Breaking News:

Fakta Unik Kopi Kawa Daun Khas Sumatera Barat, Benarkah Lahir Akibat Tanam Paksa?

Ada kisah yang beredar di masyarakat tentang kehadiran kopi kawa daun khas Sumatera Barat , tetapi kisah tersebut diluruskan oleh pakar sejarah.

Kompas.com/Silvita Agmasari
Kopi kawa dari Payukumbuh, Sumatera Barat. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Menyesap kopi adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan, apalagi menikmati kopi berkualitas tinggi.

Ada satu kopi yang terbilang unik dari Sumatera Barat yakni kopi kawa daun disebut juga aia kawa.

Kopi ini tidak menggunakan biji kopi seperti kopi hitam lazimnya, justru menggunakan daun teh. 

Ada kisah yang beredar di masyarakat tentang kehadiran kopi kawa daun khas Sumatera Barat , tetapi kisah tersebut diluruskan oleh pakar sejarah.

Berikut fakta mengenai kopi kawa daun khas Sumatera Barat:

1. Cerita yang beredar di masyarakat

Menurut cerita yang beredar di masyarakat lokal kopi kawa daun ini lahir akibat adanya tanam paksa di Sumatera Barat dan pungutan pajak sebesar 20 persen.

Kopi yang dihasilkan harus dijual ke kaki tangan Belanda yang berada di kampung-kampung sehingga tidak ada lagi biji kopi yang bisa disimpan di rumah-rumah penduduk.  

2. Kopi kawa daun dibantah lahir karena penjajahan

Pakar sejarah dari Universitas Andalas Prof. Gusti Asnan justru memiliki pendapat berbeda tentang lahirnya kopi kawa daun ini.

2 dari 3 halaman

Menurut cerita masyarakat, kebiasaan meminum kopi kawa daun ini bukan dilatarbelakangi oleh peristiwa tanam paksa yang dilakukan oleh Belanda.

Namun Prof. Gusti Anan menyebutkan jauh sebelum Belanda masuk, orang Minangkabau sudah mengenal kopi daun (kawa) sebagai minuman.

Mereka sejak awal memang tidak mengkonsumsi biji kopi untuk minuman.

Kopi kawa dari Payukumbuh, Sumatera Barat.
Kopi kawa dari Payukumbuh, Sumatera Barat. (Kompas.com/Silvita Agmasari)

Biji kopi sendiri mulai dikenal ketika akhir abad ke-18, sejak saudagar Amerika datang membeli biji kopi.

Saat inilah, orang Minangkabau baru menyadari biji kopi bernilai tinggi daripada yang mereka kenal sebelumnya.

Hal ini menampik anggapan bahwa kopi mulai ditanam di Sumatera Barat sejak Belanda datang ke daerah ini.

Selain itu sebelum kedatangan Belanda, kopi telah tumbuh subur di pedalaman.

Sementara itu Belanda pada awal abad ke-19 belum berhasil masuk ke pedalaman Minangkabau, sehingga tanam paksa kopi tidak bisa disebut sebagai cikal bakal lahirnya kebiasaan minum kopi kawa daun.

3. Cara menikmati kopi kawa

Dulunya, di area Bukit Barisan yang berada di Tarusan Kamang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat masih banyak ditemui warga yang melanjutkan usaha kebun kopi warisan Belanda.

3 dari 3 halaman

Saat ini rasa kopi kawa daun sudah mulai di variasi.

Sebagai pemanis, kopi kawa daun mulai ditambahkan gula, dulunya hanya menggunakan gula tebu yang di Sumatera Barat dikenal dengan sebutan saka.

Dulu gelas kopi kawa daun identik menggunakan batok kelapa. Saat itu masyarakat tidak memiliki gelas kaca.

Selagi panas, kopi dituang ke dalam batok kelapa yang di bawahnya sudah di alas tengkak, berfungsi sebagai tatakan gelas agar tidak tumpah.

Tengkak tersebut dibuat dari bambu yang dipotong-potong dengan panjang tidak sampai 10 cm.

3 Kreasi Kopi Unik di Bogor, Cobain Kopi Soda Buatan Mr Yos Bakery & Cafe

Mengenal Sosok Pramugari yang Viral di Medsos karena Buka Warung Kopi di Klaten

10 Kuliner Khas Aceh yang Enak dan Wajib Dicoba, Ada Kopi Sanger hingga Sie Kameng

Kedai Kopi di Malang Ini Tawarkan Sensasi Unik Ngopi di Pinggir Rel Kereta Api

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kopi Kawa Daun Khas Sumatera Barat, Benarkah Lahir pada Masa Penjajahan?"

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
Sumatera BaratAgamTarusan KamangBukit Barisankopi kawa daun
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved