Breaking News:

Viral di Medsos, Penampakan Lumba-lumba Merah Muda yang Langka di Perairan Singapura

Lumba-lumba langka tersebut adalah lumba-lumba punggung bungkuk Indo-Pasifik (Sousa chinensis), juga dikenal sebagai lumba-lumba merah muda.

Facebook/stephen.beng
Lumba-lumba langka yang muncul di perairan Singapura 

TRIBUNTRAVEL.COM - Singapura biasanya dikenal sebagai tempat dengan hutan kota, pusat perbelanjaan dan gedung-gedung tingginya.

Kenyataan, masih ada sejumlah besar satwa liar yang hidup di dalam dan di luar Singapura.

Jika sebelumnya, publik dikagetkan dengan munculnya monyet di Marina Bay, kali ini seekor lumba-lumba langka terlihat di perairan selatan Singapura.

Lumba-lumba langka tersebut adalah lumba-lumba punggung bungkuk Indo-Pasifik (Sousa chinensis), juga dikenal sebagai lumba-lumba merah muda.

Dilansir oleh TribunTravel dari Mothership, penampakan lumba-lumba langka ini pertama kali dibagikan oleh ketua komunitas Friends of Marine Park, Stephen Beng melalui akun Facebooknya.

Dalam postingan Facebooknya pada 14 Oktober, Beng mengatakan jika lumba-lumba tersebut berenang cukup dekat dengan pantai.

Beng mengatakan, penampakan hewan yang terancam punah secara lokal seperti lumba-lumba Bungkuk Indo-Pasifik menunjukkan pentingnya menyeimbangkan kebutuhan berbagai pengguna sekaligus memastikan keamanan satwa liar yang hidup di laut.

Karena itu, menurut Ben , penting juga untuk melibatkan berbagai stakeholder dan pengguna rekreasi di situs alam dalam upaya pelestarian.

Lumba-lumba punggung bungkuk Indo-Pasifik yang terlihat di perairan Singapura merupakan hewan pemalu yang akan menjauh dari perahu.

Biasanya mereka berenang dalam kelompok kecil antara tiga hingga delapan ekor.

2 dari 4 halaman

Wild Singapore mengatakan jika penampakan lumba-lumba di perkotaan Singapura bisa menjadi indikasi kualitas air yang baik.

Pasalnya, lumba-lumba Punggung Bungkuk Indo-Pasifik ini masuk dalam Daftar Merah hewan yang terancam punah di Singapura.

Jenis lumba-lumba ini iklasifikasikan sebagai "Rentan" oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).

Ada beberapa faktor yang menyebabkan lumba-lumba ini terancam punah, seperti pencemaran air, hilangnya habitat, serta tenggelam akibat terjebak oleh jaring dan tali penangkap ikan yang terbengkalai.

Dengan demikian, oopulasi mereka pun semakin berkurang.

Lumba-lumba Merah Muda yang Langka Muncul Kembali di Perairan Hong Kong

Penampakan lumba-lumba merah muda langka di perairan Hong Kong telah meningkat sejak diterapkannya lockdown.

Dengan penerapan lockdown tersebut, perjalanan kapal feri di wilayah tersebut dihentikan.

Lumba-lumba Indo-Pasifik juga dikenal sebagai lumba-lumba putih Cina dan lumba-lumba merah muda terlihat bergerak kembali ke bagian Delta Sungai Mutiara di Hong Kong.

Dilansir dari dailymail.co,uk, jumlah mereka telah melonjak hingga 30 persen sejak Maret ketika lalu lintas feri ditangguhkan karena penguncian virus corona.

3 dari 4 halaman

Lumba-lumba tersebut menghindari daerah tersebut karena lalu lintas kapal antara Hong Kong dan Makau.

Ilmuwan kelautan Lindsay Porter, yang telah mempelajari lumba-lumba di dekat Hong Kong selama tiga dekade memperhatikan fenomena ini.

Porter mengatakan yang mereka perhatikan sejak feri berhenti di daerah ini adalah lumba-lumba yang tidak kami lihat selama empat, lima, enam tahun kembali ke Hong Kong.

"Tampaknya dengan sangat cepat lumba-lumba kembali ke jalur air ini." Ujar Porter.

"Biasanya seluruh area ini akan penuh dengan feri cepat yang membawa orang-orang dari Hong Kong ke Makau dan kembali lagi," tambah Porter.

Sejak pandemi COVID-19, dimulai di Makau dan banyak daerah telah membatasi perjalanan sehingga kapal feri cepat telah berhenti.

Dengan begitu, kondisi air di perairan tersebut menjadi sangat tenang.

Jeda lalu lintas air yang cukup lama ini telah memberi para ilmuwan kesempatan langka untuk mempelajari bagaimana kebisingan bawah air mempengaruhi perilaku lumba-lumba.

Dari perahu karet kecil, Porter dan timnya menjatuhkan mikrofon ke dalam air dan menggunakan drone untuk mengawasi lumba-lumba.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa lumba-lumba telah beradaptasi lebih cepat dari yang diharapkan ke lingkungan yang tenang.

4 dari 4 halaman

Kemudian, populasinya kemungkinan akan pulih ketika penyebab stres dari lumba-lumba tersebut dihilangkan.

Ilmuwan memperkirakan ada sekitar 2.000 lumba-lumba di seluruh muara Sungai Mutiara.

Survei pemerintah Hong Kong pada 2019 menemukan hanya sekitar 52 lumba-lumba yang memasuki perairan di sekitar Hong Kong.

Tetapi, Porter yakin jumlah sebenarnya mungkin sedikit lebih tinggi.

Namun, meski penurunan populasi ini tidak dapat dihentikan, penelitian tersebut dapat membantu populasi lumba-lumba lainnya di tempat lain.

Pemerintah merencana konservasi Hong Kong yang difokuskan pada pembukaan taman laut, di mana lalu lintas kapal dibatasi tetapi tidak dilarang.

WWF Hong Kong, sebuah kelompok konservasi dan Porter mengatakan tindakan seperti itu tidak memadai karena lumba-lumba masih dalam bahaya ditabrak oleh kapal feri saat mereka berlayar di antara kawasan lindung.

Baca juga: Sempat Dianggap Mati, Lumba-lumba Hidung Botol Terlihat di Lepas Pantai Denmark

Baca juga: Jadi Acara Tahunan, Aksi Pembunuhan Bayi Lumba-Lumba di Jepang Ini Tuai Banyak Kecaman

Baca juga: Seekor Bayi Lumba-lumba Diduga Terbunuh oleh Pemain Jet Ski dan Speedboat di Lepas Pantai Inggris

Baca juga: Momen Langka, Ada Lumba-lumba Terlihat di Sungai 13 Mil dari Laut Cambridgeshire

Baca juga: Dampak Tumpahnya Minyak di Laut Mauritius, Puluhan Lumba-lumba Mati Mengenaskan

(TribunTravel.com/Gigih)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
viral di medsosLumba-lumba Merah MudaSingapura Curry Puff Popiah Widi Astutik Fomepizole
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved