TRIBUNTRAVEL.COM - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa mengatakan, saat ini Pemprov Bali masih fokus menangani pandemi Covid-19.
Jika nantinya sudah ada jaminan kasus Covid-19 di Bali melandai atau mengalami trend penurunan, maka pemerintah akan mempertimbangkan pembukaan objek-objek wisata di Bali.
"Sampai saat ini kita masih untuk penanganan Covid-19. Sampai benar benar ada jaminan kasus melandai atau menurun.
Jadi pembukaan pariwisata akan melihat situasi perkembangan wabah covid 19," kata Astawa Sabtu (16/5/2020)
Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) atau Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) RI Ni Wayan Giri Adnyani menjelaskan, Kemenparekraf telah merumuskan program Cleanliness, Health, Safety (CHS) sebagai tagline pascapandemi Covid-19.
• Bali Mulai Buka Pembahasan Hadapi New Normal Pariwisata Pasca Pandemi Covid-19
Ia mengatakan, dari sisi Cleanliness mencakup kebersihan objek wisata serta pintu masuk.
Kemudian Health atau kesehatan berupa pengecekan kesehatan para wisatawan. Lalu Safety atau keamanan yakni mencakup keamanan wisatawan dan masyarakat.
"Saat ini kita memasuki dunia yang new normal, segala kebiasaan baru yang dulunya tidak dianggap tidak normal saat ini menjadi normal.
Untuk itu implementasi CHS sangat tepat dilakukan sekarang,” jelasnya saat melakukan Rakor Persiapan Pemulihan Pariwisata di Bali dengan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) di ruang Rapat Praja Sabha, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Kamis (14/5/2020) siang.
Saat ini, Giri menganggap kurva Covid-19 sudah menuju datar dan diharapkan agar bisa cepat mengalami penurunan.
Apabila trend positif ini terus berlanjut maka Kemenparekraf telah membuat program yang dibagi menjadi dua periode.
Pada periode pertama, yakni Juni-Oktober, disebut sebagai gaining confidence yang mencakup persiapan dan revitalisasi destinasi, perencanaan program promosi serta bantuan terhadap para pelaku pariwisata.
Kemudian mulai Oktober 2020 disebut sebagai appealing, yakni pembukaan destinasi pariwisata secara bertahap dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat, promosi, penyelenggaraan event dan MICE roadshow dan media campaign.
Adapun provinsi yang menjadi prioritas untuk program ini adalah Bali, Yogyakarta dan Kepulauan Riau.
Setelah berhasil di tiga provinsi itu maka akan dilanjutkan dengan daerah lainnya di Indonesia.
Melalui upaya ini, pada 2021 mendatang diharapkan pariwisata Indonesia bisa kembali normal.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali, Cok Ace sangat mengapresiasi berbagai program yang tengah dicanangkan oleh Kemenparekraf, terlebih Bali menjadi prioritas bersama dengan tiga provinsi lainnya di Indonesia.
Dirinya mengaku setuju mengangkat keberhasilan Bali dalam menangani Covid-19 sebagai salah satu promosi pariwisata.
Apabila melihat perkembangan kasus hingga saat ini, tingkat kesembuhan sebesar 65 persen tertinggi di Indonesia dengan angka kematian terendah di Indonesia yang hanya sebesar 1,2 persen.
“Ini bisa meyakinkan wisatawan untuk datang ke Bali,” kata Cok Ace yang juga sebagai Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali itu.
Namun Cok Ace tidak setuju apabila pembukaan wisata di Bali tidak dilakukan secara serentak di seluruh Bali. Diusulkan agar destinasi yang dibuka dimulai secara bertahap dari Nusa Dua terlebih dahulu.
“Mengingat banyak wisatawan yang sudah sangat rindu dengan Bali, kita bisa buka ITDC di Nusa Dua terlebih dahulu.
Mengingat di sana secara fisik sudah terisolasi dan jauh dari pemukiman dan dengan fasilitas yang sudah lengkap,” usulnya.
Nantinya, jika trend covid-19 di seluruh dunia sudah mencapai angka 0 persen, bisa mulai dibuka secara bertahap beberapa spot wisata di Bali, seperti Tanah Lot atau Monkey Forest di Ubud.
Sebagai catatan, pembukaan spot tersebut tidak diikuti dengan pembukaan area di sekitarnya guna memaksimalkan social/physical distancing terlebih dahulu.
Panglingsir Puri Ubud itu mengaku yakin bahwa Bali akan siap menerima wisatawan lagi setelah pandemi Covid-19.
Hal itu sudah membuktikan bahwa pariwisata Bali selalu bangkit pascamusibah, seperti bom Bali dan meletusnya Gunung Agung.
Namun dirinya menekankan, pembukaan pariwisata pascapandemi Covid-19 harus mematuhi protokol kesehatan dan keamanan yang sesuai dengan instansi terkait. (*)
• Bosan di Rumah? 8 Tempat Wisata di Bali Ini Tawarkan Tur Virtual
• 7 Kuliner Lezat di Bali yang Cocok untuk Menu Buka Puasa di Bulan Ramadan
• Diduga Stres Tak Bisa Kembali ke Negaranya, Turis Bule di Bali Ini Mengamuk di Kantor Satpol PP
• Ada Pandemi Corona, Turis Spanyol Berbagi Sembako di Bali
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Pariwisata Bali Buka Oktober 2020, Ini Kata Kadis Pariwisata