TRIBUNTRAVEL.COM - Sebelum Covid-19 melanda dunia dan menghentikan hampir seluruh perjalanan, Amos Ananda Yeo merupakan seseorang yang memimpin gaya hidup jet-setter.
Ia adalah seorang perancang busana profesional yang memiliki jam terbang tinggi dan sering bepergian antara Singapura, Korea, Jepang hingga Vietnam untuk mengurus label streetwear milknya, yakni Amos Ananda.
Namun, selama 4 tahun terakhir ia sudah berbasis di Shenzhen, China di mana ia menjalankan studio desain dan pabrik produksi garmen.
Pada Januari 2020, Amos kembali ke Singapura ketika wabah Covid-19 mulai tak terkendali di China.
Pria berusia 31 tahun itu memilih untuk pulang ke Singapura demi putri kecilnya bernama Kirsten yang berusia 4 tahun.
"Saya memiliki semua dokumen yang diperlukan untuk terbang kembali ke China, namun saya tidak ingin mengambil risiko," tutur Amos dikutip dari todayonline.com.
Baca juga: Corn Dog, Pajeon, dan 7 Jenis Gorengan dari Berbagai Negara di Dunia
"Saya mengorbankan banyak proyek di China, tetapi saya tidak berpikir akan kembali dalam waktu dekat," tambahnya.
Pandemi Covid-19 yang hingga kini masih terus berlangsung di seluruh dunia sangat mempengaruhi bisnis Amos.
"Sejak Februari hingga Agustus 2020, sama sekali tidak ada penghasilan yang 'banyak', sebab proyek dan fashion show saya ditunda bahkan dibatalkan," terangnya.
Istrinya, Laura Ooi (32) yang juga seorang pramugari, pekerjaannya terganggu karena sebagian besar penerbangan ditiadakan akibat pembatasan perjalanan.
Untuk mendukung keluarga kecil mereka, pasangan ini lantas memutuskan untuk memulai bisnis rumahan dengan menjual hei piah, sajian gorengan bergaya Hokkian dengan udang utuh dan kerang.
TONTON JUGA:
Mulanya, mereka berencana untuk membuka kafe bertema streetwear yang diberi nama Baby Amos di Joo Chiat pada Maret lalu, namun gagal.
"Saya memutuskan untuk tidak melanjutkannya dan menjual hei piah sebagai gantinya," kata Amos.
"Dengan adanya Covid-19, saya hanya ingin berhati-hati dan mengambil hal-hal selangkah demi selangkah," lanjutnya.
Resep hei piah sendiri berasal dari sang ibu yang telah bekerja sebagai pedagang asongan selama 18 tahun terakhir.
"Ini favorit kami selama bertahun-tahun," kata Amos yang kemudian belajar membuat hei piah dengan sang istri dari ibunya.
Karena ide ini berasal dari keluarga, pasangan ini memutuskan untuk menamai bisnis mereka dengan Hei Piah Family.
Hei Piah Family menjual gorengan udang yang disebut oleh Amos sebagai "kotak hei-ppiness" melalui media sosial Instagram.
Pelanggan bisa memilih untuk membeli hei piah yang dimasak beku atau frozen juga hei piah yang sudah siap makan.
Mereka menjual hei piah mulai dari 16 dolar Singapura atau setara dengan Rp 170 ribu hingga 70 dolar Singapura atau Rp 750 ribu.
Mulanya, Laura lah yang memasak seluruh pesanan hei piah mereka.
Namun, Laura kemudian mendapatkan pekerjaan baru sehingga Amos harus mengambil alih penggorengan.
Amos yang tidak memiliki pengalaman dalam memasak pun lalu berlatih agar bisa memasak.
"Kami banyak berlatih, tetapi saya pikir kami menguasainya dengan cepat," ucapnya sambil berseloroh.
Hei piah yang dimasak oleh Amos dikirim dikemas sedemikian rupa sehingga tetap hangat saat sampai ke pelanggan.
Dibandingkan dengan hei piah tradisional yang biasanya berukuran besar, Amos membuat hei piah versinya sedikit lebih kecil.
"Sebagian besar pelanggan saya membelinya sebagai camilan untuk pertemuan atau teman minum bir," katanya.
Selain itu, ia juga memodifikasi resep keluarganya dari hei piah yang halus menjadi hei piah yang lebih krispi.
Amos merasa bahwa pandemi telah mengubah gaya hidupnya secara drastis.
"Sebelum Covid-19 terjadi, kami sudah memiliki rencana untuk pergi ke Jepang satu minggu dan Vietnam di minggu berikutnya. Namun, kini saya menjual makanan dan melakukan pengiriman," ucapnya sambil tertawa.
Namun, Amos masih memiliki pekerjaan desain di mana klien perusahaannya meminta dirinya untuk memproduksi masker wajah.
Tak hanya itu, Amos juga memiliki klien selebriti Singapura, yakni Dasmond Koh dan Vincent Ng yang memesan masker darinya.
"Aku beruntung. Bisnis telah perlahan-lahan kembali normal. Kami sekarang sedang mempersiapkan fashion show kami di Harbin. Namun, belum kembali normal, hanya sedikit lebih baik," pungkas Amos.
Baca juga: Staf Japan Airlines Beralih Profesi Jadi Gadis Kuil, Ada Apa?
Baca juga: Viral, Penumpang Mabuk Ini Serang Pramugari dan Sebabkan Kekacauan di Pesawat
Baca juga: Potret Mewahnya Kabin Ekonomi Premium Milik Emirates, Kursi Lebih Luas dan Desain Berkelas
Baca juga: Suka Gorengan? Yuk Cobain Curry Puff, Camilan Khas Singapura di Kopi Bareto Bogor
Baca juga: Viral di Medsos Gorengan Cah Ayu Jogja di Jalan Kaliurang, Ini Awal Mulanya