TRIBUNTRAVEL.COM - Tahun Baru Islam identik dengan sejumlah tradisi yang diselenggarakan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Kota Solo.
Kota Solo memiliki tradisi tahunan yakni Kirab Pusaka yang biasa digelar oleh pihak Keraton Surakarta.
Namun, pada malam Tahun Baru Islam 1442 Hijriah yang jatuh pada hari ini, Rabu (19/8/2020), tradisi Kirab Pusaka resmi ditiadakan.
Wakil Pengageng Museum Pariwisata Keraton Kasunanan Surakarta, Dany Nur Adiningrat mengatakan, peniadaan Kirab Pusaka ini karena situasi yang masih dalam masa pandemi Covid-19.
• Menilik Kirab Kebo Bule, Tradisi Keraton Kasunanan Surakarta dalam Menyambut Malam Satu Suro
"Untuk yang Kirab Pusaka ditiadakan. Kalau rangkaian upacaranya tetap dilaksanakan di Keraton dengan standar protokol kesehatan," kata Dany saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/8/2020).
Ia mengatakan, Keraton Surakarta memutuskan untuk tidak mengadakan Kirab Pusaka lantaran berpotensi menimbulkan kerumuman orang banyak.
Berkaca pada gelaran tahun lalu, kata dia, jumlah wisatawan dan masyarakat yang datang ke acara Kirab Pusaka bisa mencapai puluhan ribu orang.
"Tahun lalu bisa berdesak-desakan dan sebagainya. Kita tidak mau maksud kita bagus untuk Kirab Pusaka, akan tetapi malah menjadi hal yang buruk di era pandemi ini. Bisa jadi cluster baru atau menjadi tempat penularan yang baru, maka ditiadakan," jelasnya.
Namun, pergelaran rangkaian upacara Satu Suro 1954 Jumakir tetap diadakan untuk pihak internal Keraton Surakarta.
Untuk gelaran upacara yang akan dilakukan seperti Wilujengan dan Selamatan.
Adapun para peserta yang bisa mengikuti upacara ini hanya Abdi Dalem, dan pihak yang mendapat tugas dari Raja.
"Tapi untuk upacara ini tetap kita batasi pesertanya. Karena kita tetap standar protokol kesehatan. Jadi rangkaian upacaranya tetap dilaksanakan," terangnya.
Untuk wisatawan tidak bisa melihat dan mengikuti upacara ini.
Namun biasanya, tahun-tahun sebelumnya wisatawan dapat mengikuti Kirab Pusaka yang diadakan Keraton Surakarta.
Ia mengatakan, wisatawan dan masyarakat lokal biasa berpartisipasi dalam Kirab Pusaka dengan menggunakan pakaian adat.
"Wisatawan dan masyarakat itu bisa mengikuti Kirab Pusaka, tapi dengan tetap memakai pakaian adat sesuai kriteria dan ketentuan.
Jadi peserta Kirab Pusaka itu banyak juga dari wisatawan atau tamu undangan, atau pun masyarakat umum.
Sehari sebelumnya biasa kasih tau mau ikutan, nanti kita informasikan harus bagaimana," tuturnya.
Meski tidak bisa melihat rangkaian upacara dan melihat Kirab Pusaka tahun ini, wisatawan tetap bisa berwisata di sekitaran kawasan Keraton Yogyakarta kecuali Museum Keraton Surakarta.
Adapun wisatawan tetap bisa melihat kerbau bule di Alun-alun Kidul Keraton Surakarta.
Selain itu, wisatawan juga tetap bisa melihat Kereta Pesiar dan Kereta Jenazah Paku Buwono X.
"Jadi memang ada kawasan-kawasan yang memang terbuka dan tertutup. Tapi itu masih satu kesatuan lanskap Keraton Surakarta," pungkasnya.
• Taman Balekambang Surakarta, Tempat Pilihan Libur Akhir Pekan Bersama Keluarga
• Melihat Lebih Dekat Keunikan Prosesi Pemindahan Gamelan Sekaten Keraton Surakarta
• Sempat Ditutup karena Konflik Internal, Keraton Surakarta Resmi Dibuka Lagi Hari Ini
• 5 Warung Nasi Liwet Enak di Solo untuk Menu Makan Malam
• Mengenal Sejarah Tengkleng di Solo, Kuliner Lezat yang Memiliki Kisah yang Cukup Memilukan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pandemi Covid-19, Kirab Pusaka Keraton Surakarta Ditiadakan"