Breaking News:

Omah Londo, Bangunan Belanda yang Terkenal Angker di Sragen untuk Karantina Pemudik Ngeyel

Gedung kosong berhantu bagi para pemudik Sragen yang ngeyel guna cegah persebaran Covid-19 telah disiapkan beberapa kecamatan di Kabupaten Sragen.

Tribun Jateng/ Mahfira Putri Maulani
Camat Gondang, Catur Sarjanto ketika membuka pintu rumah belanda atau Omah Londo yang akan digunakan sebagai tempat karantina, Minggu (26/4/2020) 

TRIBUNTRAVEL.COM - Gedung kosong berhantu bagi para pemudik Sragen yang ngeyel guna cegah persebaran Covid-19 telah disiapkan beberapa kecamatan di Kabupaten Sragen.

Kecamatan Gondang satu di ataranya, pemerintah kecamatan bahkan mempersiapkan bekas bangunan peninggalan Belanda atau biasa disebut omah londo.

"Rumah ini memang kami siapkan untuk para pemudik yang ngeyel atau bandel tidak mau karantina mandiri selama 14 hari dirumah," kata Camat Gondang, Catur Sarjanto, Minggu (26/4/2020).

 

Catur panggilan akrabnya menyiapkan dua bangunan atau rumah peninggalan Belanda untuk pemudik yang ngeyel.

Satu rumah bisa diisi sebanyak enam orang.

"Kami siapkan dua, tapi kalau nanti ada kelebihan atau masih kurang kita siapkan satu lagi di kantor sekretariat pabrik lebih besar dan lebih angker," lanjut Catur.

Sementara guna memperbaiki bangunan tersebut, pihak kecamatan akan terlebih dahulu memperbaiki listrik, menyiapkan tempat tidur, sementara untuk MCK portable dari dinas sosial.

"Nanti ketika ada warga yang bandel kita ingatkan satu hingga dua kali, kalau dia tidak mengikuti himbauan nanti kita ambil dan kita taruh di sini kita jaga dari pihak satgas," tegasnya.

Sementara itu jumlah pemudik di Kecamatan Gondang dikatakan Catur terus mengalami peningkatan, dari 1.090 menjadi 1.119 dan 14 orang dinyatakan lolos.

Dari beberapa pemudik tersebut awalnya dikatakan Catur ada yang ngeyel.

2 dari 4 halaman

Dirinya sempat mendapat laporan dari Desa Tunggul bahwa ada pemudik yang ngeyel.

"Satgas desa sudah mengingatkan hingga dua kali, lurah juga sudah turun dari kecamatan juga ingin turun tangan ternyata saat kita pantau yang bersangkutan sudah tidak ngeyel lagi," terangnya.

Pantauan Tribunjateng.com di lokasi, rumah dengan tinggi sekitar 4,5 meter tersebut sudah sangat tidak terurus.

Cat dinding banyak yang mengelupas, ubin pecah hingga atap jebol.

Hawa lembab dan pengap semakin membuat tidak nyaman jika berlama-lama di rumah tersebut.

Suasana semakin tidak nyaman melihat bagian dapur hingga kamar mandi.

Catur menyampaikan banyak mendapat cerita dari warga melihat beberapa sosok tak kasat mata.

"Memang orang mengatakan angker banyak sosok yang menampakan wujudnya kalau yang sebelah utara ada Noni kalau rumah selatan sumur katanya ada pocong," terang Catur.

Dirinya menyampaikan pernah ada pekerja yang merenovasi atap namun tidak berani melanjutkan karena melihat seorang sosok yang belum diketahui sosoknya seperti apa.

Salah satu ruangan dari rumah tersebut bahkan ada yang tidak boleh ditempati.

3 dari 4 halaman

Catur tidak menceritakan secara detail namun dari para pendahulu ruangan tersebut tidak boleh ditempati.

Bangunan tersebut dikatakan Catur terakhir dihuni sejak 1990-an karena dulu masih digunakan sinder Pabrik Gula Kedung Banteng.

Sementara pembangunan gedung tersebut dikatakan Catur ada dua versi, dibangun pada 1860 dan 1920.

"Kalau dibangunnya kapan, ada informasi mengatakan sejak zaman Paku Buwono X jadi sejak 1860, kedua dari para ahli sejarah menyebutkan 1920,

"Berdasarkan dari koran Belanda bahwa perusahaan gula Kedung Banteng ini pernah mengumkan adanya lowongan pekerjaan karyawan pabrik pada 1925, jadi diperkirakan dibangun 1920," kata Catur.

Bergonta-gantinya pejabat sinder kala itu membuat bangunan tersebut ada yang ditempati dan ada yang tidak.

Sementara itu, pengalaman mistis juga pernah dirasakan pasutri Galingsong dan Daryanti.

Mereka pernah melihat cahaya biru terang keluar dari kantor Kecamatan Gondang.

"Kantor kecamatan itu kan juga bangunan lawas, saya baru duduk lihat cahaya itu warna biru dari bawah keatas semakin hilang cahayanya," terang Daryanti.

Kejadian tersebut mereka alami sekitar dua tahun yang lalu pada pukul 22.00 WIB. 

4 dari 4 halaman

Pasutri yang juga mantan penjaga kebersihan omah londo tersebut bahkan pernah menempati rumah tersebut.

Daryanti semasa masih duduk SMP pernah melihat sosok hitam tanpa kepala dirumah rumah Belanda tersebut.

"Dulu pernah waktu SMP melihat sosok tanpa kepala, trus bilang sama ayah saya katanya nggak papa, sekarang kalo diminta nempatin ya engga mau," katanya.

Pasutri tersebut kini memilih membangun rumah sendiri yang berada disekitaran kompleks omah londo tersebut.

Asyik Berlayar Keliling Dunia, Pasangan Ini Tak Tahu Virus Corona Sedang Menyebar

Cara Mudah Refund Tiket Mudik Pesawat, PELNI, Kereta Api dan Bus

Halte Bandara Ahmad Yani Berhenti Beroperasi, BRT Trans Semarang Langsung ke PRPP

Diprediksi Bakal Ada Perubahan Tren Wisata Dunia Pasca Covid-19, Ini Kata Kemenparekraf

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Camat Gondang Pilih Omah Londo Jadi Lokasi Karantina Pemudik Sragen: Ada Pocong dan Noni Belanda

Selanjutnya
Sumber: Tribun Jateng
Tags:
TribunTravel.comSragenvirus corona
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved