Breaking News:

Penerbangan Internasional Diperkirakan Normal pada Tahun 2023

Dalam analisis tersebut, IATA menekankan pada penerbangan internasional yang diperkirakan baru bisa kembali normal pada 2023.

pixabay.com
Ilustrasi pesawat. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Asosiasi Transportasi Udara Internasional atau International Air Transport Association (IATA) baru saja merilis analisis baru terkait dampak Covid-19 pada dunia penerbangan.

Dalam analisis tersebut, IATA menekankan pada penerbangan internasional yang diperkirakan baru bisa kembali normal pada 2023.

Saat semuanya kembali normal, IATA memperkirakan baru penerbangan domestik saja yang dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Sementara untuk penerbangan internasional diperkirakan akan mengalami penurunan dari angka sebelum pandemi Covid-19 menyerang.

Prosedur dan Syarat Membuat Paspor Selama Pandemi Covid-19

Melansir dari Lonely Planet, permintaan penumpang global pada tahun 2021 akan menjadi 24% lebih rendah dibandingkan pada 2019 dan 32% lebih rendah dari perkiraan yang dibuat pada Oktober 2019.

Sejumlah calon penumpang antre untuk lapor di Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (24/4/2020).
Sejumlah calon penumpang antre untuk lapor di Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (24/4/2020). (ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL)

Hal ini disebabkan pembukaan ekonomi yang lebih lambat dan adanya pembatasan perjalanan.

IATA merasa tindakan karantina pada saat kedatangan akan semakin merusak kepercayaan diri dalam perjalanan udara.

Kesimpulan ini didapat IATA dari survei yang melibatkan wisatawan dunia.

Sebanyak 69% dari jumlah wisatawan menyatakan mereka tidak akan mempertimbangkan bepergian jika mengharuskan karantina selama 14 hari.

Secara tidak langsung, tindakan karantina menjadi bagian dari pembatasan perjalanan pasca pandemi.

2 dari 2 halaman

Alexandre de Juniac, CEO dan direktur umum IATA mengatakan, dengan cara seperti ini banyak orang akan memilih untuk tinggal di rumah.

Menurutnya, tindakan karantina selama 14 hari membuat perjalanan menjadi tidak praktis.

Suasana Bandara Schipol di Amsterdam, Belanda, Sabtu (26/5/2018).
Suasana Bandara Schipol di Amsterdam, Belanda, Sabtu (26/5/2018). (TRIBUNTRAVEL.COM/SINTA AGUSTINA)

"Untuk melindungi penerbangan, untuk memulihkan perekonomian, kita tidak boleh membuatnya semakin memburuk," ujar Juniac.

Ia melanjutkan, saat ini kita membutuhkan solusi untuk bepergian dengan aman dengan mengatasi dua tantangan.

Pertama, wisatawan harus diberikan kepercayaan diri untuk melakukan perjalanan.

Dan tindakan karantina 14 hari membuat wisatawan tidak percaya diri.

"Ini harus memberikan kepercayaan diri kepada penumpang untuk melakukan perjalanan dengan aman dan tanpa kerumitan," kata Juniac.

"Kedua, harus memberi kepercayaan pada pemerintah bahwa wisatawan terlindung dari virus," lanjutnya.

Mengenal Protokol Global di New Normal Pariwisata, Bakal Berlaku untuk Semua Industri Perjalanan

Siap Menuju New Normal Pariwisata, Candi Borobudur Dibuka Kembali 8 Juni 2020

Turki Buka Tempat Wisata untuk Wisatawan Domestik Mulai 28 Mei

Penerbangan Mulai Dibuka, Bandara Ngurah Rai Bali Belum Bisa Lakukan Pelayanan Seperti Sediakala

(TribunTravel.com/Sinta Agustina)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
penerbanganIATACovid-19 Yeti Airlines
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved