Breaking News:

Unik, Penduduk Desa di Turki Ini Berkomunikasi Pakai Bahasa Burung

Bahasa ini juga dikenal dengan sebutan Turkish bird language atau bahasa burung dari Turki.

Semih Sezer © Ministry of Culture and Tourism of Turkey, General Directorate of Research and Training 2016 via UNESCO
Salah satupenduduk yang berkomunikasi dengan bahasa burung 

TRIBUNTRAVEL.COM - Apakah di antara Traveler ada yang suka bersiul?

Mungkin ada di antara Traveler yang suka bersiul saat menirukan suara burung.

Tapi di sebuah desa di pegunungan Turki, penduduknya bercakap-cakap dengan bersiul seperti burung, lo!

Bahasa ini juga dikenal dengan sebutan Turkish bird language atau bahasa burung dari Turki.

Bahasa yang Diucapkan dengan Bersiul

Kebanyakan masyarakat dunia berkomunikasi menggunakan bahasa yang diucapkan.

Kadang-kadang, kita juga menggunakan bahasa tubuh atau isyarat tertentu sata berkomunikasi dengan orang yang berbeda bahasa sehari-hari dengan kita.

7 Hal Unik yang Hanya Ditemukan di Turki, Termasuk Disemprot Parfum saat Meninggalkan Kafe

Nah, penduduk Kuşköy di Turki juga punya bahasa sendiri, yaitu bahasa burung (bird language) yang disebut “kuş dili”.

Kuşköy terletak di pegunungan bagian utara Turki. Di sana, penduduknya menggunakan bahasa burung untuk bercakap-cakap, bahkan dalam jarak jauh, Traveler.

Seluruh percakapan menggunakan bahasa burung itu sama sekali tidak ada kata-katanya, lo. Tapi, maknanya tetap berbeda-beda seperti percakapan biasa.

2 dari 3 halaman

Mengapa Penduduk Kuşköy Berkomunikasi dengan Bersiul?

Kuşköy merupakan desa petani, Traveler. Petani-petani di sana sudah menggunakan bahasa burung untuk berkomunikasi selama 300 tahun, dan masih ada sampai sekarang.

Mungkin banyak di antara Traveler yang sulit bersiul.

Namun, bagi para petani, bahasa burung itu digunakan justru agar mudah berkomunikasi, lo.

Bahasa burung kuş dili awalnya digunakan supaya para petani bisa berkomunikasi dengan cepat dari bukit tempat mereka melakukan pekerjaan masing-masing.

Menurut penduduk Kuşköy, bercakap-cakap menggunakan bahasa burung itu sudah seperti menggunakan telepon atau bercakap-cakap dengan orang di dekat kita.

Bisa Digunakan untuk Menyampaikan Apa Saja

Suara siulan memang terdengar mirip, namun orang yang menggunakan bahasa burung ini bisa memahami perbedaan setiap siulan lawan bicaranya, lo.

Ibarat kode morse, setiap siulan juga melambangkan kata atau maksud yang berbeda.

Mereka bukan hanya memperhatikan suara, tapi juga frekuensi nada dan melodi siulan lawab bicaranya.

3 dari 3 halaman

Suara siulan yang dihasilkan bisa berbeda-beda, tergantung jari apa yang digunakan untuk bersiul, Traveler.

Misalnya, jari jempol menghasilkan siulan bernada rendah sementara jari kelingking menghasilkan siulan bernada rendah.

Selain jari, penggunaan lidah juga memengaruhi suara siulan yang dihasilkan.

Siulan bernada rendah tidak bisa terdengar sejauh suara siulan bernada tinggi, Traveler.

Mulai Jarang Digunakan

Meski masih ada, bahasa burung dari Turki ini mulai berkurang penggunaannya.

Rupanya, teknologi yang berkembang seperti ponsel membuat orang-orang jarang berkomunikasi menggunakan bahasa kuş dili.

Sekarang, para pengguna bahasa burung kuş dili berusaha mempertahankan keberadaan bahasa itu dengan mengajarkan anak-anak untuk berkomunikasi menggunakan bahas burung kuş dili meskipun sudah ada teknologi.

Supaya sebuah bahasa tidak punah, juga harus sadar untuk menjaga bahasa itu kita dengan menggunakannya sehari-hari.

Menilik Jejak Sinterklas yang Identik dengan Perayaan Natal di Dua Kota Bersejarah di Turki

Viral di Medsos, Kebab yang Jual Orang Turki di Jakarta Diserbu Pembeli

15 Fakta Unik Turki, Negara di Dua Benua dan Tempat Asal Santa Claus

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Berada di Dua Benua dan Tempat Asal Santa Claus

Artikel ini telah tayang di Bobo.Grid.Id dengan judul Wah, Penduduk Desa di Pegunungan Turki Ini Berkomunikasi dengan Bahasa Burung!

 
Selanjutnya
Sumber: Grid.ID
Tags:
TurkiTribunTravel.comTurkish bird language Kuzu Tandır Inegol Kofte Arda Guler Seker Bayrami Durum
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved