TRIBUNTRAVEL.COM - Maskapai Royal Brunei Airlines membuka penerbangan wisata bertajuk 'Dine & Fly'.
Dalam penerbangan ini, Royal Brunei menggunakan Airbus A320neos.
Selama 85 menit, penumpang akan diajak terbang berkeliling Pulau Kalimantan sambil disuguhi hidangan gourmet, dilaporkan Simple Flying.
Penerbangan akan lepas landas dari Bandara Internasional Brunei.
Selama penerbangan, kapten akan menunjukkan landmark menarik, termasuk Kota Kinabalu dan Labuan.
Sebelum kembali ke Bandara Internasional Brunei, kapten akan menerbangan pesawat mengelilingi Jembatan Sultan Haji Omar Ali Saifuddien sepanjang 30 kilometer.
Melansir dari Simple Flying, jembatan tersebut dibuka pada 17 Maret 2020, menelan biaya 1,2 miliar dolar Brunei, dan kini menjadi jembatan terpanjang di Asia Tenggara.
Hidangan yang disajikan
Hidangan gourmet yang disajikan dalam penerbangan disiapkan oleh Royal Brunei Catering.
Lalu, menu apa saja yang bisa dinikmati penumpang?
Dilansir dari Simple Flying, Royal Brunei Airlines akan menyajikan menu nasi lemak khas Brunei dengan ayam goreng atau ayam masak kunyit kedayan dengan nasi.
Sementara untuk hidangan penutup akan disajikan gula sago melaka dan buah segar.
Ayam masak kunyit kedayan adalah ayam yang dimasak dengan kunyit, serai, dan kelapa.
Gula sago melaka yang akan disajikan sebagai dessert merupakan puding sagu yang terbuat dari gula aren.
Protokol kesehatan di pesawat
Dalam penerbangan wisata ini, Royal Brunei Airlines telah menyiapkan beberapa protokol kesehatan.
Salah satunya dengan mengosongkan kursi tengah.
"Pesawat kami juga dilengkapi dengan filter High-Efficiency Particulate Air (HEPA) yang bekerja dengan baik untuk membasmi kuman," ujar Direktur Keuangan Royal Brunei Airlines, Nurbahriah Eliza Binti Abdullah kepada media lokal Star.
Eliza memastikan, penerbangan wisata ini tidak akan mendarat di negara lain karena adanya pandemi Covid-19.
Ia menambahkan, penerbangan wisata ini menjadi momen tepat bagi penumpang yang akan merayakan momen spesial.
"Anda dapat merayakan banyak hari ulang tahun atau hari jadi pernikahan, namun Anda hanya akan memiliki satu kesempatan untuk melihat Brunei dari udara," imbuhnya.
Melansir dari Star, 300 orang sedang dalam daftar tunggu untuk penerbangan 'Dine & Fly' selanjutnya.
Untuk tarif, penumpang wajib merogoh kocek sebesar 106 dolar Brunei atau Rp 1,1 juta untuk kelas ekonomi dan 145 dolar Brunei atau Rp 1,5 juta untuk kelas bisnis.
Penerbangan wisata maskapai Australia
Sebelumnya, maskapai penerbangan Australia Qantas juga telah membuka penerbangan wisata.
Melansir dari Insider, Qantas merilis rute penerbangan dengan pemandangan terbaik selama 7 jam, yang akan akan lepas landas dan mendarat di Sydney, di tengah pembatasan perjalanan akibat Covid-19.
Rencananya, penerbangan itu akan lepas landas pada 10 Oktober mendatang.
Penerbangan tidak akan berhenti di manapun, namun penumpang bisa melihat pemandangan menakjubkan Uluru, Great Barrier Reef, dan landmark lainnya dari dalam pesawat.
Menggunakan Boeing 787, pesawat memiliki kapasitas 134 penumpang.
Tiket pesawat dibanderol dengan harga 575 sampai 2.765 dolar AS atau sekitar Rp 8,5 juta sampai Rp 41 juta, tergantung kelas yang dipilih.
"Orang jelas merindukan perjalanan dan pengalaman terbang (saat pandemi). Jika ada permintaan, kami pasti akan melakukan lebih banyak penerbangan wisata ini sementara kami semua menunggu perbatasan dibuka," ujar juru bicara Qantas, dikutip TribunTravel dari Insider.
• Qantas Tawarkan Penerbangan Keliling Australia Selama 7 Jam, Tiketnya Ludes dalam 10 Menit
• Maskapai Ini Buka Rute Penerbangan ke Antah Berantah, Tiketnya Habis Dalam Waktu 10 Menit
• Lahir di Pesawat pada Ketinggian 2.000 Kaki, Bayi Ini Gratis Naik Pesawat Seumur Hidup
• Restoran Milik Gordon Ramsay Dapat Komentar Negatif Usai Sajikan Keju Hambar Seharga Rp 377 Ribu
(TribunTravel/Sinta Agustina)