RIBUNTRAVEL.COM - Perayaan Tahun Baru Imlek selalu disambut meriah dengan berbagai tradisi unik.
Selain membersihkan dan menghias rumah, tradisi paling wajib saat merayakan Tahun Baru Imlek adalah berkumpul bersama keluarga.
Momen berkumpul bersama keluarga saat Imlek biasanya dihabisakan dengan menyantap berbagai hidangan khas Imlek.
Ada banyak sajian menu yang harus ada saat perayaan TahunBaru Imlek dan sati di antaranya ada yusheng.
Yusheng merupaka sajian penting yang tidak boleh luput karena memiliki makna dan nilai filososfis yang sangat tinggi.
Yusheng atau Yee sang sendiri adalah makanan berupa salad ikan segar dikombinasikan bersama irisan tipis berbagai sayuran, seperti wortel dan lobak.
Baca juga: Resep Yu Sheng, Salad Khas Perayaan Imlek yang Melambangkan Kemakmuran
Biasanya ikan yang digunakan dalam satu porsi yusheng adalah ikan tuna atau iakna salmon yang sudah dibumbui.
Bumbu yang digunakan di antaranya ada minyak wijen, minyak goreng, dan merica.
Makna Yusheng dan Sejarahnya

Berbagai hidangan khas imlek biasanya wajib ada karena memiliki nilai filososfis yang tinggi serta lambang sebuah harapan dan doa.
Tradisi mengkonsumsi yusheng pada saat perayaan Imlek konon katanya dimulai di Chaozhou dan Shantou sejak zaman Dinasti Song Selatan.
Jika dilihat dari aksara Tionghoa, yusheng bisa diartikan sebagai peningkatan dan kelimpahan, baik harta maupun keberuntungan.
TONTON JUGA:
Atau dengan kata lain menyantap yusheng sama dengan mengharapkan kelimpahan dan kemakmuran bagi penikmatnya.
Makna filosofis dalam yusheng juga dapat dilihat dari isiannya yang dihidangkan dalam porsi besar dan melimpah.
Biasanya yusheng terdiri dari 17 bahan, angka tersebut dipilih karena melambangkan rezeki bagi masyarakat Tionghoa.
Bahkan jika isian dalam yusheng tidak sampai mencapai angka tersebut, maka warga keturunan Tionghoa akan mencari isian dengan jumlah ganjil.
Tidak hanya itu, masing-masing bahan yang dimasukkan ke dalam yusheng juga punya makna atau perlambangan tersendiri.
Misalnya kacang giling, melambangkan emas dan perak, kemudian kerupuk melambangkan emas murni dan wijen melambangkan berkah rezeki.
Lebih lanjut lagi, yusheng juga diyakini sebagai simbol kebersamaan dan kekerabatan karena yusheng disajikan dalam porsi besar dan bisa dinikmati beramai-ramai.
Ritual Menyantap Yusheng
Yusheng merupakan kuliner khas perayaan Tahun Baru Imlek yang sangat unik dan khas.
Selain rasanya yang lezat, untuk menyantap yusheng juga terdapat ritual tersendiri dan biasa dilakukan secara beramai-ramai.
Tradisi ritual unik dalam menyantap yushen dalam masyarakata Tionghoa ini disebut juga dnegan lo hei.
Cara menyantap yusheng sendiri dimulai dengan semua anggota keluarga harus beriap terlebih dahulu dengan duduk mengelilingi meja makan.
Masing-masing anggota keluarga tersebut bersiap sambil memegang sumpit, kemudian menuangkan saus plum untuk bumbu salad yusheng.
Setelah saus plum ini dituangkan, smua anggota keluarga dipersilahkan untuk memanjatkan doa bersama-sama dengan suara keras.
Kmudian riual selanjutnya adalah semua anggota keluarga dalam satu meja tersebut harus mengaduk & melemparkan yusheng setinggi-tingginya dengan sumpit.
Konon dengan mengangkat yusheng setinggi-tingginya, semua doa dan harapan akan memiliki kesempatan yang tinggi untuk terkabulkan.
Tidak hanya itu mengangkat yusheng dengan tinggi juga diharapkan agar mendapat kelimpahan, keberuntungan dan derajat yang tinggi.
Dalam ritual pengadukan yusheng inilah momen seru bersama keluarga yang paling dinanti saat perayaan Imlek.
Hal tersebut biasanya akakn membangun keakraban dan tawa yang hangan dari semua anggota keluarga.
Baca juga: Berburu Jajanan Khas Imlek di Pecinan Bogor, Ada Kue Keranjang yang Dibungkus Daun Pisang
Baca juga: 5 Makanan Ini Wajib Tersaji saat Perayaan Imlek, Lumpia Dianggap Simbol Kemakmuran
Baca juga: 5 Kuliner Enak di Gang Lombok Selain Lumpia, Lokasinya Dekat Klenteng Tay Kak Sie, Semarang
Baca juga: Berburu Kue Keranjang Legendaris Khas 5 Daerah di Indonesia, Buat Perayaan Imlek Lebih Bermakna
Baca juga: 9 Hidangan Khas Imlek yang Diyakini Bawa Keberuntungan, Ada Jeruk hingga Ronde
(TribunTravel/Zainiya Abidatun Nisa')