TRIBUNTRAVEL.COM - Kota Batam dengan banyaknya pendatang punya banyak keberagaman etnis dan agama.
Tak terkecuali agama Hindu yang umumnya banyak terdapat di provinsi Bali.
Salah satu wujud eksisnya masyarakat penganut Hindu di kota Batam adalah adanya bangunan pura sebagai tempat ibadah.
Pura Agung Amerta Bhuana adalah pura terbesar di Batam yang terletak di jalan Gajah Mada No. 3, Sei Ladi, Kecamatan Sekupang, Batam, Kepulauan Riau.
Letaknya berada di sebelah kiri jalan dari arah Tiban.
Terdapat tangga mengarah ke bangunan Candi Bentar yang merupakan gapura masuk atau pembatas antara bagian Nista Mandala dengan bagian luar pura.
Di sampingnya, terdapat tulisan besar Pura Agung Amerta Bhuana Batam yang dibuat dengan ornamen khas Bali.
• Seaforest Adventure Batam Tawarkan Promo Gratis Tiket Masuk Khusus untuk Menyambut Hari Valentine
Pura ini menjadi tempat bagi masyarakat beragama Hindu untuk berdoa dan beribadah.
Namun, ada juga wisatawan non Hindu yang datang sekedar untuk melihat keindahan pura ini.
Sedikit masuk ke bagian dalam, terdapat papan peringatan berisi peraturan memasuki pura.
Pengunjung yang sedang datang bulan, habis melahirkan sebelum 42 hari, dan dalam keadaan tertimpa kematian sebelum 32 hari dilarang memasuki pura ini.
Pura Agung Amerta Bhuana dibangun pada tahun 1999 dengan luas mencapai 2 hektar.
5 tahun kemudian, yakni pada 2004, pura ini diresmikan oleh Menteri Agama, prof. Dr. Said Agil Husin Al Munawar.
Ada beberapa jenis bangunan di pura ini, yakni Gedong, Padmasana, Taksu, Taman Ayu, dan Pasraman atau lembaga pendidikan khusus dalam bidang agama Hindu.
Salah satu bangunan yang paling mencolok adalah padmasana yang menjadi tempat pemujaan Sang Hyang Widhi.
Padmasana berasal dari kata Padma yang artinya teratai dan Asana yang berarti sikap terbaik dalam memuja.
Bangunan Padmasana di pura ini merupakan yang tertinggi di Indonesia.
Tingginya mencapai 13 meter atau 28 meter di atas permukaan laut.
Pada bagian Taman Ayu, nuansa teduh dan sejuk sangat terasa dengan banyaknya pohon kamboja yang tumbuh di sekitarnya.
Selain pura, di sini juga dibangun sebuah kuil bernama Sri Lalitha yang diperuntukkan bagi warga India.
Hal ini lantaran pengunjung yang datang bukan hanya warga Batam, melainkan juga wisatawan asal India yang mayoritas juga beragama Hindu.
Karena pura ini adalah tempat ibadah, ada baiknya untuk tetap menjaga sopan santun dan tidak membuat kegaduhan selama mengunjungi pura ini.
Jangan lupa untuk mengenakan pakaian yang sopan dan tidak mengenakan rok maupun celana pendek saat memasuki pura.
Bila ingin memotret pun ada baiknya tidak menggunakan flash dan suara karena bisa menganggu kenyamanan orang lain yang sedang beribadah.
Aturan lain yang tak boleh dilanggar adalah merusak maupun memanjat bangunan pura.
Bila ingin berkunjung, pura ini buka dari pagi hingga jam 12 malam. (tribunbatam.id/widiwahyuningtyas)
• Rekomendasi 4 Mi Enak di Batam, Cobain Gurihnya Mi Lendir yang Bikin Nagih
• 4 Sajian Mi Gurih dan Bikin Kenyang yang Harus Dicoba saat Liburan ke Batam, Pernah Coba Mi Tarempa?
• 5 Tempat Spa Terbaik di Batam, Hot Stone Massage ala Thailand di Majesty Spa House
• Jajanan Es Menyegarkan yang Bisa Dicicipi saat Liburan ke Batam, Coba Es Jagung Hawai yang Nikmat
• Liburan Hemat, Ini 5 Pantai Pasir Putih di Batam dengan Tiket Masuk Cuma Rp 10 Ribu