TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah kuburan kapal viking ditemukan oleh para arkeolog di Norwegia.
Para arkeolog menemukan bangkai kapal viking itu tanpa menggali tanah, melainkan hanya menggunakan radar penembus tanah.
Ini merupakan sebuah metode geofisika yang menggunakan radar untuk menggambarkan daerah di bawah tanah.
Penemuan ini dilakukan oleh para ahli dari Institut Norwegia untuk sebuah Penelitian Warisan Budaya (NIKU) di Gjellestad, tenggara Norwegia, lapor Dailymail.
Gjellestad adalah rumah bagi Jell Mound, satu gundukan pemakaman Zaman Besi terbesar di Skandinavia dan penemuan baru ini menambah keunggulan situs tersebut, menunjukkan bahwa itu digunakan sejak awal abad ke-5 hingga sekitar 1050 M.
Berdasarkan pemindaian radar penembus tanah, terungkap ada 13 gundukan pemakaman termasuk satu kuburan kapal, rumah pertanian sederhana, dan bangunan yang mungkin digunakan selama praktik keagamaan.
Baca juga: Arkeolog Temukan Celengan Kuno Berisi Koin Emas yang Berusia 1.050 Tahun
Para peneliti memasang perangkat radar penembus tanah ke traktor dan membawanya ke situs tempat kapal pemakaman bersejarah dan bangunan lainnya pernah berdiri.
Pakar Viking mengatakan jika penguburan kapal akan disediakan untuk individu viking yang kuat dan untuk menandai 'perjalanan aman ke akhirat'.
Dari hasil data radar menunjukkan bahwa kapal viking kuno itu memiliki panjang sekitar 62 kaki atau 18,9 meter dan terkubur hingga 4,6 kaki 1,4 meter di bawah permukaan tanah, menurut tim peneliti.
Survei terbaru dari situs Jell Mound pertama kali dimulai pada 2017 dan mereka menemukan 13 gundukan kuburan pernah ada di tempat yang sama dengan lebar lebih dari 100 kaki.
Selain kapalnya, para peneliti menemukan sebuah rumah pertanian di dalam data pemindaian radar di samping sebuah bangunan besar yang akan digunakan untuk pesta dan bangunan keagamaan seperti rumah pemujaan yang tidak dimaksudkan untuk tempat tinggal.
"Situs itu tampaknya milik eselon paling atas dari elit Zaman Besi di daerah tersebut, dan akan menjadi titik fokus untuk pengerahan kontrol politik dan sosial di wilayah tersebut," kata Lars Gustavsen, penulis utama penelitian tersebut.
Berbagai bangunan dan pemakaman menunjukkan bahwa situs tersebut memiliki sejarah penggunaan yang panjang.
Sementara Jell Mound diprakirakan berasal dari abad ke-5 M.
Sedangkan penguburan kapal tampaknya menjadi bagian dari tradisi Viking yang umum beberapa abad kemudian.
"Kami menyarankan bahwa situs itu berasal dari kuburan gundukan biasa, yang kemudian diubah menjadi pemakaman berstatus tinggi yang diwakili oleh gundukan pemakaman monumental, bangunan aula, dan pemakaman kapal," tulis para peneliti.
Situs ini mungkin mencakup periode kunci sejarah Skandanavia, dari kekacauan politik setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat hingga kebangkitan para Viking.
"Ini merupakan batu loncatan untuk penelitian lebih lanjut tentang perkembangan dan karakter struktur sosial, politik, agama, dan ekonomi pada periode ini," kata Gustavsen.
Zaman Besi Nordik Akhir, yang berlangsung dari 550-1050 M, mencakup periode kunci sejarah yang akhirnya menghasilkan kebangkitan Viking.
"Karena itu, mempelajari periode ini sangat penting untuk memahami sejarah Skandanavia dan kawasan Eropa lainnya," kata para peneliti.
Gjellestad, yang terletak di Østfold, Norwegia, adalah salah satu situs yang dapat menjelaskan periode penting ini karena fakta penelitian telah menemukan bukti penguburan yang berasal dari Zaman Besi dan melalui periode Viking.
Situs penemuan baru di Gjellestar adalah rumah bagi Jell Mound, yang merupakan gundukan pemakaman Zaman Besi terbesar kedua di Skandanavia dan kemungkinan besar dibangun antara abad ke-5 dan ke-6 Masehi.
TONTON JUGA:
Penggalian dan detektor logam juga telah menemukan artefak Zaman Besi lainnya, termasuk beberapa barang emas yang digunakan dalam pemakaman wanita berstatus tinggi dari 1-400 M.
Situs ini juga merupakan rumah bagi tiga gundukan kuburan lainnya yang dihancurkan pada abad ke-19, dengan sebuah kapal ditemukan di salah satunya.
Penguburan kapal semacam itu biasa terjadi berabad-abad setelah Jell Mound dibangun, tepatnya pada masa Viking.
Secara keseluruhan, ini menunjukkan bahwa Gjellestad telah digunakan untuk sebagian besar Zaman Besi Nordik sehingga dapat memberikan wawasan tentang periode kunci ini.
Namun, signifikansi penuh dari situs ini tidak ditetapkan sampai pemilik tanah mengajukan rencana untuk saluran drainase.
Hal ini mendorong para arkeolog untuk melakukan survei radar penembus tanah pada tahun 2017 untuk memastikan konstruksi semacam itu tidak akan merusak apa pun yang memiliki nilai sejarah.
Hasil awal, diumumkan pada 2018 yang mengungkapkan bahwa bidang yang tampaknya tidak dapat dideskripsikan di sebelah Jell Mound sebenarnya adalah rumah bagi situs arkeologi penting.
Data dari radar penembus tanah menunjukkan 13 gundukan kuburan dan empat aula atau rumah di situs dengan studi tata letaknya memperlihatkan di antara mereka adalah rumah pertanian biasa.
Ini menunjukkan bahwa situs tersebut awalnya sederhana sebagai lahan pertanian yang kemudian diubah menjadi pusat status tinggi dengan pembangunan struktur tambahan.
Gundukan kuburan menceritakan kisah yang serupa, dengan beberapa fitur serupa dari situs pemakaman Zaman Besi yang khas.
Belakangan ini, pemakaman 'disulap' menjadi tempat para elit, akhirnya termasuk pemakaman kapal.
"Penggalian uji coba telah dilakukan dan penggalian penuh penguburan kapal sedang dilakukan," tim peneliti menambahkan.
Ini adalah pertama kalinya pemakaman kapal Viking digali dalam hampir 100 tahun, menawarkan kesempatan untuk melakukannya dengan teknik ilmiah modern.
Penemuan ini telah dipublikasikan di jurnal Antiquity.
Baca juga: Viral di Medsos, Arkeolog Temukan Tempat Tinggal Budak Berusia 300 Tahun
Baca juga: Arkeolog Temukan Ukiran Kucing Raksasa di Bukit Nazca Peru, Kapan Bisa Dikunjungi Turis?
Baca juga: Situs Arkeologi Rumah Viking Ditemukan di Lantai Toko, Dibingkai Kaca Agar Bisa Dinikmati Pengunjung
Baca juga: Arkeolog Temukan Sisa-sisa Villa Romawi Kuno di Bawah Blok Rumah Susun
Baca juga: Arkeolog Mesir Temukan 59 Mumi Utuh yang Dikubur Lebih dari 2.500 Tahun Lalu
(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)