Breaking News:

Cerita Pendaki Asal Swiss yang Hilang di Gunung Semeru Empat Tahun Lalu

Empat tahun lalu, awal Juni 2016, seorang pendaki asal Swiss hilang di Gunung Semeru Jawa Timur.

INSTAGRAM/juliusbramanto
Ranu Kumbolo Gunung Semeru 

TRIBUNTRAVEL.COM - Empat tahun lalu, awal Juni 2016, seorang pendaki asal Swiss hilang di Gunung Semeru Jawa Timur.

Hingga hari ini, nasib pendaki bernama Lionel Du Creaux (26) itu masih tanda tanya.

Lionel memulai pendakian pada Jumat (3/6/2016) bersama seorang rekannya, Alice Guignard, yang merupakan warga negara Perancis.

Saat memulai pendakian, kedua warga negara asing itu tidak melalui pos perizinan.

 

Jadi mereka mendaki dengan cara ilegal.

Sekitar pukul 10.22 WIB, keduanya sampai di Ranu Kumbolo.

Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan ke Kalimati.

Keduanya tiba di Pos Kalimati sekitar pukul 11.55 WIB.

Lalu, mereka memutuskan untuk melanjutkan pendakian ke puncak.

Di tengah perjalanan ke puncak, sekitar pukul 17.47 WIB, Alice tidak melanjutkan perjalanan karena tidak kuat.

2 dari 4 halaman

Sementara Lionel tetap mendaki menuju puncak.

Alice yang tidak kuat lagi untuk menuju puncak Mahameru akhirnya memilih kembali ke Pos Kalimati.

Saat perjalanan kembali, Alice sempat tersesat.

Perempuan ini bertahan selama dua hari dua malam.

Beruntung, Alice yang masih kuat bertahan mendapat pertolongan.

Ketika itu, Senin (6/6/2016) sekitar pukul 22.00 WIB, Heri Sumantri, salah satu anggota tim Haspala Malang yang sedang mengantar pendaki, mendengar suara Alice yang minta tolong.

Keesokan harinya, Selasa (7/6/2016), warga asing itu dibawa turun.

Mereka melaporkan kejadian itu kepada petugas di pos pendakian Resor Ranu Pani.

Adapun Lionel tidak ditemukan.

Rabu (8/6/2016) pagi, diberangkatkan tim advance sebanyak 20 orang untuk melakukan SAR awal di titik-titik yang diidentifikasi hilangnya pendaki.

3 dari 4 halaman

Kamis (9/6/2016), pencarian dilakukan melalui SAR terbuka dengan menutup jalur pendakian.

Sebanyak 75 personel gabungan dikerahkan, antara lain dari saver, porter, Basarnas Jember, dan SAR Lumajang.

Pencarian dilakukan melalui dua rute, yakni dari atas dimulai dari Kalimati turun ke area Blank 75 (jurang berkedalaman 75 meter).

Satu tim lain berangkat dari bawah dimulai dari Tawonsongo di Kecamatan Pasrujambe naik sampai ke blank merah.

Blank merah merupakan jurang yang terletak di bawah blank 75.

Ternyata hingga proses pencarian dihentikan, Lionel tidak kunjung ditemukan.

Saat itu, Koordinator Sahabat Volunteer Semeru Sukaryo menyebutkan bahwa proses pencarian mengalami kesulitan karena tim di lapangan kekurangan data.

Tim tidak mengetahui secara pasti barang yang dibawa pendaki yang biasanya menjadi petunjuk dalam proses pencarian.

Suasana Ranu Kumbolo di Gunung Semeru, Jawa Timur
Suasana Ranu Kumbolo di Gunung Semeru, Jawa Timur (TRIBUNTRAVEL.COM/SRI JULIATI)

"Kita minim data. Si Alice (Alice Guignard, rekan pendaki yang hilang) bilang bawa barang, tapi tidak tahu pasti barang apa saja yang ada di dalamnya.

Saat diadakan reka ulang, si Alice juga bingung.

4 dari 4 halaman

Jadi tidak diketahui apakah survivor menuju ke barat, ke selatan, ke utara atau ke timur," kata Sukaryo kepada Kompas.com, Minggu (19/6/2016). 

Menurutnya, pencarian tujuh hari pertama dan sudah diperpanjang tiga hari hasil nihil.

Karena belum juga ditemukan, pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menarik semua tim yang ada di lapangan.

"Kan sesuai prosedur, pencarian pertama tujuh hari hasil nihil, ditambah tiga hari hasil juga nihil.

Sekarang untuk pencarian sudah bukan kewenangan TNBTS," ungkapnya.

Pihak TNBTS pun menyerahkan proses pencarian kepada pihak keluarga dan Kedutaan Besar Swiss.

Berdasarkan kesepakatan, pencarian akan terus dilakukan dan berada di bawah komando pihak keluarga.

"Ada kesepakatan dengan keluarga, bahwa pencarian dilanjutkan dan semua biaya ditanggung pihak keluarga.

Dan itu sudah bukan kewenangan TNBTS," tuturnya.

TNBTS mencatat, banyak pendaki yang tersesat dan hilang di Gunung Semeru karena hilang arah saat menuruni Puncak Mahameru menuju Kalimati, pos terakhir sebelum puncak.

Kepala Bidang Wilayah 2 TNBTS, Achmad Susjoto pada Selasa (4/4/2017) mengatakan, pendaki di lokasi ini akan merasa kecapekan dan bisa kehilangan konsentrasi.

"Penyebab pendaki tersesat itu pertama karena capek.

Ketika sudah mulai capek, dia melihat seperti fatamorgana.

Yang bukan jalurnya akhirnya dilalui," ujar Achmad.

Karenanya, untuk meminimalkan pendaki tersesat, pihaknya sudah manambah rambu-rambu di Pos Kalimati.

Selain itu, pihakya melakukan pelatihan SAR terhadap 50 anggota tim advance yang dibentuk TNBTS.

Tujuannya, untuk mengevakuasi pendaki yang bermasalah di tengah pendakian sebelum open SAR dilakukan.

"Jadi ketika ada laporan hilang, tim advance kami akan melakukan proses pencarian awal," katanya.

Pihaknya juga melakukan rehabilitasi terhadap sejumlah posko di sejumlah pos untuk kenyamanan pendaki. (*)

Viral Medsos Fenomena Langit Bulan Bercincin di Tengah Pandemi, Ini Penjelasan LAPAN

Gelombang Setinggi 3 Meter di Danau Kawah Gunung Ijen Adalah Tsunami, Begini Penjelasannya

Jalur Pendakian Gunung Rinjani Masih Ditutup, TNGR Blacklist Pendaki Ilegal

Berada di Kaki Gunung Tambora, Inilah Cerita Unik Desa Pancasila

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Awal Juni Empat Tahun Lalu, Pendaki Asal Swiss Hilang di Gunung Semeru, Begini Kisahnya

 
Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
TribunTravel.comGunung SemeruSwiss Credit Suisse Yann Sommer Manuel Akanji Bendungan Engehalde
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved