Breaking News:

Travel Bubble Australia dan Selandia Baru Ditutup Selama 72 Jam Akibat Kasus Covid-19 Baru

Australia menutup sementara gelembung perjalanannya (travel bubble) dengan Selandia Baru selama 72 jam akibat kasus Covid-19 baru.

Flickr/ Gwydion M. Williams
Australia harus menutup sementara gelembung perjalanannya (travel bubble) dengan Selandia Baru. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Selandia Baru melaporkan kasus pertama Covid-19 dalam beberapa bulan setelah seorang pelancong baru-baru ini pulang dari Australia.

Alhasil, Australia harus menutup sementara gelembung perjalanannya (travel bubble) dengan Selandia Baru.

Melansir laman Travel + Leisure, Selasa (26/1/2021), ada seorang pelancong wanita yang berusia 56 tahun telah kembali ke Selandia Baru pada 30 Desember 2020.

Wanita itu diketahui telah menjalankan karantina selama 2 minggu, di mana ia sudah 2 kali dites negatif untuk Covid-19.

Pada hari Minggu (24/1/2021), dipastikan bahwa wanita itu tertular jenis virus baru yang baru-baru ini terdeteksi di Afrika Selatan.

Akhirnya, gelembung perjalanan ditangguhkan selama 72 jam mulai Senin (25/1/2021).

Baca juga: Maskapai Emirates Menangguhkan Seluruh Penerbangan ke 3 Kota Besar di Australia

"Ini akan dilakukan atas dasar kewaspadaan yang tinggi sementara waktu agar lebih banyak yang dipelajari tentang peristiwa dan kasusnya," kata Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt.

Semua pelancong dari Selandia Baru yang telah tiba di Australia sejak 14 Januari 2021 diharuskan mengisolasi diri di rumah sampai mereka menerima hasil tes Covid-19 negatif.

Sydney Opera House, Australia
Sydney Opera House, Australia (Flickr/ John)

Semua kedatangan dalam 72 jam ke depan akan diminta untuk segera memasuki karantina di hotel.

Pihak berwenang percaya bahwa wanita tersebut kemungkinan terinfeksi oleh orang lain yang kembali ke negara itu dan tinggal di fasilitas karantina.

2 dari 2 halaman

Mereka sedang menyelidiki apakah virus bisa menyebar melalui ventilasi gedung atau sistem pendingin udara.

Otoritas kesehatan menemukan 15 orang yang melakukan kontak dengan wanita itu, semuanya sudah menjalani tes Covid-19.

Hingga saat ini, belum ada kasus lain dari virus yang dilaporkan.

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern mengatakan kepada TVNZ bahwa dia percaya pada sistem dan proses negaranya, tetapi itu adalah keputusan Australia tentang bagaimana mereka mengelola perbatasan mereka.

Selandia Baru adalah salah satu negara yang paling berhasil menahan penyebaran Covid-19.

Ini adalah kasus pertama yang dilaporkan di negara itu sejak November 2020 lalu.

Secara total, Selandia Baru melaporkan 2.288 kasus virus yang dikonfirmasi dan 25 kematian, menurut Universitas Johns Hopkins.

Jenis virus Afrika Selatan diyakini sekira 50 persen lebih menular dan sejauh ini telah dilaporkan di setidaknya 20 negara.

Baca juga: Maskapai Emirates Menangguhkan Seluruh Penerbangan ke 3 Kota Besar di Australia

Baca juga: Kebakaran Hutan Australia Hanguskan Kawasan Wisata Populer Pulau Fraser

Baca juga: Tak Patuhi Aturan, Turis Ini Tewas Setelah Jatuh dari Tebing di Kawasan Wisata Australia

Baca juga: Remaja di Selandia Baru Tewas Akibat Serangan Hiu, Jadi Kasus Pertama dalam 8 Tahun Terakhir

Baca juga: Potret Uniknya Bandara Gisborne Selandia Baru, Ada Jalur Kereta Api Melintas di Tengah Landasan Pacu

(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
travel bubbleAustraliaSelandia BaruTribunTravel.com Fomepizole HBF Park Anthony Albanese
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved