TRIBUNTRAVEL.COM - Selama pandemi corona, banyak maskapai menerapkan jarak aman dengan mengosongkan kursi tengah di kabin pesawat.
Penumpang hanya diperbolehkan duduk di lorong ataupun di samping jendea pesawat.
Maskapai seperti Qantas dan beberapa maskapai lain menerapkan social distancing atau jaga jarak dalam penerbangan dengan mengosongkan kursi tengah mereka.
Pengosongkan tersebut guna mencegah penularan virus corona dan demi keamanan penumpang.
Namun, analis penerbangan senior dari OAG, John Grant mengatakan social distancing kemungkinan hanya sementara.
Hal itu karena semua bermuara pada uang.
Dia mengatakan maskapai penerbangan mendapatkan uang saat kursi penerbangan mereka terisi penuh.
• Kursi Tengah untuk Social Distancing di Pesawat, Akankah Efektif untuk Cegah Covid-19?
Jika kursi tengah dikosongkan menurutnya maskapai harus membebankan biaya lebih banyak untuk kursi yang tersisa.
Menurut OAG, maskapai berbiaya rendah termasuk Southwest dan JetBlue rata-rata 52 persen lebih per penumpang.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional, yang telah menentang keras pemisahan sosial permanen di pesawat karena mengatakan risiko penularan virus rendah dan persyaratan masker baru akan memberikan lebih banyak perlindungan penumpang.
Namun, tarif rata-rata tiket pesawat akan melonjak 43 persen sampai 54 persen di seluruh dunia tergantung wilayahnya.
Di Amerika Utara, mengisi hanya dua pertiga dari kursi pesawat dengan menjaga kursi tengah kosong akan meningkatkan harga tiket rata-rata sebesar 43 persen.
Maskapai penerbangan di wilayah tersebut perlu mengisi tiga perempat dari kursi mereka untuk mencapai titik impas.
Sebagian besar pelancong tidak akan mau membayar harga dari jarak sosial tersebut.
Para traveler biasanya sangat tergantung pada harga dan sangat tergantung pada tiket murah.
"Maskapai berjuang untuk kelangsungan hidup mereka. Menghilangkan kursi tengah akan meningkatkan biaya," kata direktur umum dan CEO IATA Alexandre de Juniac dalam sebuah pernyataan.
"Jika itu dapat diimbangi dengan tarif yang lebih tinggi, era perjalanan yang terjangkau akan berakhir. Di sisi lain, jika maskapai tidak dapat menutup biaya dalam tarif yang lebih tinggi, maskapai akan bangkrut," katanya.
CEO Southwest Airlines Gary Kelly mengatakan dia memandang jarak sosial di pesawat, di antara langkah-langkah keselamatan penumpang baru termasuk masker, sebagai tindakan sementara sampai pandemi berakhir.
"Saya belum mau menerima bahwa pengalaman penerbangan berubah selamanya," katanya kepada analis dan wartawan Wall Street pada akhir April.
Dia mengatakan bahwa jarak sosial di pesawat tidak dapat bertahan selamanya karena maskapai penerbangan akan kehilangan lebih banyak uang daripada yang sudah mereka alami sebelumnya.
"Kita harus memiliki keseimbangan antara jarak sosial dan keterjangkauan bagi semua orang untuk terbang," katanya.
Grant mengatakan ia mengharapkan beberapa maskapai penerbangan menawarkan kursi tengah kosong dengan biaya tertentu, seperti yang diusulkan Frontier Airlines minggu ini.
Ia mengatakan praktik seperti itu akan menghilang seiring dengan permintaan perjalanan seperti sedia kala karena maskapai mendapat uang selain dari tiket pesawat yang dibayarkan penumpang di lorong dan jendela pesawat.
• Jangan Sembarangan Taruh Barang Bawaan di Kantong Kursi Pesawat, Ini Alasannya
• Pramugari Ungkap Rahasia di Balik Kebersihan Kursi Pesawat yang Tak Diketahui Penumpang
• Pramugari Ungkap Fakta Menjijikan Tentang Kantong di Kursi Pesawat
• 4 Fakta Unik Penerbangan, Termasuk Alasan Kursi Pesawat Tak Selalu Sejajar dengan Jendela
(TribunTravel.com/Arif Setyabudi)