Breaking News:

Pendaki Wajib Tahu, Ini Tips Mencegah Acute Mountain Sickness Ketika Mendaki Gunung

Satu penyakit yang sering menyerang pendaki saat mendaki gunung adalah Acute Mountain Sickness (AMS). Ini tips untuk menghindarinya.

Instagram.com/ @teguh7street
Cerita traveler berikan tips mendaki gunung untuk pendaki pemula 

TRIBUNTRAVEL.COM - Satu penyakit yang sering menyerang pendaki saat mendaki gunung adalah Acute Mountain Sickness (AMS).

Acute Mountain Sickness adalah penyakit yang kerap menyerang pendaki yang tubuhnya belum terbiasa dengan ketinggian gunung yang didaki.

Melansir Kompas.com, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) Rahman Mukhlis mengatakan, gejala AMS ringan meliputi sakit kepala, mual dan pusing, kehilangan nafsu makan, kelelahan, sesak napas, tidur terganggu, dan lemas untuk bergerak.

Untuk menghindari terkena AMS saat mendaki, apa yang harus dilakukan oleh calon pendaki sebelum memulai perjalanan?

Baca juga: Harga Tiket Mendaki Gunung Gede Pangrango yang Sudah Dibuka Kembali

“AMS disebabkan karena perbedaan ketinggian. Pencegahannya adalah aklimatisasi yang baik,” katanya kepada Kompas.com, Selasa (3/11/2020).

Adapun, aklimatisasi merupakan proses penyesuaian tubuh pendaki terhadap ketinggian gunung yang akan dituju.

Menurut Rahman, para pendaki pemula harus melakukan penyesuaian dengan cara mendaki gunung secara bertahap. Tingginya pun disarankan tidak lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut (mdpl).

Ritme konstan dan tidak terburu-buru

Biasanya, AMS dapat menyerang pendaki yang berada di ketinggian sekitar 2.500 mdpl. Rahman menuturkan bahwa AMS merupakan penyakit yang tidak dapat diprediksi.

AMS juga bisa menyerang pendaki yang berpengalaman karena sejumlah faktor, salah satunya ritme mendaki.

2 dari 3 halaman

“Tips menghindari AMS, mendaki dengan ritme yang konstan dan pelan. Hindari mendaki terlalu cepat saat memasuki zona high altitude,” ungkap Rahman.

Tidak terburu-buru

Untuk pendakian di atas 4.000 mdpl, Rahman menyarankan agar pendaki hanya meningkatkan ketinggian 300 mdpl per hari.

“Setiap 900 mdpl dari elevasi yang diperoleh, ambil hari istirahat atau bermalam untuk menyesuaikan diri,” ungkap Rahman.

Dia juga menyarankan agar pendaki tidak terlalu terburu-buru, terlalu percaya diri, dan bergerak lebih tinggi selama 24 jam pertama.

Bermalam di tempat yang rendah

Saat mendaki ke tempat yang lebih tinggi, Rahman menyarankan agar para pendaki bermalam di tempat yang lebih rendah.

“Misal di ketinggian 2.000 mdpl, mendaki sampai 2.700 mdpl. Kalau bisa kita bisa bermalam di ketinggian 2.500 mdpl,” ungkap Rahman.

Kendati terlihat seperti menghabiskan waktu, namun cara tersebut merupakan langkah yang tepat agar tubuh terbiasa dengan lingkungan sekitar.

Jaga daya tahan tubuh

3 dari 3 halaman

Saat sedang mendaki, pastikan asupan makanan dan minuman tetap terjaga agar daya tahan tubuh tetap stabil dan tubuh tidak mengalami dehidrasi.

“Faktor yang penting itu minum air putih. Istirahat yang cukup malamnya. Jadi mendakinya dari pagi ke sore tidak lebih dari 8 jam, lalu istirahat yang teratur dan cukup sekitar 6-8 jam,” kata Rahman.

Menurutnya, proses aklimatisasi sering disertai dengan kehilangan cairan. Mengonsumsi banyak cairan sekitar 4-7 liter air per hari dapat mencegah tubuh terserang dehidrasi.

Untuk asupan makan, Rahman menyarankan pendaki untuk mengonsumsi makanan berkalori tinggi. Selanjutnya, hindari mengonsumsi minuman beralkohol, dan gunakan pakaian serta peralatan yang nyaman dan sesuai.

“Jika mulai menunjukkan gejala AMS ringan, jangan mendaki lebih tinggi sampai gejala penyakit berkurang. Jika gejala meningkat, segera turun ke tempat yang lebih rendah,” ujar Rahman.

“Pastikan setiap orang dalam tim benar-benar mampu menyesuaikan dengan iklim, cuaca, dan ketinggian sebelum mendaki ke tempat yang lebih tinggi,” tutupnya.

Baca juga: 3 Aksi Pendaki di Indonesia yang Viral di Medsos, Taruh Plakat Nikah hingga Dugem di Gunung

Baca juga: Jalur Pendakian Gunung Andong Kembali Dibuka, Ini Syarat Bagi Pendaki

Baca juga: Libur Panjang, Kuota Pendakian Gunung Semeru Penuh Sampai 31 Oktober 2020

Baca juga: Jalur Pendakian Gunung Sumbing Via Butuh Dibuka Saat Libur Panjang, Pendaki Wajib Booking Online

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Tips Cegah Acute Mountain Sickness Saat Pendakian

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
Acute Mountain SicknessPendaki GunungTips Mendaki Gunung
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved