TRIBUNTRAVEL.COM - Pandemi virus corona (covid-19) memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap industri penerbangan.
Kebijakan negara untuk membatasi akses penerbangan mengakibatkan banyak pesawat tidak bisa beroperasi.
Selain itu, penurunan jumlah penumpang juga berdampak terhadap sejumlah operasional bandara, satu di antaranya adalah Bandara Changi Singapura.
Dilansir TribunTravel dari The Sun pada Selasa (7/4/2020), Bandara Changi Singapura, salah satu bandara terbesar di dunia akan menutup terminal 2 mulai 1 Mei 2020 hingga akhir 2021.
Semua operasi yang awalnya bertempat di terminal 2 akan berlangsung di tiga terminal lainnya untuk menghemat biaya.
Menteri Perhubungan, Khaw Boon Wan menjelaskan bahwa bandara mampu mengatasi semua melalui tiga terminal lainnya.
• Punya Arsitektur Unik, 8 Tempat Wisata di Singapura Ini Sering Dikunjungi Pemburu Foto Instagramable
Kedatangan penumpang berkurang 90 persen akibat wabah virus corona.
Khaw Boon Wan juga menambahkan, ia tidak berharap operasional bandara bisa kembali pulih sampai tahun depan.
"Meskipun mustahil untuk beroperasi sepenuhnya seperti semula pada tahun ini, namun kemungkinan besar bisa kembali pulih pada tahun depan. Saat hal itu terjadi, kita harus siap memimpin dan mengoperasikannya kembali," ucapnya.
Sebelumnya, Bandara Changi Singapura juga melarang penumpang untuk transit guna mencegah penyebaran virus corona di negara tersebut.
Dilansir TribunTravel dari laman Executive Traveller, Singapura melarang seluruh penumpang melakukan transit yang berlaku sejak 24 Maret 2020.
Selain itu, Singapura juga melarang kunjungan jangka pendek ke negara tersebut.
Kebijakan tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona di Singapura.
Bandara Changi merupakan bandara tersibuk dengan 65,5 juta penumpang yang melewati kawasan ini pada 2018.
Keputusan ini akan mengisolasi Singapura yang sering disebut sebagai salah satu pusat perjalanan terkemuka di dunia.
Larangan yang diberlakukan tersebut juga hampir melumpuhkan operasi dari salah atu maskapai terbaik di dunia yang berbasis di Singapura, yakni Singapore Airlines.
Maskapai penerbangan ini terpaksa memangkas rute penerbangan global mereka hingga 96 persen dari kapasitas.
Singapore Airlines juga hanya menyisakan 9 dari 147 armada pesawat yang dimiliki.
9 pesawat itu tetap beroperasi untuk penduduk lokal Singapura dan bukan untuk para wisatawan mancanegara.
Belum diketahui kapan SIA Group (perusahaan Singapore Airlines) dapat mulai beroperasi kembali secara normal.
Pihak pengelola Bandara Changi memberitahukan kepada seluruh penumpang mengenai larangan ini.
Menteri Pembangunan Nasional, Lawrence Wong mengatakan bahwa belum diketahui secara pasti berapa lama larangan transit dan pengunjung jangka pendek akan berakhir.
"Ini adalah krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Saat ini, kami harus fokus untuk memulangkan para warga Singapura yang ada di Luar Negeri," katanya kepada media.
"Tak ada seorang pun yang tahu berapa lama situasi ini akan berakhir, itu tergantung dengan berapa lama wabah (virus corona) yang terjadi di Eropa dan Amerika yang saat ini menjadi pusat penyebaran," tambahnya.
• Saingi Manusia, Bagasi Pesawat di Bandara Changi Kini Bisa Ikut Antre
• Kantin Karyawan dan 2 Tempat Makan Murah di Bandara Changi
• Tak Lagi Sulit, Belanja di Bandara Changi Kini Bisa Pakai Bahasa Indonesia
• Inovasi Canggih, Viral di Medsos Video Koper Antre di Bandara Changi Singapura
• Dilarang Transit hingga Batasi Jumlah Pengunjung, Ini Daftar Kebijakan Baru di Singapura
(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)