TRIBUNTRAVEL.COM - Pemerintah Singapura membuat aturan yang ketat untuk mencegah penyebaran virus corona.
Denda berlaku bagi mereka yang nekat keluar rumah saat menjalani karantina.
Hal ini dialami oleh Tay Chun Hsien, pria berusia 22 tahun yang bekerja sebagai financial adviser di AIA.
Dilansir oleh TribunTravel dari channelnewsasia, Tay didenda sebesar 1.500 dolar Singapura atau setara dengan Rp 16 juta karena keluar rumah.
Padahal, karantina Tay berakhir setengah jam lagi.
• Demi Bisa Berenang Saat Singapura Lockdown, Pria Ini Rela Rogoh Kocek Sebesar Rp 106 Juta
Tay mengira masa karantinanya akan berakhir pukul 24.00 padahal karantinanya berakhir pada pukul 12.00.
Diketahui sebelumnya, Tay diduga sempat melakukan kontak dengan sesorang yang positif COVID-19.
Dengan demikian, Tay harus menjalani karantina mandiri di flat-nya pada periode 19 hingga 22 Maret 2020 yang lalu.
Pada 22 Maret pukul 11.30 pagi, Tay pergi meninggalkan flat-nya dan berjalan ke sebuah foodcourt di Yew Tee Square untuk makan.
Jarak antara flat menuju foodcourt sekitar 7 menit berjalan kaki.
Kemudian, pada pukul 11.40, seorang petugas keamanan ditugaskan untuk memeriksa apakah Tay mematuhi aturan karantina sehingga dia melakukan panggilan video.
Tay menjawab panggilan tersebut sambil makan roti prata dan petugas CISCO menyadari bahwa Tay tidak ada di rumah.
Tay menjelaskan bahwa dia telah meninggalkan rumahnya untuk membeli makanan karena dia lapar, dan segera pulang ketika disuruh melakukannya.
Petugas membuat panggilan video lain ke Tay pukul 12.05 dan Tay menjawab, membenarkan bahwa ia baru saja tiba di bloknya.
Petugas memanggilnya lagi tiga menit kemudian dan mengkonfirmasi bahwa Tay telah tiba di rumah.
Tay mengaku bersalah atas satu tuduhan melanggar perintah karantina.
Jaksa pun memberikan denda sebesar 1.500 dolar Singapura dan mencatat bahwa Tay adalah pelaku pertama kali dan mengaku bersalah lebih awal.
Dia mengatakan risiko penularan dalam kasus ini rendah, karena Tay menghabiskan waktu yang relatif singkat di luar rumahnya dan tidak melakukan perjalanan jauh.
Namun, dia mengatakan Tay telah melanggar perintah karantina rumahnya "tanpa alasan yang baik", dan tidak ada keadaan darurat yang mengharuskan dia meninggalkan rumahnya.
Pengacara Tay mengatakan kliennya salah membaca waktu akhir masa karantina dan berpikir pukul 24.00.
Dia mengatakan ini adalah kesalahan yang tidak disengaja karena Tay sedang menjalani pengobatan jangka panjang yang menyebabkan dia merasa cemas dan sulit tidur.
• 10 Rute Penerbangan Terpanjang Versi OAG, Singapura-Newark AS Hampir 19 Jam
• Potret Singapura Saat Terapkan Separuh Lockdown, Tempat Wisata Populer Jadi Sunyi Senyap
• Lawan Virus Corona, Pemerintah Singapura Akan Tutup Semua Pantai
• Imbas Covid-19, Terminal 2 Bandara Changi Singapura Tutup Sampai Akhir 2021
• Dilarang Transit hingga Batasi Jumlah Pengunjung, Ini Daftar Kebijakan Baru di Singapura
(TribunTravel.com/GIgihPrayitno)