Breaking News:

Bukan Asteroid, Studi Baru Ungkap Kemungkinan Penyebab Punahnya Dinosaurus

Studi baru mengklaim bahwa dinosaurus mungkin punah bukan karena asteroid, melainkan potongan komet besar.

Flickr/ Jason Hullinger
Ilustrasi - Studi baru mengklaim bahwa dinosaurus mungkin punah bukan karena asteroid, melainkan potongan komet besar. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Studi baru mengklaim bahwa dinosaurus mungkin punah bukan karena asteroid, melainkan potongan komet besar.

Kelompok peneliti di Universitas Harvard sekarang percaya bahwa ada bukti sepotong komet menabrak Bumi 66 juta tahun yang lalu.

Komet itu kemudian menciptakan kawah Chicxulub, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan Senin di Scientific Reports.

Melansir laman People, dampak hantaman komet yang menciptakan kawah Chicxulub seluas 110 mil terletak di Semenanjung Yucatan.

Dampak tersebut dianggap sebagai sumber peristiwa kepunahan massal yang memusnahkan dinosaurus serta sebagian besar spesies lain di Bumi.

Studi baru ini menggunakan analisis statistik dan simulasi gravitasi untuk menentukan dari mana penabrak Chicxulub (asteroid atau komet) berasal, dan bagaimana ia bisa menghantam Bumi.

Baca juga: Kenapa Perjalanan Dinosaurus Sauropoda ke Greenland Butuh Waktu 15 Tahun?

Para ilmuwan telah lama percaya bahwa asteroid yang menyebabkan peristiwa tabrakan Chicxulub, tetapi peneliti Avi Loeb dan Amir Siraj mengungkapkan bahwa potongan komet besar berperiode panjang bisa menjadi penabrak.

Komet adalah potongan puing luar angkasa yang sebagian besar terdiri dari gas beku, sedangkan asteroid adalah bongkahan batu.

Asteroid biasanya ditemukan di Sabuk Asteroid, yang merupakan kelompok asteroid di antara orbit Mars dan Jupiter, menurut CNN .

Komet umumnya ditemukan lebih jauh di tata surya, melewati orbit Jupiter dan pada jarak yang lebih jauh dari matahari, menurut Scientific American .

Ilustrasi - Studi baru mengklaim bahwa dinosaurus mungkin punah bukan karena asteroid, melainkan potongan komet besar.
Ilustrasi - Studi baru mengklaim bahwa dinosaurus mungkin punah bukan karena asteroid, melainkan potongan komet besar. (earthsky.org)
2 dari 3 halaman

Kemungkinan statistik dari komet periode panjang yang mampu menghantam bumi dan menyebabkan peristiwa tabrakan Chicxulub adalah sekira satu dalam setiap 3,8 miliar hingga 11 miliar tahun, kata studi Harvard.

Loeb dan Siraj berteori bahwa sebuah komet dari awan Oort (sekelompok puing luar angkasa di tepi tata surya) terbentur oleh medan gravitasi Jupiter, membawanya mendekati matahari.

Siraj memberikan penjelasan kepada The Harvard Gazette dengan menyatakan:

"Pada dasarnya, Jupiter bertindak sebagai semacam mesin pinball. Jupiter menendang komet berperiode panjang ini masuk ke dalam orbit yang membuatnya sangat dekat dengan matahari. Komet-komet ini disebut pemakan matahari.

Ketika Anda memiliki penggembala matahari ini, bukan pelelehan yang terjadi, yang merupakan fraksi yang cukup kecil dibandingkan dengan massa total, tetapi komet itu sangat dekat dengan matahari sehingga bagian yang lebih dekat ke matahari terasa lebih kuat. Tarikan gravitasi dari bagian yang lebih jauh dari matahari sehingga menimbulkan gaya pasang surut.

Anda mendapatkan apa yang disebut peristiwa gangguan pasang surut sehingga komet besar yang sangat dekat dengan matahari ini pecah menjadi komet yang lebih kecil. Dan pada dasarnya, dalam perjalanan mereka keluar, ada kemungkinan statistik bahwa komet yang lebih kecil ini menghantam Bumi."

Studi tersebut mengatakan bahwa begitu komet dipecah oleh matahari, ia 10 kali lebih mungkin untuk menyerang Bumi.

“Makalah kami memberikan dasar untuk menjelaskan terjadinya peristiwa ini,” kata Loeb.

"Kami menyarankan bahwa, pada kenyataannya, jika Anda memecah sebuah objek saat mendekati matahari, hal itu dapat menimbulkan tingkat kejadian yang sesuai dan juga jenis dampak yang membunuh dinosaurus," ungkapnya.

Para peneliti menyarankan teori ini juga dapat menjelaskan penabrak yang menciptakan kawah Vredefort, yang merupakan kawah terbesar yang dikonfirmasi dalam sejarah Bumi

3 dari 3 halaman

Kawah Vredefort terbentuk di Afrika Selatan dua miliar tahun lalu.

Sealin itu, teori tersebut juga bisa menjadi penjelasan dari terbentuknya kawah Zhamanshin di Kazakhstan, yang merupakan kawah terbesar yang dikonfirmasi dalam 1 juta tahun terakhir

Baca juga: Fenomena Langka Penampakan Komet Neowise dan Wilayah yang Bisa Menyaksikannya

Baca juga: Keren! Para Ilmuwan Bangun Kembali Otak Dinosaurus dan Ungkap Temuan Mengejutkan

Baca juga: Bocah Ini Temukan Fosil Dinosaurus Berusia 69 Juta Tahun saat Mendaki Bukit

Baca juga: Kerangka T-Rex Pecahkan Rekor Lelang Dinosaurus, Terjual Rp 469 Miliar

Baca juga: 6 Fakta Unik Tentang Dinosaurus, Ayam Ternyata Keturunan Tyrannosaurus Rex

(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
luar angkasaasteroiddinosaurus Kue Bluder Kim Cua Museum PETA
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved