TRIBUNTRAVEL.COM - Polisi menangkap satu staf Bandara Mumbai, India, dan dua kaki tangannya atas penipuan karantina COVID-19, dilaporkan Times of India.
Staf tersebut diketahui mematok tarif 55 dolar AS (Rp 771 ribu) kepada penumpang yang ingin melewati karantina dan memalsukan dokumen masuk.
Polisi juga menyita 1.913 dolar AS (Rp 26,8 juta), 200 Riyal Saudi (Rp 747 ribu), catatan dokter, dan stempel karet palsu yang digunakan untuk mengesahkan karantina mandiri bagi penumpang yang datang.
Barang-barang yang disita menjadi bukti bahwa para penipu menggunakan stempel palsu untuk menyatakan penumpang memenuhi syarat untuk karantina mandiri.
Baca juga: 5 Tempat di Dunia yang Melarang Pesawat Terbang di Atasnya, Termasuk Kabah di Mekkah
Tersangka Lain
Staf tersebut sebelumnya bekerja untuk kantor pemerintahan lain tetapi dipindahkan ke Bandara Mumbai untuk menangani masuknya wisatawan mengikuti aturan baru.
Dia telah bekerja di sana sejak 23 Desember 2020 dan memeriksa penumpang dari Dubai, Kuwait, dan Amerika Serikat (AS).
Ini membuka kesempatan untuknya mengumpulkan suap dari penumpang.
Mempertimbangkan jumlah uang yang disita, kemungkinan ada puluhan orang yang melewati karantina mandiri dengan menggunakan jasanya.
Saat ini polisi sedang menyelidiki masalah tersebut dan memeriksa apakah ada pejabat lain yang terlibat.
Aturan Karantina Mumbai

Dilansir dari Simple Flying, Kamis (21/1/2021), Mumbai menambahkan aturan karantina wajib pada Desember 2020 setelah penyebaran strain baru COVID-19 di Inggris.
Pembatasan tersebut membuat semua penumpang yang datang dari Eropa dan Timur Tengah harus menjalani karantina hotel selama tujuh hari (dengan biaya sendiri) bersama dengan tes negatif di akhir masa karantina.
Tidak sampai situ, penumpang yang baru datang juga wajib melakukan karantina mandiri lagi selama tujuh hari.
Penerbangan Internasional Lambat Pulih
Sementara pasar domestik India telah pulih dengan relatif baik, penerbangan internasional tidak seberuntung itu.
Pembatasan perbatasan di India dan luar negeri berarti hanya segelintir pelancong yang dapat terbang akhir-akhir ini, meskipun tujuan wisata seperti Male dan Dubai telah mengalami permintaan yang tinggi.
Namun, kemunculan jenis COVID-19 Inggris yang baru telah menyebabkan lalu lintas turun sekali lagi.
Sejak itu, penerbangan dari Inggris yang biasanya merupakan pasar yang ramai, telah dipotong setengah dan permintaan turun drastis.
Tonton juga:
Namun, India juga mulai meluncurkan dua vaksin COVID-19 di seluruh negeri minggu ini, meningkatkan harapan pemulihan di industri penerbangan.
Meskipun lalu lintas bisa memakan waktu bertahun-tahun sebelum mencapai level 2019, beberapa bulan ke depan akan melihat pertumbuhan yang kuat dibandingkan tahun 2020.
Baca juga: Rumah Pohon Ini Menjadi Airbnb Terpopuler di New York
Baca juga: Pastikan Ukuran Tas Jinjing Sesuai Aturan, 2 Kru Maskapai Ini Diserang 3 Penumpang Secara Brutal
Baca juga: Taruhkan Nyawa saat Beri CPR ke Penumpang Sekarat COVID-19, Pria Ini Diberi Voucher Rp 2,8 Juta
Baca juga: 6 Perilaku Menyebalkan Penumpang Pesawat, Termasuk Bercanda Bawa Bom
Baca juga: Ambil Kayu Panjang Umur di Gunung Dempo, 10 Pendaki Kena Sanksi Blacklist Selama 3 Tahun
(TribunTravel.com/Ratna Widyawati)