TRIBUNTRAVEL.COM - Pernahkah traveler mendengar nama Pulau Kauai?
Pulau ini merupakan bagian dari kepulauan Hawaii.
Jika di Jepang ada pulau yang dihuni ribuan kelinci dan kucing, di Hawaii ada yang tak kalah unik.
Berbeda dengan pulau umumnya memiliki penduduk manusia lebih banyak, Pulau Kauai di Hawaii justru menjadi rumah bagi ribuan ayam liar.
Selain terkenal karena tingginya populasi ayam, Pulau Kauai juga terkenal akan keindahan pantai dan panorama alamnya.
Keberadaan ayam liar di Pulau Kauai konon memiliki hubungan sejarah panjang dengan penduduk manusia di pulau itu.
Ayam liar di pulai ini bisa dijumpai dari pantai Lumbahai yang masih alami,di bandara, pom bensin, bahkan tempat parkir di sisi jalan perkotaan.
Ayam-ayam itu berkeliaran dengan bebas.
Mereka telah beradaptasi dengan kehidupan di surga bahari pulau di Hawaii ini.
Mulai dari makan sampah dan makanan kucing, hingga bergantung pada turis untuk memberi mereka makanan.
Inilah yang membuat hubungan antara ayam liar di Pulau Kauai dengan manusia cukup dekat.
Namun di sisi lain, tidak semua orang setuju dengan tingginya populasi ayam di Hawaii.
Ayam-ayam ini berkokok 24 jam sehari, merusak dedaunan dan rumput, bahkan menghancurkan taman.
Lalu, sejak kapan Pulau ini menjadi surga bagi ayam liar dan bagaimana awal mulanya?
Dikutip TribunTravel dari laman Odditycentral, jika kamu menanyakan hal ini pada penduduk setempat, mereka akan menceritakan tentang badai Iwa (tahun 1982) dan Iniki (1992).
Badai ini menghancurkan ratusan kandang ayam, membiarkan hewan-hewan itu lepas di alam liar untuk berkembang biak.
Data memang menunjukkan jumlah ayam liar meningkat setelah badai, tetapi jawaban ini rasanya masih kurang cukup memuaskan.
Sebenarnya, Kauai telah menjadi rumah bagi ayam liar (moa) selama lebih dari seribu tahun.
Mereka dibawa ke pulau itu oleh navigator Polinesia, yang telah hidup berdampingan dengan fauna asli sejak saat itu.
Ketika itu ayam peliharaan banyak yang lari dari kandangnya dan mereka hidup di alam liar kemudian berkembang biak.
Seperti populasi burung di Hawaii, moa dilindungi sebagai bagian penting dari alam.
Tidak banyak orang yang dapat membedakan antara moa asli dan ayam peliharaan serta hibrida.
Warga dan wisatawan Pulau Kauai biasanya menghindari tindakan melukai ayam.
Itulah alasan mengapa burung-burung ini betah di Pulau Kauai, mereka tidak memiliki predator alami, dan orang jarang menyentuh mereka.
Mungkin kamu bertanya-tanya, apakah orang-orang tidak ada yang mencoba menangkap dan memasaknya secara diam-diam?
Rupanya, daging ayam liar Kauai terkenal keras, sehingga menginspirasi pepatah warga lokal yang cukup lucu, yang berbunyi "jika kamu suka makan ayam, masak air sampai mendidih pada dua panci. Panci pertama, masukkan batu dan panci kedua masukkan moa (ayam liar). Setelah batu selesai dimasak, moa pun siap untuk disantap."
Ayam liar telah menjadi bagian dalam kehidpan masyarakat Kauai.
Meski tak jarang infrastruktur terkena kotoran ayam sepanjang waktu, atau pengendara secara tidak sengaja menabrak ayam jantan saat mengemudi, dan dibangunkan oleh alarm alami sebelum fajar.
Tonton juga video yang mengulas kehidupan di Pulau Kauai di sini. (*)
Baca juga: Jangan Bawa 6 Jenis Barang Ini Masuk ke Kabin Pesawat
Baca juga: Aktivitas Penerbangan Turun, Kematian Akibat Kecelakaan Pesawat Justru Naik di Tahun 2020, Kok Bisa?
Baca juga: Ngeri, Foto Terakhir yang Diambil Beberapa Detik Sebelum Seorang Pria Jatuh dari Tebing Air Terjun
Baca juga: 8 Penemuan Luar Angkasa Selama 2020, Termasuk Gumpalan Sinar-X Meledak dari Bima Sakti
(TribunTravel/tyas)