Breaking News:

Toko Buku Ini Tawarkan Pengalaman Unik, Pengunjung Harus Belanja dalam Gelap Tanpa Senter

Toko buku Wuguan Books di Taiwan tawarkan pengalaman unik berbelanja dalam gelap.

Instagram.com/@wuguanbooks
Suasana di toko buku Wuguan Books, Sabtu (24/10/2020). 

TRIBUNTRAVEL.COM - Toko buku umumnya menyediakan ruang khusus untuk baca hingga tempat instagramable yang boleh buat selfie.

Ada banyak toko buku yang bisa dikunjungi, baik di Indonesia maupun di luar negeri termasuk Taiwan.

Dilaporkan dalam CNN, ada toko buku di Taiwan yang menawarkan pengalaman unik yaitu pengunjung harus belanja dalam gelap.

Ketika memasuki toko buku tersebut, pengunjung tidak dibolehkan membawa senter maupun menyalakan senter di ponsel.

Toko buku unik itu adalah Wuguan Books yang terletak di pusat seni Pier-2 Kaohsiung.

Namun tenang saja, pengunjung tetap bisa memilih buku dengan tambahan lampu sorot redup di masing-masing sampul buku.

Baca juga: 5 Street Food Khas Taiwan Selain Boba, Ada Shuangbaotai yang Mirip Odading

Suasana di Wuguan Books
Suasana di Wuguan Books (Instagram.com/@wuguanbooks)

Jadi semua buku yang berjajar rapi itu tampak menyala dari kejauhan.

Ada juga beberapa lampu baca yang terpasang di beberapa meja.

Toko buku unik ini dibuat dan didirikan oleh arsitektur pemenang penghargaan dan perancang ruang angkasa Chu Chih-kang.

Chu merancang Toko Buku Fangsuo di Chengdu , yang oleh media lokal digambarkan sebagai toko buku terindah di Tiongkok.

2 dari 4 halaman

Senter tidak diperbolehkan

Perpaduan antara lingkungan yang gelap gulita dan buku yang remang-remang menciptakan ilusi bahwa buku-buku tersebut "melayang" sementara lingkungan lainnya tampak lenyap.

Ada 400 rak buku di toko, masing-masing hanya dengan satu buku "mengambang".

"Ini dirancang agar orang dapat fokus pada setiap buku. Dalam lingkungan di mana pengunjung tidak dapat melihat, indra pengunjung yang lain akan meningkat," kata Su Yu-shan, manajer toko.

Pengunjung juga dilarang membawa ponsel dan menyalakan senter dengan alasan untuk menerangi jalan.

Hal ini dikarenakan flash apa pun di larang dalam ruangan tersebut.

Suasana di toko buku Wuguan Books, Sabtu (24/10/2020).
Suasana di toko buku Wuguan Books, Sabtu (24/10/2020). (Instagram.com/@wuguanbooks)

Dan itu bukan satu-satunya aturan di toko pengalaman ini.

Daftar aturan tongue-in-cheek dicetak di pintu masuk agar pengunjung membacanya lebih dulu.

Kalimat tersebut bertuliskan "Jangan berteriak ketika seseorang menginjak jari kaki Anda. Injak kakinya" dan "Jika seseorang menginginkan buku yang sama (seperti Anda), beli buku atau dapatkan nomornya."

Bukan untuk tempat selfie

3 dari 4 halaman

Wuguan Books adalah toko buku saja, alias bukan tempat untuk tujuan wisata maupun tempat selfie yang akan diunggah di sosial media.

"Dalam lingkungan ini, pengunjung bebas mengekspresikan diri untuk komunikasi dengan jiwanya sendiri. Itulah akan diketahui jati diri paling sejati," kata Su.

Karena itulah pintu masuk Wuguan didekorasi sebagai aula duka tradisional Tionghoa.

Ini adalah metafora bagi pengunjung untuk melepaskan gambar dan penilaian yang menahan mereka.

"Mengunjungi Wuguan, menghabiskan waktu dengan diri sendiri dan menemukan buku yang sesuai dengan pengunjung, daripada mengambil foto untuk pamer kecantikan di Instagram," kata Su.

"Meskipun kami tidak memiliki banyak pilihan seperti toko buku biasa, orang menghabiskan waktu lebih lama (di sini) untuk berkomunikasi dengan buku," kata Su.

TONTON JUGA:

"Lingkungan yang gelap telah membantu orang untuk mengambil buku yang tidak berani mereka ambil di toko buku lain. Sebagian besar erotis, tetapi juga buku tentang jiwa, emosi, atau energi negatif. Ini membantu orang mengumpulkan keberanian untuk memberontak, atau menghadapi luka".

Saat ini Wuguan hanya terbuka untuk pengunjung berusia di atas 18 tahun, karena toko tersebut berisi beberapa buku yang membahas topik sensitif, dan menjual barang dagangan yang belum tentu sesuai untuk pembaca yang lebih muda.

Getaran 'rumah berhantu'

4 dari 4 halaman

Selain buku, Wuguan juga merupakan rumah bagi bagian toko kecil yang menjual beragam keingintahuan yang eklektik, aksesori rumah, hingga kedai kopi.

"Hal-hal yang kami pikir mungkin terjadi seperti tamu tersandung, tidur dan mencuri hampir tidak pernah terjadi," kata Su.

"Tapi banyak yang ragu untuk masuk karena mereka takut gelap karena mereka mengira itu rumah berhantu."

Baca juga: Di Taiwan, Ada Poke Balls yang Bisa Dipakai untuk Naik Kereta hingga Beli Makanan Ringan

Baca juga: Taiwan Peringkat Pertama Destinasi Paling Dicari Tahun 2020, Indonesia Urutan Berapa?

Baca juga: Cara Membuat Visa Taiwan untuk Turis, Berikut Dokumen yang Disiapkan dan Prosedurnya

Baca juga: Icip Gurihnya Mi Daging Sapi Taiwan dengan Kuah Kental, Seporsi Mulai Rp 40 Ribu hingga Rp 5 Juta

Baca juga: Cara Membuat Visa Taiwan dengan Mudah, Lihat Syarat dan Prosedurnya

(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)

 
Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
TribunTravel.comTaiwanWuguan Books Jimmy Lin Hsuan-yen Tsai Tsai Ing-wen
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved