TRIBUNTRAVEL.COM - Seekor penguin ditemukan mati di pantai Brasil dan di dalam perutnya ditemukan masker N95.
Dilansir oleh TribunTravel dari Daily Mail, masker N95 biasa digunakan di sektor industri dan kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Masker N95 tersebut ditemukan saat dilakukannya otopsi pada seekor burung pinguin yang mati di Pantai Juquehy di Sao Sebastian, utara Sao Paulo.
Pingunin yang mati tersebut ditemukan pada 9 September yang lalu.
Pinguin tersebut merupakan pinguin jenis Magellan, diperkirakan hilang dari kelompoknya saat bermigrasi dari wilayah Patagonia, selatan Argentina.
• Selain ke Taman Safari, Ribuan Pinguin di Pantai Boulder Afrika Selatan Juga Wajib Dikunjungi
Berdasarkan foto yang beredar, terlihat masker yang ditemukan di perut pinguin itu diambil oleh para ahli hewan yang mempraktikkan nekropsi
Hugo Gallo Neto, Presiden LSM Instituto Argonauta yang melakukan pemeriksaan, mengatakan jika pihaknya telah memperingatkan tentang limbah dari masker wajah.
Kasus pinguin yang meninggal dengan masker di dalam perutnya menjadi bukti nyata jika limbah masker menyebabkan kerusakan dan kematian pada fauna laut.
"Ini juga menunjukkan tidak bertanggung jawabnya orang yang meninggalkan masker di tempat yang tidak tepat, karena limbah rumah sakit berisiko terkontaminasi oleh orang lain." Tambahnya.
LSM itu juga mengatakan dalam lima bulan terakhir, mereka telah menemukan 113 masker wajah yang dibuang di pantai-pantai utara Sao Paulo, termasuk Pantai Juquehy.
Masker penutup hidung dan mulut itu telah menyebabkan masalah sampah di darat dan di laut karena telah menjadi syarat utama bepergian dan berada di tempat umum.
Aturan tersebut diketahui sudah diterapkan di berbagai negara di dunia.
Pada bulan Juli lalu, World Wide Fund for Nature (WWF) telah memperingatkan pembuangan alat pelindung diri (APD) yang tidak tepat dari rumah sakit dapat menimbulkan ancaman baru bagi lingkungan.
WWF mengatakan jika hanya satu persen dari masker yang dibuang secara tidak benar, itu berarti ada 10 juta masker yang berserakan dan mengancam makhluk lain setiap bulannya.
Kasus ditemukannya sampah pada perut binatang laut ini bukan kali pertama terjadi.
Tahun lalu, seekor paus Sperma yang tengah hamil ditemukan dalam keadaan tewas dan terdampar di Pantai Sardinia, Italia.
Kejadian tersebut Dilansirdari akun Twitter resmi @GreenpeaceID, selain janin yang tengah ada di dalam perut paus, ada juga sampah plastik yang bersarang di dalam perutnya.
Tak tanggung-tangguh jumlah sampah plastik yang ada di perut paus ini seberat 22 kg.
Sementara itu, janin paus tersebut ditemukan dalam perut sang induk dan berada di antara tumpukan sampah plastik.
"Paus jenis sperma ini ditemukan tewas terdampar di pantai Sardinia, Italia. Ternyata dalam perutnya ditemukan 22kg plastik. Sedihnya lagi, ditemukan janin di antara tumpukan plastik itu yang artinya paus ini sedang mengandung," tweet @GreenpeaceID.
Dikutip dari Euronews, anggota parleman Italia telah mendukung larangan penggunaan 10 jenis sampah plastik sekali pakai.
Sampah plastik tersebut di antaranya piring plastik, tongkat balon, dan wadah makanan serta minuman yang terbuat dari plastik.
Menurut UNESCO, sampah platik di laut tidak hanya menyebabkan kematian pada paus, namun juga memungkinkan membunuh beberapa hewan lain.
Lebih dari satu juta burung laut tewas karena banyaknya limbah plastik yang termakan, serta lebih dari 100.000 mamalia laut juga tewas karena hal yang sama.
• Thailand Bakal Kembalikan Sampah yang Dibuang Turis di Taman Nasional Khao Yai
• Taman Nasional Kirim Sampah yang Ditinggalkan Wisatawan Lewat Paket Sebagai Oleh-oleh
• Berpotensi Radioaktif, Pantai Penuh Sampah di New York Ini Ditutup
• Miris! Seekor Gajah Kelaparan Makan Sampah Plastik yang Dibuang Turis
• Jangan Buang Sampah Sembarangan di Gunung Sindoro, Bisa Kena Sanksi
(TribunTravel.com/Gigih)