TRIBUNTRAVEL.COM - Siapa yang tak tahu dengan Gunung Tangkuban Perahu?
Gunung yang sering dikaitkan dengan cerita rakyat Sangkuriang ini terletak di Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Dikisahkan, seorang anak kecil bernama Sangkuriang hidup bersama ibunya Dayang Sumbi dan seekor anjing.
Suatu hari, Sangkuriang yang lapar pun membunuh anjingnya.
Baca juga: Gunung Tangkuban Parahu Dibuka Kembali untuk Kunjungan Wisatawan
Mengetahui itu, Dayang Sumbi marah lantaran konon Anjing itu adalah ayah Sangkuriang.
Dayang Sumbi kemudian mengusir Sangkuriang.
Bertahun-tahun berlalu, keduanya dipertemukan saat Sangkuriang sudah dewasa dan Dayang Sumbi masih awet muda.
Keduanya pun saling jatuh cinta hingga suatu hari Dayang Sumbi terlambat menyadari jika Sangkuriang adalah anaknya.
Sumbi pun mencoba berbagai cara untk berpisah.
Ia menyuruh Sangkuriang untuk membuat perahu yang besar dan harus selesai sebelum fajar.
Sangkuriang pun menurutinya.
Namun menjelang fajar, ibunya menganggap waktu nya habis.
Sangkuriang marah dan menendang perahu itu hingga menjadi Tangkuban Perahu.
Di sisi itu, Gunung Tangkuban Perahu sendiri memiliki sejarah geologinya.
Sejarah Geologi Tangkuban Perahu
Dilansir dari vsi.esdm.go.id, Gunung Tangkuban Perahu terbentuk dari Kaldera Gunung tertua di Indonesia yakni Gunung Sunda.
Sejarah Gunung Tangkuban Perahu dimulai dengan adanya komplek gunung api tua yang disebut komplek Gunung Sunda.
Komplek Gunung Sunda adalah sebuah gunungapi majemuk yang terdiri atas tiga buah gunungapi, dua di antaranya telah padam dan yang ketiga yaitu Tangkuban perahu masih aktif (Hadisantono, dkk., 1983, dan Kusumadinata, 1979).
Gunungapi ini dibangun di atas batuan dasar sedimen berumur Neogen (Bemmelen, 1949).
Dalam sejarah geologi G. Sunda berumur relatif muda.
Beberapa dari dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di daerah ini dapat diukur dalam ribuan tahun.
Suatu periode kegiatan vulkanik (gunungapi) baru dimulai di sebuah komplek sebelah utara Bandung dalam kurun waktu kuarter.
Di sebelah barat sebuah gunung api besar (G. Sunda) terbentuk, sedangkan di sebelah timur kegiatan vulkanik terletak di daerah Bukit Tunggul, Pulusari, dan G. Cangak.
Tonton juga:
Adapun umur periode gunungapi ini ditentukan oleh tulang-tulang mamalia besar seperti badak, spesies hipopotamus, kerbau, antelop dan kijang yang terjebak dalam lahar.
Dari fosil-fosil ini diketahui bahwa vulkanisme berlangsung dalam kurun waktu Plistosen Tua (Bemmelen, 1949).
Artikel ini telah tayang di Tribun Jateng dengan judul Tangkuban Perahu Dikaitkan dengan Cerita Rakyat Sangkuriang, Ini Sejarah Geologinya
Baca juga: The Lodge Maribaya Lembang, Wisata Camping Asyik untuk Libur Akhir Tahun 2020
Baca juga: Mengenal Klenteng Hong Tiek Hian, Klenteng Tertua di Indonesia yang Ada di Surabaya
Baca juga: TWA Tangkuban Parahu Kembali Dibuka, Wisatawan Bisa Kunjungi Kawah Ratu
Baca juga: Status Turun Menjadi Normal, Gunung Tangkuban Parahu Sudah Dibuka untuk Umum
Baca juga: Gunung Tangkuban Parahu Erupsi Lagi, Kolom Abu Setinggi 180 Meter dari Dasar Kawah