TRIBUNTRAVEL.COM - Kapal pesiar merupakan salah satu industri yang terkena dampak paling besar dari pandemi virus corona (covid-19).
Berlibur dengan kapal pesiar memang sangat populer bagi para wisatawan sebelum pandemi virus corona (covid-19) terjadi.
Mewabahnya virus corona membuat industri pelayaran tampak menyeramkan setelah sejumlah penumpang terjebak dengan penderita covid-19 di kapal pesiar.
Saat ini, seluruh jalur pelayaran ditutup dan tidak ada kapal pesair yang berlayar.
Meski mungkin akan beroperasi kembali jika pandemi sudah berakhir, tentu hal ini akan sangat berbeda.
Dirangkum TribunTravel dari laman Express.co.uk pada Jumat (24/4/2020), liburan kapal pesiar bisa sangat berbeda setelah pandemi covid-19 berlalu.
• 7 Tempat Wisata yang Rusak Gara-gara Didatangi Kapal Pesiar, Venesia hingga Great Barrier Reef
Industri pelayaran telah menghadapi banyak kritikan terkait penanganan virus tersebut, tak terkecuali perusahaan Princess Cruises.
Perusahan tersebut cukup mendapat kritikan setelah merebaknya wabah covid-19 di kapal yang berada di bawah naungannya, yakni Diamond Princess dan Grand Princess.
Kapal itu dikarantina di Yokohama, Jepang dengan total 712 penumpang yang dilaporkan terinfeksi covid-19.
Pada saat itu, kapal tersebut menjadi konsentrasi terbesar kasus covid-19 yang dikonfirmasi di luar China.

Menurut pusat pengendalian dan pencegahan penyakit (CDC), sembilan penumpang dilaporkan tewas.
Menindaklanjuti hal itu, perusahaan Pincess Cruises telah mengumumkan akan ada sejumlah protokol baru jika kembali berlayar.
Aturan ketat ini bisa membuat penumpang menghadapi hukuman berat jika memalsukan kondisi kesehatannya sebelum naik kapal.
Akses menuju kapal juga akan dibatasi bagi penumpang dengan kondisi medis yang kronis.
Kebijakan baru tersebut akan mencakup aturan sebelum pelayaran, keberangkatan, dan aturan di dalam kapal.
Pra pelayaran
Penumpang harus memenuhi kriteria tertentu, jika tidak maka mereka dilarang untuk berlayar.
Siapapun yang telah berhubungan dengan pasien covid-19, menderita gejala demam atau flu sebelum keberangkatan, dan penumpang yang memiliki penyakit kronis tidak diizinkan mengikuti pelayaran.
Jika tidak memenuhi kriteria untuk berlayar, penumpang yang telah memesan tiket akan menerima biaya refund penuh.
Keberangkatan
Perusahaan Princess Cruises akan melakukan pengecekan suhu tubuh sebelum naik ke kapal.
Siapa pun yang mengalami demam atau gejala flu saat keberangkatan dilarang naik.
Tak hanya itu, penumpang juga harus mengisi formulir informasi kesehatan yang baru.
Siapa pun yang memalsukan jawaban akan akan turun di pelabuhan berikutnya.
Selain itu, mereka yang tidak mengungkapkan gelaja penyakitnya mungkin akan berhadapan dengan hukuman.
Di dalam kapal
Para anggota kru akan melayani semua makanan penumpang jika memungkinkan.
Sementara peralatan di area makan pribadi akan diganti dan dibersihkan secara teratur.
Semua penumpang diminta untuk mencuci tangan mereka atau menggunakan cairan pembersih di pintu masuk ruang makan.
Kapal juga akan selalu dibersihkan secara menyeluruh.
"Selain aturan kebersihan harian yang sudah kita terapkan, kami juga akan menambah pemeliharaan kebersihan pada kapal, termasuk membersihkan permukaan yang sering kali tersentuh di semua tempat umum," ucap perwakilan Princess Cruises.
"Kita akan membersihkannya lebih sering dari yang sebelumnya kita lakuakn," tambahnya.
• 3 Kapal Pesiar Terakhir yang Masih Berlayar Saat Pandemi Covid-19 Akhirnya Bersandar
• 7 Perubahan yang Mungkin Terjadi Jika Kapal Pesiar Kembali Beroperasi
• Suaminya Meninggal Terinfeksi Covid-19, Wanita Ini Gugat Kapal Pesiar Grand Princess
• 12 Fakta Aneh Kapal Pesiar, Benarkah Ada Penumpang Hilang Tanpa Jejak?
• Kru Kapal Pesiar Ungkap 5 Fakta Pelayaran, Termasuk Tidak Dibayar saat Lembur
(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)