TRIBUNTRAVEL.COM - Sebagian dari traveler yang sering bepergian menggunakan pesawat terbang mungkin bertanya-tanya apakah pilot bisa mendeteksi badai petir selama penerbangan berlangsung.
Ya, bukan rahasia lagi, jika pilot memegang kendali akan penerbangan termasuk keputusan dalam melakukan pendaratan darurat.
Badai petir menjadi satu di antara penyebab pesawat melakukan pendaratan darurat.
Lantas, bagaimana caranya seorang pilot bisa mendeteksi badai petir?
• Hilang Selama 2 Tahun, Wanita Ini Ditemukan Mengambang di Laut dalam Keadaan Hidup
Dilansir dari laman Flight Deck Friend, Rabu (30/9/2020), pilot bisa mendeteksi badai petir meskipun menggunakan pesawat komersil.

Seperti yang diketahui, pesawat komersil memiliki radar cuaca onboard yang memungkinkan pilot untuk mengukur ukuran partikel air di awan.
Di mana ini dapat memungkinkan pilot dalam membuat penilaian tentang jenis awan itu dan apakah akan menghindarinya atau tidak.
Pengembalian radar diberlakukan pada peta, dengan berbagai warna yang menandakan ukuran tetesan air.
Awan dengan tetesan air besar menandakan bahwa ada arus atas vertikal besar yang terkait dengannya, yang merupakan tanda bahwa awan tersebut bisa jadi adalah Cumulonimbus yang berpotensi berbahaya bagi penerbangan.
Sistem Radar Cuaca

Radar cuaca menggunakan sistem doppler, yang mengirimkan sinar yang dipantulkan oleh partikel air.
Dan tingkat refleksi tergantung pada ukuran tetesan air.
Pilot harus memiliki ide yang baik sebelum cuaca penerbangan mereka berubah menjadi waspada karena cuaca buruk seperti badai petir.
Pada tahap pengarahan pra-penerbangan, pilot akan melihat dokumen penerbangan, yang mencakup laporan cuaca untuk fase keberangkatan, tujuan, dan perjalanan.
Satu atau lebih lapangan terbang pengalihan (alternatif) juga diperhatikan, memastikan cuaca di bandara ini cocok untuk mendarat jika pesawat tidak dapat mendarat di tujuan yang dijadwalkan.
Pilot juga akan secara aktif membawa pesawat menghindari awan jenis Cumulonimbus karena dapat berbahaya bagi penerbangan.
Pesawat bisa mengalami turbulensi karena arus naik dan turun, mengandung lapisan es, hujan lebat dan hujan es serta kilat.
Tonton juga:
Secara umum, hal yang dapat dilakukan pilot adalah menghindari awan Cumulonimbus, yang membahayakan bagi penerbangan.
Awan ini bisa mencapai 50.000 kaki di atas Khatulistiwa di mana troposfernya paling tebal.
• Tak Mudah, Ini Cara Pilot Melakukan Pendaratan Darurat Pesawat
• 10 Kelakuan Buruk Penumpang di Pesawat, dari Buka Pintu Darurat hingga Lempar Mi Instan ke Pramugari
• Kaca Depan Retak, Pesawat Ini Lakukan Pendaratan Darurat dan Berhasil Selamat
• Permasalahkan Pemakaian Masker, Penumpang Pesawat Marah hingga Mengancam Kru Kabin
• Jangan Sampai Salah! Daftar Kode Maskapai Penerbangan di Indonesia yang Tertera Pada Boarding Pass
(TribunTravel.com/Ratna Widyawati)