TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah kapsul berisi sampel asteroid berhasil mendarat dengan sempurna di pedalaman Australia Selatan.
Sampel ini dibawa oleh pesawat luar angkasa Hayabusa 2 Jepang yang diambil dari Asteroid Ryugu.
Asteroid Ryugu berjarak sekitar 11,76 juta kilometer dari Bumi dan diambil sampelnya pada Februari dan Juli tahun lalu.
News.com.au melaporkan, kapsul sampel asteroid tersebut mendarat di Woomera, Australia Selatan pada Minggu pagi setelah menempuh jarak lebih dari 5,25 miliar kilometer.
Baca juga: VIDEO Detik-detik Seekor Kucing Bisa Temukan CCTV Pendeteksi Gerakan
Pada 04.31 pagi AEDT, Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang mengonfirmasi semua operasi yang terkait dengan pemasukan kembali kapsul telah berakhir.
"Operasi itu sempurna. Kami sekarang akan beralih ke operasi observasi ilmiah, dan mengamati bumi dan bulan dengan instrumen ilmiah," tulis agensi di Twitter.
Ini adalah sampel asteroid bawah permukaan pertama yang kembali ke Bumi dan dapat membantu para ilmuwan memahami bagaimana kehidupan terbentuk di sini.
Kapsul tersebut menjadi bola api saat memasuki atmosfer bumi, dan menghasilkan foto yang mengesankan.
Sebelum kedatangannya, kapsul itu melaju dengan kecepatan maksimum 11,7 km per detik.
Menteri Perindustrian, Sains dan Teknologi Australia, Karen Andrews, mengatakan misi tersebut merupakan prestasi ilmiah dan teknis yang sangat penting.
"Pendaratan ini akan memungkinkan para ilmuwan untuk mendapatkan wawasan tentang asal mula dan evolusi tata surya, termasuk bahan organik dan air, yang dapat memberi petunjuk bagaimana lautan kita terbentuk," katanya.
Tonton juga:
"Ini juga memperkuat tempat Australia sebagai mitra tepercaya di luar angkasa, karena kami berupaya melipatgandakan ukuran sektor lokal dan menciptakan 20.000 pekerjaan baru pada tahun 2030," lanjutnya.
Wakil kepala Badan Antariksa Australia, Anthony Murfett, mengatakan kembalinya Hayabusa2 adalah tonggak bersejarah bagi komunitas penelitian, ruang angkasa, dan penelitian global.
"Berhasil mewujudkan pengembalian sampel di bawah pembatasan pandemi tidak hanya penting bagi ilmu luar angkasa dan penemuan universal, tetapi juga untuk hubungan kerjasama Australia dan Jepang yang berlangsung selama beberapa dekade," katanya.
"Bekerja dalam misi dengan JAXA adalah inti dari salah satu peran kunci ASA - untuk membuka pintu secara internasional dan bekerja dengan mitra internasional dalam kegiatan luar angkasa," pungkasnya.
Baca juga: Pria Ini Terkejut Temukan Penampakan Menakutkan di Potongan Batang Kayu
Baca juga: China Berhasil Daratkan Pesawat Luar Angkasa di Area Bulan yang Belum Dijelajahi
Baca juga: Viral di Medsos, Astronot NASA Bagikan Video Menakjubkan saat Pertama Melihat Bumi dari Luar Angkasa
Baca juga: Ilmuwan Ungkap Risiko Kesehatan yang Dialami di Ruang Angkasa, Penglihatan Kabur hingga Peradangan
Baca juga: China Berencana Luncurkan Pesawat Luar Angkasa untuk Angkuti Batuan Bulan
(TribunTravel.com/Ratna Widyawati)