TRIBUNTRAVEL.COM - Jepang terus-menerus menemukan cara baru untuk membuat hidup penduduknya lebih nyaman melalui teknologi terbaru.
Terkadang solusi yang mereka dapatkan cukup unik dan belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Satu teknologi baru yang tengah menjadi viral adalah batu nisan dengan teknologi bluetooth.
Di Pemakaman Yachiyo Yukyu no Sato di Prefektur Chiba, batu nisan yang disebut Hikari memiliki layar elektronik, yang memungkinkan pelayat mengaktifkan teknologi batu nisan BLE (Bluetooth Low Energy).
Melansir dari Soranews, cara kerja batu nisan Bluetooth ini cukup sederhana.
Saat mendekati batu nisan, kamu akan melihat tampilan nama, tanggal kematian dan sebagainya dari orang yang kamu cintai.
Setelah kamu pergi, layar pada batu nisan akan kembali ke pengaturan default.

Beberapa dari kamu mungkin bertanya-tanya, "Mengapa batu nisan bahkan membutuhkan bluetooth?"
Lagi pula, kamu tidak akan menggunakannya sebagai pengeras suara darurat untuk memainkan beberapa lagu.
Alasan di balik penemuan baru ini jauh lebih praktis.
Harga batu nisan di Jepang untuk individu atau perseorangan cukup mahal.
Biayanya bisa sampai 7 juta yen setara Rp hingga tujuh juta yen setara Rp 595 juta.
Tingginya biaya batu nisan individu membuat banyak orang memilih menggunakan batu nisan bluetooth yang bisa digunakan beramai-ramai.
Bagi mereka yang meninggal tanpa anggota keluarga di dekatnya, atau mereka yang tidak mampu membeli sebidang tanah untuk membuat batu nisan keluarga mereka sendiri, batu nisan komunal atau bluetooth jauh lebih murah.
Sebab batu nisan bluetooth bisa digunakan oleh banyak orang dari keluarga yang berbeda.

Dan meskipun ini hemat biaya dan menghemat banyak ruang di negara yang sudah penuh sesak, bagi mereka yang ingin berkabung untuk orang yang mereka cintai, kuburan komunal bisa jadi agak impersonal.
Namun, karena batu nisan Hikari bersifat elektronik, pelayat bisa lebih fleksibel dengan apa yang bisa ditampilkan di layar.
Staf Hikari dapat membantu membuat dan mendaftarkan data bluetooth sesuka pengguna.
Batu nisan elektronik Hikari dihargai sekira 290.000 yen setara Rp 39,7 juta.
Meskipun harganya tidak cukup murah, namun dibanding batu nisan individu jauh berbeda.
Tak Ingin Dibenci Penduduk Lokal? Jangan Pernah Ucapkan 5 Kata Ini saat Liburan ke Jepang
Jepang tidak cuma terkenal akan tempat wisatanya yang unik.
Jepang juga terkenal akan penduduknya yang ramah.
Meski ramah, ada beberapa aturan yang harus kamu tahu sebelum memulai percakapan dengan penduduk lokal Jepang.
Seperti tidak menyebutkan kata-kata yang dianggap kasar dan buruk.
Dilansir TribunTravel dari laman wasa-bi.com berikut 5 kata kata yang tidak boleh kamu ucapkan saat liburan ke Jepang.
1. キモい / Kimoi
Kimoi pada dasarnya berarti "kotor", tetapi menjadi jauh lebih ofensif dan menyakitkan jika kamu menggunakannya untuk menggambarkan seseorang.
Tidak masalah untuk menggunakannya ketika melihat sesuatu yang benar-benar menjijikkan.
Kamu dapat menggunakannya untuk menggambarkan sesuatu yang mengganggumu - apapun itu selain orang.
Tetapi sekali lagi, itu terdengar sangat ofensif jika mengatakannya kepada seseorang.
Bahkan jika kamu mendengar orang menggunakan frasa ini, kamu mungkin sebaiknya tidak menggunakannya sama sekali.
2. ウザい / Uzai

Uzai adalah kata yang sangat umum, bahkan untuk orang dewasa.
Itu berarti "menjengkelkan" atau "menyusahkan".
Kata ini tidak terlalu ofensif atau tidak tepat, tetapi kamu mungkin tidak boleh menggunakannya.
Uzai juga digunakan untuk apa pun yang mengganggumu.
Kedengarannya lebih lembut dari pada kimoi, tapi masih tidak bagus.
3. 死ね / Shine

Shine berarti "mati".
Kami pikir ini adalah kata terburuk yang bisa kamu katakan dalam bahasa Jepang.
Kamu sering mendengarnya saat menonton anime dalam bahasa Jepang, tetapi ini digunakan ketika pembunuhan benar-benar terjadi di anime, jadi tidak masalah di sana.
Namun, jika kamu menggunakannya di Jepang, kata ini dianggap sangat buruk.
4. くそ / Kuso

Kuso berarti "sial", dan ada banyak cara untuk menggunakan kata ini.
Ini digunakan seperti "f ** k", meskipun tidak banyak orang menggunakannya, karena orang Jepang umumnya tidak suka bersumpah serapah.
Kamu bisa mengatakan "Kuso!" Seperti "F ** k!" ketika terjadi apa-apa.
Kuso-yarou berarti "perempuan jalang", "pengisap", atau sesuatu seperti itu.
Kamu juga dapat menggunakannya untuk menekankan apa yang ingin kamu katakan.
Misalnya, "atsui" berarti panas dalam bahasa Jepang, dan "Kuso atsui" berarti "f ** king hot".
5. キチガイ / Kichigai
Kichigai berarti seseorang yang gila atau cacat mental, kebanyakan digunakan oleh anak muda.
Ini juga terdengar sangat ofensif, seperti "terbelakang".
Dulu digunakan selama Perang Dunia untuk orang-orang yang memiliki masalah mental yang sebenarnya karena perang.
Kata ini menjadi umum lagi sekarang karena orang mulai menggunakan di internet.
Bagaimanapun, jangan gunakan kata ini juga.
Baca juga: Tak Ingin Dibenci Penduduk Lokal? Jangan Pernah Ucapkan 5 Kata Ini saat Liburan ke Jepang
Baca juga: Burger King Jepang Luncurkan Whopper dengan Patty Tanpa Daging, Burger yang Ramah Vegetarian
Baca juga: 5 Fakta KFC, Disebut Kentucky Christmas Karena Jadi Makanan Wajib saat Natal di Jepang
Baca juga: Cerita Keluarga dari Jepang Tinggal Serumah dengan Buaya Selama 40 Tahun dan Sering Ajak Jalan-jalan
Baca juga: 10 Etika yang Harus Kamu Patuhi saat Liburan ke Jepang, Jangan Ambil Foto Sembarangan
Ambar Purwaningrum/TribunTravel