TRIBUNTRAVEL.COM - Baru-baru ini viral video yang menunjukkan drone penyembur api membakar habis sarang lebah di daerah Zhong China.
Tindakan ini dilakukan oleh sukarelawan dari Tim Penyelamat Langit Biru karena banyaknya penduduk desa yang meninggal akibat sengatan tawon dan lebah.
Dalam rekaman video yang diunggah di media sosial oleh Tim Penyelamat Langit Biru, menunjukkan sebuah drone dinyalakan dari jarak jauh dan diluncurkan ke udara.
Penerbangan drone ini diujicobakan pertama kali untuk terbang menuju pohon tinggi, di mana sarang tawon dipasang di cabang cabang yang lebih tinggi.
Drone kemudian melayang sejajar dengan sarang dan menembakkan semburan api langsung ke sarang.
Meskipun demikian, sarangnya tidak langsung terbakar dan perlu upaya kedua untuk membuatnya terbakar sepenuhnya.
Baca juga: Diserang Kawanan Lebah, 2 Pesawat Ini Terpaksa Tunda Penerbangan hingga 1 Jam

Dengan dibakarnya sarang ini, mereka berharap agar tidak ada lagi korban jiwa akibat serangan tawon dan lebah.
Dilaporkan dalam Dailystar, Minggu (13/12/2020), Blue Sky Rescue Team adalah organisasi kemanusiaan non-pemerintah terbesar di China dan membeli serta menyesuaikan drone penyembur api seharga 80.000 yuan atau setara kurang lebih Rp 171 juta.
Ketika sarang itu direduksi menjadi abu yang membara, penduduk desa langsung bertepuk tangan dan memberikan pujian kepada tim penyelamat sukarelawan.
"Sekarang kami tidak perlu khawatir disengat tawon," kata seorang warga.
Bahaya tawon mendapat perhatian besar media di China ketika 19 orang meninggal karena sengatan hanya dalam waktu tiga bulan di Ankang, provinsi Shaanxi, China Daily melaporkan.
Dokter Guo Dongyang mengatakan kepada outlet mengatakan, "Orang yang disengat tawon parah dapat menderita gagal ginjal, gagal hati, dan cedera jantung dan mungkin mati dalam satu atau dua jam tanpa pengobatan tepat waktu."
TONTON JUGA:
Chen Changlin, seorang petani di Ankang, mencoba menyelamatkan seorang ibu dan putranya dari sekumpulan tawon dan disengat ratusan kali dalam prosesnya.
Sayangnya, ibu dan putranya meninggal dan Chen menjalani cuci darah karena racun tawon membuatnya mengalami gagal ginjal.
Dia menuturkan, "Saya sedang bertani pada saat itu dan bergegas untuk membantu seorang ibu dan putranya, yang dikelilingi oleh tawon di dekatnya."
"Tapi tawon itu menyengat saya selama hampir tiga menit, dan saya harus lari lebih dari 200 meter untuk melarikan diri."
Cina adalah rumah bagi lebih dari 100 spesies tawon, yang sebagian besar tidak berbahaya bagi manusia, tetapi juga lebah raksasa Asia yang sangat berbahaya dan tumbuh subur di hutan pedesaan.
Spesies ini dikenal sebagai satsujin suzumebachi atau "lebah pembunuh" di Jepang karena ketenarannya.
Baca juga: Ternyata Lebah Bisa Sebabkan Masalah Penerbangan hingga Ancam Keselamatan
Baca juga: Bar di London Ini Ciptakan Suasana Ala Botani Lengkap dengan Bartender Berkostum Peternak Lebah
Baca juga: Wanita Ini Mengeluh Sakit Mata, Setelah Diperiksa Dokter Temukan Empat Lebah Bersarang di Mata
Baca juga: Jual Madu dengan Lebah Mati di Dalamnya, Produsen Madu di Jepang Picu Kontroversi
Baca juga: Thepprasit Honey Mature, Madu Unik Khas Thailand yang Lebahnya Diberi Makan Tanaman Opium
(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)