TRIBUNTRAVEL.COM - Isolasi atau karantina mandiri umumnya dilakukan di rumah masing-masing atau di hotel karena terjebak ketika liburan.
Namun berbeda dengan pasangan asal Inggris ini, mereka dipaksa harus mengisolasi diri di sebuah hotel yang penuh dengan kecoa.
Jamie Lewis (30) dan Amy Wyllie (26) dari Cardiff niatnya ingin liburan ke Corfu, Yunani dan tinggal di hotel berbintang lima TUI BLUE Atlantica Grand Med.
Tapi setibanya mereka di bandara pada 3 Agustus, mereka berdua melakukan tes Covid-19 di mana hasilnya akan diberi tahu dalam waktu 24 jam.
Setelah mengisolasi diri di hari pertamanya, mereka tidak mendapatkan kabar lebih lanjut dari otoritas Yunani.
Dilaporkan dari thesun.co.uk, Rabu (9/9/2020), pasangan tersebut langsung melanjutkan liburannya.
• Melihat Hotel Bawah Laut Pertama di Australia, Segini Tarif Kamar Per Malamnya

Lalu, pada hari ke-4 ketika mereka sedang melakukan perjalanan naik perahu, otoritas Yunani memberikan kabar kalau mereka positif Covid-19.
Jamie mengatakan, "Pada hari Jumat, empat hari setelah kami tiba, kami baru saja akan berangkat liburan naik perahu hari itu. Tetapi pukul 09.30 waktu setempat ponsel Amy berdering dan ternyata panggilan dari Athena yang mengatakan kalau hasil tesnya positif".
"Mereka menyuruh kami untuk kembali ke hotel dan mengatakan kalau dokter akan ada di sana dalam beberapa jam ke depan," lanjutnya.
Setelah tiga jam, seorang anggota staf tiba di pintu kamar dan menunjuk ke arah Amy lalu mengatakan untuk mengikutinya.
Jamie disuruh menunggu di kamar hotelnya dan dijemput satu setengah jam kemudian.
Mereka berdua dibawa ke Bintzan Inn Hotel, di mana hotel tersebut diklaim banyak kecoa, sarang lebah dan semut, serta tidak ada akses internet.
Jamie melanjutkan, "Kami diberi kamar terpisah sampingan satu sama lain. Saya langsung disambut oleh kecoa dan beberapa sarang semut, saya harus tidur dengan pakaian olahraga. Saya menutupi kepala pakai handuk kalau ada kecoa yang merangkak".
Di tempat tidur ada amplop berisi surat yang tertuliskan semua komunikasi harus dilakukan melalui email.
"Lalu kami mengalami masalah saat mencoba menghubungi resepsionis karena tidak ada WiFi atau sinyal di sana."

Pasangan itu juga tidak diizinkan memasuki kamar pasangannya dan harus berjuang menangani masalah internet.
Jamie meneruskan, "Ketika kami berada di hotel karantina, ada balkon kecil yang bisa kami manfaatkan untuk saling menyapa, tapi kami tidak bisa berkomunikasi".
"Biasanya kami menggunakan FaceTime, tapi di sana tidak ada sinyal, jadi Amy merasa kesulitan," lanjutnya.
"Ada televisi di kamar tapi tidak ada saluran berbahasa Inggris sehingga kami tidak bisa menontonnya, AC juga tidak berfungsi meskipun suhunya 30 derajat Celsius," terusnya.
Kita mendapatkan makanan setiap hari yang disajikan di depan pintu kamar sehari sekali.
Jamie menceritakan kalau mereka tidak bisa memilih jenis makanan, hanya disajikan pasta, roti, dan nasi.
Setelah tujuh hari karantina, Jamie dinyatakan negatif Covid-19 dan diizinkan pergi dari hotel tetapi Amy harus tetap diisolasi selama tujuh hari kemudian.
Setelah keluar dari hotel, Jamie menuturkan kalau dia kesulitan berkomunikasi dengan Amy.
"Mereka mengatakan kalau kami sampai tinggal di kamar yang sama saat itu, kami akan dilaporkan ke pihak berwenang," tutur Jamie.
TONTON JUGA:
Setelah 14 hari mereka mengisolasi diri, pasangan itu baru bisa pulang tapi harus melakukan tes kesehatan yang kedua.
Jamie melaporkan kalau TUI menutup semua biaya yang diperlukan, mulai dari hotel untuk menginap saat isolasi sampai biaya tes Covid-19.
Tapi sehari sebelum meninggalkan tempat karantina, Jamie mengatakan kalau pihak TUI tidak menanggung biaya hotel karena pihak perhotelan sudah tahu kalau mereka telah diisolasi sebelumnya.
Pasangan itu langsung ditinggalkan begitu saja setelah terkuras tenaga secara mental dan fisik.
"Amy sangat bersedih. Butuh waktu sampai lima hari untuk pulih dari kondisinya," tutur Jamie.
"Sulit untuk menjelaskan apa yang dilakukan ketika kita terjebak di hotel penuh kecoa, tidak bisa makan, itu benar-benar menguras tenaga secara mental dan fisik," lanjutnya.
Dia menambahkan: "Saya tidak akan memesan dengan TUI lagi. Mereka mengatakan kalau mereka akan mengembalikan dana Fit to Fly tetapi tapi nyatanya belum dilakukan.
"Saya juga tidak akan bepergian ke luar negeri sebelum ada vaksin Covid-19," terusnya.
Dari penuturan Jamie, pihak TUI menanggapi kalau mereka menyesal mendengar kisah pasangan itu.
Pihak TUI juga akhirnya membantunya mengembalikan biaya tes untuk pengecekan Covid-19.
• Hotel di Meksiko Berikan Paket Liburan Gratis Selama 20 Tahun, Simak Cara Mendapatkannya
• 6 Tanda Kamar Hotel Tak Dibersihkan dengan Benar
• Jangan Bawa 3 Benda Ini Masuk ke Kamar Hotel, Kamu Bisa Kena Denda
• Sepi saat Pandemi, Hotel di Pusat Kota Tokyo Ini Sewakan Kamarnya Gratis dengan Syarat Mudah
• Inikah Hotel Paling Instagramable di Dunia? Intip Keunikannya
(TribunTravel.com/ Nurul Intaniar)