Breaking News:

Kejatuhan Batu Meteor di Atap Rumah, Pria Asal Sumatera Utara Jadi Miliarder Dadakan

Pria asal Sumatera Utara mengalami keberuntungan tak terduga ketika atap rumahnya tertimpa batu meteor.

Penulis: Nurul Intaniar
Editor: Abdul Haerah HR
Pixabay/AlexAntropov86
Ilustrasi batu meteor, Kamis (19/11/2020). 

TRIBUNTRAVEL.COM - Nama seorang Josua Hutagalung baru-baru ini ramai diperbincangkan.

Bukan soal skandal viral, melainkan kisahnya yang cukup mengejutkan.

Pembuat peti mati itu belum lama ini menceritakan jika dirinya mendapatkan rejeki dadakan dengan insiden luar biasa.

Dia mengatakan jika atap rumahnya kejatuhan bongkahan batu meteor seberat lima ton dari luar angkasa.

Insiden itu terjadi ketika Josua sedang melakukan pekerjaannya.

Bongkahan batu meteor itu menghantam atap rumahnya dan terpental hingga terkubur di taman rumahnya, Sumatera Utara.

Baca juga: 5 Tahun Dicuri, Meteorit Berusia Lebih dari 4 Miliar Tahun Ini Dikembalikan ke Pemiliknya

Josua Hutagalung sedang menyusun peti mati ketika meteorit berusia 4,5 miliar tahun itu menabrak bumi di samping rumahnya.

Meteor itu ditemukan terkubur sedalam enam inci dalam tanah.

Kejadian ini membuat kisahnya menjadi viral.

Ilustrasi batu meteor
Ilustrasi batu meteor (pixabay.com/Buddy_Nath)

Ketika mengetahui jika Josua memiliki batu antariksa langka, batu tersebut terjual 1,4 juta poundsterling atau setara Rp 26 miliar oleh seorang kolektor meteor asal Amerika.

2 dari 3 halaman

Josua mengatakan, "Saya sedang mengerjakan peti mati di dekat jalan di depan rumah saya. Lalu saya mendengar suara ledakan yang membuat rumah saya bergetar. Seolah-olah itu sebuah pohon yang menimpa rumah saya".

Josua (33) mengatakan jika batu meteor itu masih panas.

Bisa saja dikarenakan batu tersebut masih panas karena dari perjalanannya menuju atmosfer bumi.

Istrinya membantunya menggali meteorit dari tanah menggunakan cangkul dan mereka membawanya ke dalam ruangan.

Ilustrasi batu meteor
Ilustrasi batu meteor (Pixabay/AlexAntropov86)

“Saat saya angkat, batunya masih hangat dan saya bawa ke dalam rumah,” ujarnya kepada Kompas.

Dia menambahkan: "Suaranya sangat keras sehingga beberapa bagian rumah juga bergetar. Dan setelah saya mencari, saya melihat bahwa atap seng rumah itu telah rusak."

Setelah analisis, meteorit tersebut diklasifikasikan sebagai CM1 / 2 karbonan Chondrite, penemuan yang sangat langka yang membawa bahan kimia yang diyakini telah menjadi benih kehidupan di awal tata surya, menurut laporan Dailystar.

Ahli meteorit Jared Collins, yang berbasis di Bali, dikirim untuk mengamankan meteorit langka tersebut, "Ponsel saya menyala dengan tawaran gila bagi saya untuk melompat ke pesawat dan membeli meteorit.

"Itu terjadi di tengah-tengah krisis Covid-19 dan terus terang itu adalah masalah antara membeli batu untuk diri saya sendiri atau bekerja dengan ilmuwan dan kolektor di AS," sambungnya.

TONTON JUGA:

3 dari 3 halaman

"Saya membawa uang sebanyak yang saya bisa kumpulkan dan pergi mencari Josua, yang ternyata dia adalah negosiator yang cerdik."

Jared membayar Josua setara dengan gaji 30 tahun untuk meteoritnya.

Setelah melakukan kesepakatan dengan Josua, Jared mengirimkan batu tersebut ke AS, dan kini menjadi koleksi Jay Piatek, seorang dokter dan kolektor meteorit dari Indianapolis.

Josua, yang memiliki tiga anak laki-laki, mengatakan dia sekarang berencana untuk pensiun, tetapi juga akan menggunakan sebagian uang yang dia dapatkan untuk meteoritnya untuk membangun gereja di komunitasnya.

"Saya juga selalu menginginkan seorang anak perempuan, dan saya harap ini pertanda bahwa saya akan cukup beruntung sekarang untuk memiliki anak perempuan," katanya kepada The Sun.

Baca juga: Kawah Meteorit Berusia 100 Juta Tahun Ditemukan di Australia, Salah Satu yang Terbesar di Dunia

Baca juga: 21 Tahun di Bumi, Meteorit Mars Akan Dipulangkan NASA ke Planet Asalnya

Baca juga: 8 Fenomena Langit Selama Bulan Ramadhan 1440 H, Jangan Lewatkan Hujan Meteor Saat Sahur

Baca juga: Waspada Peningkatan Curah Hujan 7-12 Maret 2019, Bisa Sebabkan Bencana Hidrometeorologis

Baca juga: Wolfe Creek Crater, Kawah Meteor Terbesar Kedua di Dunia yang Ada di Pedalaman Australia

(TribunTravel.com/ Nurul Intaniar)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved