TRIBUNTRAVEL.COM - Di tengah ingar bingar Pasar Baru, ada satu tempat makan bakmi yang legendaris bernama Bakmi Gang Kelinci.
Restoran bakmi khas China yang berada di Jalan Kelinci Raya No. 1-3, Pasar Baru, Jakarta Pusat ini sudah berdiri sejak 1957.
Menurut satu pelayan, Hesti Afriyani, dulunya restoran ini berjualan di sebuah rumah.
Tempatnya agak menjorok ke belakang dari tempat saat ini.
TONTON JUGA
Dari semula di gang, seiring berkembangnya usaha, Bakmi Gang Kelinci melebarkan bangunan restoran hingga berada di depan Jalan Kelinci Raya.
"Awal berjualan masih di belakang gang Kelinci. Lambat laun meningkat sampai berada di depan Jalan Kelinci," jelasnya sekilas kepada TribunJakarta.com pada Senin (27/7/2020).
Sensasi Menyantap Bakmi di Tengah Pandemi
Rasanya kurang lengkap tidak menyempatkan makan di sini bila sudah berada di Pasar Baru.
Di kala panas matahari menyengat, saya memutuskan mencicipi semangkuk Bakmi Gang Kelinci sebagai menu makan siang.
Suasana restoran saat itu terbilang tak begitu ramai seperti biasanya.
Berbeda ketika saya sebelumnya datang di waktu normal sebelum pandemi.
Saat itu, ketika jam makan siang tiba, suasana restoran sangat ramai. Pengunjung silih berganti datang. Mereka yang datang dari golongan usia beraneka macam. Mulai dari anak-anak, dewasa hingga lansia. Yang terakhir malah sering saya lihat.
Mereka biasanya datang entah sehabis berbelanja, bekerja, ataupun sekadar lewat saja di sekitar Pasar Baru.
Kini, suasana ingar bingar pengunjung yang saling mengobrol sembari makan tak terdengar. Jarak antar meja pengunjung pun berjauhan.
Meja dan kursi pengunjung dikurangi dari jumlah sebelumnya. Selain kebijakan dine-in yang berubah, Pengunjung yang mau bawa pulang makanan pun diberi jarak.
Barisan kursi sudah ditempatkan sesuai jarak aman. Selepas memesan, pengunjung harus duduk menunggu di barisan kursi yang masih kosong.
Selayang pandang, kebanyakan pengemudi ojek daring yang duduk di sana.
Ini lah dampak pandemi. Restoran tetap buka meski dengan suasana yang berbeda.
Bakmi Pangsit
Saya memesan semangkuk bakmi spesial AK, seporsi pangsit goreng dan botol mineral.
Di daftar menu, tidak tersedia bakmi pangsit goreng atau rebus dan bakmi bakso. Makanan pendamping itu harus dipesan terpisah.
Pelayan yang datang juga dilengkapi dengan alat pelindung wajah (face shield) ketika melayani kita.
Selepas memesan makanan, pelayan langsung menyebutkan jumlah harga pesanan. Layaknya konsep restoran cepat saji, kita diharuskan untuk membayar terlebih dahulu.
Bedanya, tidak perlu mengantre di etalase makanan dan membawa sendiri ke meja makan.
Di sini kita lebih dulu duduk dan tinggal menunggu pesanan datang di meja makan.
Hanya beberapa saat menunggu, pesanan saya sudah tersaji di atas meja.
Dalam semangkuk bakmi spesial AK, terdiri dari dua jenis potongan ayam asin dan manis, sawi, jamur dan taburan daun bawang.
Dua pangsit goreng dan semangkuk kecil kuah berisi tongcay menjadi teman pendamping menyantap bakmi.
Kala menyantapnya, tekstur mie terasa kenyal dan tidak lembek. Potongan daging ayamnya cukup besar sehingga rasa dagingnya terasa di mulut.
Di sela menyantap mie, sesekali menyeruput kuah kaldu yang bertabur potongan kecil tongcay. Nikmat.
Rita (60), salah satu pengunjung, mengatakan sudah sering menyantap Bakmi Gang Kelinci.
Setiap berkunjung ke Pasar Baru, ia pasti tak melewatkan makan siang di sini.
"Setiap ke Pasar Baru saya makan di sini. Mie ini terkenal. Rasanya khas," ujarnya kepada TribunJakarta.com pada Senin (27/7/2020).
• Tak Banyak yang Tahu, Ini Alasan Warung Bakmi Jawa di Solo Buka Malam Hari
• Bakmi Gajah Jaya dan 5 Mi Ayam Enak di Semarang untuk Menu Makan Siang
• 5 Kuliner Dekat UPN Veteran Jakarta, Cicipi Enaknya Bakmi Jawa Godog Kang Bawor
• Rekomendasi 7 Mi Ayam Enak di Semarang, Bakmi Gajah Jaya hingga Mi Ayam Level Mas No
• Perbedaan Bakmi China dan Bakmi Indonesia, Mulai dari Rasa, Bumbu hingga Cara Penyajiannya
Artikel ini telah tayang di Tribuntribunjakartatravel.com dengan judul Nikmatnya Mengudap Rasa Bakmi Gang Kelinci yang Legendaris Sejak 1957