dunia. Itu adalah pengalaman hidup yang luar biasa," kata Naila.
Ketika pandemi COVID-19 mulai menghancurkan industri penerbangan, Naila diberhentikan dari maskapai dan dia mengatakan dirinya sangat terkejut setelah mendengar berita itu.
Mantan pramugari ini pun putus asa mencari pekerjaan di industri lain di Dubai tetapi usahanya sia-sia karena meningkatnya jumlah pengangguran saat itu.
"Kisah lucunya (bahwa karier saya) dimulai di Paris dan penerbangan terakhir yang saya lakukan adalah ke Paris. Sudah aneh dalam perjalanan pulang, pergi ke Dubai, sementara kami mengoperasikan penerbangan dengan sangat sedikit orang di pesawat. Saya tidak menyadari itu adalah penerbangan terakhir saya saat itu," ungkap Naila membagikan kenangannya.
Tonton juga:
"Saya sangat terkejut setelah kehilangan pekerjaan! Saya bertanya pada diri sendiri Mengapa saya? Mengapa tidak orang lain? apa yang akan aku lakukan? Pada saat yang sama, saya menemukan bahwa semuanya masuk akal. Mungkin memang seharusnya begini," lanjutnya.
Sambil memperhatikan bahwa situasi dengan peluang kerja di Dubai tidak berubah, ia mengambil rencana cadangan dan pindah kembali ke kota asalnya di mana dia berharap untuk memulai studinya dengan perspektif untuk menjadi koki kue.
Namun, ketika Naila kembali ke rumah, dia menyadari bahwa dirinya telah melewatkan tenggat waktu pengajuan aplikasi ke universitas.
Sehingga kini Naila menemukan pekerjaan di Jenewa sebagai barista di Starbucks.

"Dalam pekerjaan saya saat ini sebagai barista, saya suka membuat seseorang bahagia dengan memberi mereka minuman terbaik yang bisa saya buat," kata Naila.
Ia menambahkan, "Saya dalam masa percobaan dan menurut saya kopi saya tidak lebih baik dari barista yang telah bekerja di sana selama lima tahun. Tapi saya selalu belajar, meningkatkan diri, menjadi lebih baik setiap hari. Dan, sama seperti di pesawat, saya suka interaksi dengan pelanggan. Banyak orang datang ke Swiss, berbicara bahasa Inggris dan beberapa dari mereka memiliki aksen seperti yang biasa saya dengar dalam penerbangan ketika saya menjadi pramugari dan saya sangat menyukainya. "
Baca juga: Viral, Penumpang Ini Rekam Video Dramatis Detik-detik Mesin Pesawat Terbakar saat Terbang
Baca juga: Mesin Pesawat Ini Terbakar di Udara, Puing-puingnya Berjatuhan di Permukiman Penduduk
Baca juga: United Airlines Mendarat Darurat, Pesawat Boeing 777 Dilarang Terbang di Seluruh Dunia
Baca juga: Jangan Tidur saat Pesawat Lepas Landas dan Mendarat, Ini Alasannya
Baca juga: Pesawat Lion Air Balikpapan-Surabaya Mendadak Batal Terbang, Ini Penyebabnya
(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)