Breaking News:

7 Tempat Wisata di Jogja dengan Spot Foto Klasik, Benteng Vredeburg hingga Situs Warungboto

Gaya foto tradisional kini memang banyak diburu para wisatawan. Tak heran, sederet tempat wisata mempertahankan keasliannya agar bisa menjadi saksi

Instagram/andiwahyoedi
Museum Benteng Vredeburg 

TRIBUNTRAVEL.COM - Gaya foto tradisional kini memang banyak diburu para wisatawan.

Tak heran, sederet tempat wisata mempertahankan keasliannya agar bisa menjadi saksi sejarah.

Para pelancong juga bisa mendapatkan foto lawas yang bisa dipamerkan di Instagram.

Nah, tempat wisata mana saja yang bisa dibuat bergaya klasik? Berikut ulasan Tribunjogja.com:

1. Masjid Kotagede

Kompleks Makam Raja Mataram Kotagede
Kompleks Makam Raja Mataram Kotagede (instagram.com/explorejogja)
 

Kotagede dahulu merupakan pusat dari Kerajaan Mataram dan kini menjadi kompleks pemakaman yang dikhususkan untuk para raja Mataram. 

Keunikan komplek makam ini memiliki daya tarik sendiri karena gaya arsiteknya merupakan perpaduan antara budaya Islam dan Hindu.

Kotagede juga merupakan sudut kota Jogja yang sangat kental dengan nuansa vintage-nya. Nah, disekitaran sini juga ada pasar tradisional yang telah ada sejak zaman Panembahan Senopati.

Di sini, para pengunjung dapat berjalan menyusuri kompleks Masjid Agung Kotagede. Saat itulah Anda diajak memasuki mesin waktu dan kembali ke masa lalu.

Kotagede ini juga sempat menjadi tempat Cinta dan teman-temannya menyusuri arsitektur klasik dan mencicipi beberapa jajanan pasar.

2 dari 4 halaman

2. Benteng Vredeburg

Benteng Vredeburg salah satu museum peninggalan Belanda yang turut menjadi ikon Yogyakarta
Benteng Vredeburg salah satu museum peninggalan Belanda yang turut menjadi ikon Yogyakarta (id.wikipedia.org)

Benteng Vredeburg salah satu museum peninggalan Belanda yang turut menjadi ikon Yogyakarta. 

Disini pengujung dapat menjumpai berbagai koleksi karya seni, senjata peninggalan Belanda hingga patung-patung pahlawan. 

Museum ini didirikan pada tahun 1760 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I atas permintaan Belanda. 

Tujuan dibangunnya museum tersebut untuk menjaga keamanan Kraton dan sekitarnya. 

Ketika masih berfungsi sebagai benteng, Museum Benteng Vredeburg memiliki empat buah menara pengawas di setiap sudutnya. 

Konon, empat menara tersebut berfungsi sebagai tempat tentara Belanda berjaga-jaga dan melepaskan tembakan ketika perang.

Seiring berjalannya waktu, bangunan peninggalan yang sudah banyak yang rusak dipugar oleh pemerintah untuk menjadi museum. 

Sekarang, setiap ruangan dan bangunan dalam Museum Benteng Vredeburg berfungsi sebagai diorama sekaligus objek pengingat perjuangan. 

Diorama-diorama itu menggambarkan dari Perang Diponegoro, Agresi Militer tahun 1948 hingga masa Orde Baru.

3 dari 4 halaman

Jam berkunjung ke Benteng Vredeburg mulai pukul 07.30-16.00 WIB. Harga tiket masuk untuk museum Benteng Vredeburg sekitar Rp 2000 hingga Rp 3000 saja.

Untuk menemukan museum ini sangat mudah. Anda bisa berjalan-jalan di Malioboro. Letak museum tepat diujung jalan dan berdekatan dengan Titik Nol Km.

3. Situs Warungboto

Situs Warungboto
Situs Warungboto (instagram.com/explorejogja)

Setelah menjadi lokasi foto prewedding Kahiyang Ayu bersama Bobby Nasution, Situs Warungboto ini semakin eksis dikalangan pemburu foto hingga wisatawan.

Situs ini dulunya hanya reruntuhan dan puing bangunan yang terbengkalai. 

Dahulu Situs Warungboto berfungsi sebagai rumah peristirahatan keluarga kerajaan yang diberi nama Pesanggrahan Rejawinangun. 

Lokasinya berada di Jalan Veteran No.77, Warungboto, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

4. Taman Sari

Wisata Taman Sari
Wisata Taman Sari (travel.tribunnews.com)

Taman Sari merupakan situs bekas taman atau kebun istan Keraton Ngayoyakarta Hadiningrat. Kebun yang dibangun pada kepemimpinan Sultan Hamengku Buwono I (1758-1765) ini memiliki sebutan ‘The Fragrant Garden’. 

Akses ke tempat ini sangat mudah karena dekat dengan Kraton dan cukup menempuh waktu kurang lebih 15 menit dari alun-alun utara. Tak perlu merogoh kocek banyak, Taman sari tergolong tempat wisata yang dapat dijangkau. 

4 dari 4 halaman

Luas Taman Sari tersebut lebih dari 10 hektare dengan sekitar 57 bangunan. Antara lain, gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air sera danau buatan hingga lorong bawah tanah.

Di depan pintu Taman Sari nantinya pengunjung akan dijumpai dengan para pemandu wisata.

Jika ingin menggunakan pemandu wisata, Anda tak perlu khawatir biasanya para pemandu tak mematok biaya. Akan tetapi, menurut kebiasaan wisatawan memberikan jasa sekitar Rp 25000. 

Lokasi ini terletak di Wisata Taman Sari Jalan Tamanan, Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Untuk biaya masuk Anda akan dipatok harga Rp6000-Rp 12000. Jika Anda membawa kamera akan dikenakan biaya tambahan Rp2000. 

5. Malioboro

Sepanjang Jalan Malioboro
Sepanjang Jalan Malioboro (kaskus.id/images)

Jantung Yogyakarta yang tak bisa terlewatkan ketika berkunjung ke Yogyakarta. Malioboro yang kini menjadi semi pedestrian yang memberikan kenyamanan bagi pengunjung untuk berbelanja maupun mengabadikan momen di sisi jalan.

Jika Anda terus menyusuri kawasan malioboro maka akan menemukan kawasan Nol Kilometer yang merupakan kawasan dikelilingi bangunan Belanda seperti Bank Indonesia, Bank BNI dan Monumen Serangan Umum 1 Maret.

Saat malam hari bangunan-bangunan sinari lampu-lampu yang sayup. Sehingga memunculkan kesan romantisnya sudut kota Yogyakarta.

Pada Mei 2013, para bintang ‘Barefoot Friends’ mennyusuri lokasi tersebut untuk memenuhi misi mereka dengan menjajal berbagai makanan seperti wedang ronde, sate kikil, nasi bakar dan bakso sekitaran malioboro. 

Tak hanya itu mereka juga menaiki becak dan melakukan perbincangan dengan warga lokal meski tidak saling mengerti untuk bahasa satu sama lain.

Selain itu mereka juga mendapatkan misi untuk makan disebuah restoran Chinesee Food yang terletak disekitaran Kraton dan Taman Sari.

6. Museum History of Java

Museum History of Java
Museum History of Java (instagram.com/explorejogja)

Siapa pernah dengar Museum History of Java? Museum ini memang baru dibuka di Yogyakarta dan mampu menjadi daya tarik wisata masyarakat.

Beroperasi sejak akhir 2018, museum ini menempati bangunan bekas Pyramid Cafe di Jalan Parangtritis Km 5.5, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Bagi Anda yang pernah kesini, pasti merasa betah.

Di dalamnya, pengunjung tidak sekadar melihat koleksi benda purbakala, tetapi juga menikmati benda-benda itu secara langsung melalui teknologi Augmented Reality (AR).

HOJ memiliki koleksi benda purbakala masa prasejarah sampai kerajaan-kerajaan lama, seperti Tarumanegara, Majapahit, Demak Bintaro, Cirebon, dan Mataram Islam.

Teknologi AR memungkinkan pengunjung melihat langsung secara detail benda-benda koleksi itu.

Penasaran ingin kesana? HOJ buka dari jam 09.00-18.00 dengan biaya masuk Rp 30 ribu untuk wisatawan domestik dan Rp 50 ribu untuk wisatawan mancanegara.

7. Studio Alam Gamplong, Wisata Mesin Waktu Abad 16

Studio Alam Gamplong di Moyudan, Sleman
Studio Alam Gamplong di Moyudan, Sleman (TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando)

Jika Anda menganggap wisata di Yogyakarta sebagian besar berupa wisata alam, Anda tak sepenuhnya salah. Namun, ada juga wisata budaya yang hanya dimiliki Yogyakarta, seperti Studio Alam Gamplong.

Studio ini terletak di Sumberrahayu, Moyudan, Dukuh, Sumberrahayu, Sleman. Dibangun diatas lahan dua hektar pada tahun 2017, tempat ini digunakan untuk keperluan shooting film 'Sultan Agung The Untold Story'.

Namun, kini, tempat tersebut bisa dinikmati oleh para wisatawan yang ingin merasakan kehidupan di zaman dulu.

Bagi yang tidak ingat, film Sultan Agung merupakan film bergenre drama kolosal yang bercerita tentang perjuangan Sultan Agung, film ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo.

Berbagai macam bangunan semi permanen yang mencerminkan kehidupan Bangsa Indonesia pada abad ke 16 dan 17 berdiri di kawasan ini, mulai dari Gerbang Keraton Karta Kerajaan Mataram, Pendopo Alit Keraton Karta, Pendopo Ageng Keraton Karta, Benteng Holandia atau Batavia, Kawasan Kampung Mataram, hingga Kampung Pecinan. 

Bangunan–bangunan tersebut menjadi daya tarik utama dari tempat ini, nuansa Indonesia pada abad 16 & 17 an mejadi background foto yang menarik, selain itu masih banyak lagi properti dan bangunan indonesia Tempoe Doeloe yang bisa dijadikan sebagai spot foto menarik.

Selain dijadikan tempat syuting film Sultan Agung, film Bumi Manusia yang baru-baru ini booming juga syuting di sini.

Tak heran, tempat ini menjadi lebih ramai. Gamplong Studio Alam dibuka untuk umum setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 Wib.

Sedangkan tiket masuknya sendiri, wisatawan hanya akan ditarik biaya seikhlasnya pada kotak sumbangan dana kebersihan.

Namun jika membawa kamera, wajib merogoh kocek antara Rp5.000 hingga Rp10.000 guna menebus permit card, semacam bukti izin untuk memotret.

Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Gamplong Studio melalui kota dapat menuju arah Barat. Dari titik 0 kilometer, kamu bisa menuju arah Barat lurus. Ikuti jalan utama hingga akhirnya sampai di Jalan Wates.

Dari Jalan wates KM 15 tepatnya di pertigaan Klangon belok ke kanan lurus hingga akhirnya menyeberangi jembatan rel kereta api kemudian belok kiri.

Ikuti jalan tersebut hingga akhirnya melihat sebuah lapangan. Ambil jalan sebelah kiri kurang lebih 300 meter. Dari titik itu, Anda akan menemukan Studio Alam Gamplong.

( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )

5 Hotel Bintang 4 di Jogja dengan Fasilitas Kolam Renang untuk Liburan Nyepi

Hotel Bintang 5 di Jogja Tawarkan Harga Inap Mulai Rp 400 Ribuan, Simak Fasilitas Mewahnya

Cegah Virus Corona, 8 Candi di Jogja Ditutup 14 Hari

5 Warung Makan Tradisional di Jogja yang Harus Dicoba, Ada Kopi Klotok hingga Bakmi Jowo Mbah Gito

Rekomendasi Hotel Murah di Jogja, Tarif di Bawah Rp 50 Ribuan per Malam

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Rekomendasi 7 Tempat Wisata Dengan Spot Foto Bergaya Klasik, Bukti Jogja Selalu Istimewa

Selanjutnya
Sumber: Tribun Jogja
Tags:
tempat wisataJogjaMuseum Benteng Vredeburg
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved