Breaking News:

Cerita 6 Pramugari Tentang Suka Duka Pekerjaannya, Gaji Tak Tentu hingga Merasa Kesepian

Di balik senyum ramah dan penampilan sempurna seorang pramugari, ada duka yang mungkin tak banyak orang tahu.

vliegvakanties.de
Ilustrasi memberi uang tip pada pramugari 

TRIBUNTRAVEL.COM - Pramugari sering dipandang sebagai pekerjaan yang glamor.

Memakai seragam elegan, rapi, lengkap dengan riasan menjadi prestise tersendiri.

Tak hanya itu, mereka juga dibayar utuk melakukan perjalanan ke berbagai belahan dunia.

Ditambah lagi banyak tunjangan yang cukup layak.

Seperti halnya pekerjaan lain, menjadi pramugari pun ada kelemahannya.

Di balik senyum ramah dan penampilan sempurna seorang pramugari, ada duka yang mungkin tak banyak orang tahu.

Dikutip TribunTravel dari laman AsiaOne.com, Senin (13/1/2020), ada enam pramugari dari Singapura dan mantan awak pesawat yang berbagi suka duka mereka selama bekerja di kabin.

*Nama menggunakan nama samaran untuk melindungi identitas asli, di antaranya Jacqueline, Jing, Marissa, Sarah, Queenie dan Mark.

Berikut suka duka menjadi kru pesawat:

1. Mengubah perspektif tentang dunia

2 dari 4 halaman

Bepergian ke berbagai negara akan mengenalkanmu pada budaya yang berbeda.

Jacqueline (28) sudah menjadi pramugari selama enam tahun mengatakan, "Aku merasa dapat banyak hal dan pelajaran berharga dari pekerjaan ini. Termasuk memperluas pola pikir dan mengubah cara pandang kita pada dunia dan orang di luar sana."

Sementara Jing (28) yang juga telah terbang selama enam tahun bersama maskapai ternama Singapura mengaku senang bertemu banyak orang berbeda.

Menjadi pramugari juga memberinya kesempatan mencoba berbagai jenis makanan.

2. Tidak perlu bekerja di luar jam kerja

Sarah (34), mantan pramugari dengan pengalaman selama 11 tahun juga turut membagikan kisahnya.

"Kita bekerja hanya di atas pesawat selama penerbangan, setelah penumpang turun, pekerjaan pun selesai."

Queenie (28), mantan pramugari yang sudah bekerja 2,5 tahun ikut menimpali, "kita bekerja tepat waktu. Tidak ada lembur atau kebutuhan tambahan setelah bekerja."

Hal ini juga dikarenakan aturan dari Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) tahun 2014 untuk memastikan pramugari tidak menderita kelelahan dan mereka bisa tetap bekerja dengan tingkat kewaspadaan tinggi.

Ilustrasi isyarat tangan pramugari EasyJet
Ilustrasi isyarat tangan pramugari EasyJet (news.com.au)

3. Pergi ke kota berbeda setiap hari.

3 dari 4 halaman

"Luar biasa rasanya bisa berada di kota berbeda dalam satu hari," kata Jing.

Sementara Jacqueline, merasa gembira bisa tidur di kamar hotel yang berbeda di kota yang berbeda, hampir setiap hari.

"Jika kamu butuh bantuan memilih akomodasi liburan, pramugari adalah orang terbaik yang bisa memberi saran," katanya.

Marissa (28), seorang mantan pramugari yang terbang lebih dari dua tahun mengatakan, "Pekerjaan ini membuatku berada satu minggu di Tokyo, dan minggu berikutnya di Milan,"

4. Belanja tanpa memikirkan biaya kirim.

"Menjadi pramugari pasti menyenangkan bagi wanita," ungkap Mark, wanita berusia 29 tahun yang hobi belanja.

"Jika menjadi pramugari, kamu bisa belanja barang apa saja dari mana saja tanpa membayar biaya kirim dan pastinya harganya jadi lebih terjangkau."

"Ada juga merk yang mungkin tidak kamu temukan di negaramu, bisa kamu beli."

"Jika kamu beli barang bermerek, kamu bisa mengklaim PPN (pajak pertambahan nilai) di luar negeri."

Ilustrasi pramugari yang meraa ngeri dan jijik terhadpa permintaan penumpang.
Ilustrasi pramugari yang meraa ngeri dan jijik terhadpa permintaan penumpang. (Elena Buzmakova vi Pexels.com)

5. Rasanya seperti jalan-jalan dengan teman.

4 dari 4 halaman

Meski banyak desas-desus tentang pekerjan pramugari, Marissa termasuk yang punya pengalaman positif.

"Banyak yang mengatakan bepergian sebagai pramugari tidak terlalu menyenangkan dibandingkan perjalanan pribadi karena kamu bisa memilih teman liburan yang kamu sukai," ungkapnya.

"Tapi, aku beruntung bertemu kru hebat yang menyenangkan dan menjadi teman perjalanan yang seru," ujar Marissa.

6. Penghasilan tidak bisa diprediksi dan jenjang karir kecil.

Mark menjelaskan kesalahpahaman tentang gaji pramugari.

Banyak orang mengira mereka mendapat gaji besar.

"Penghasilan kami sangat bervariasi, bisa bagus dalam satu bulan, dan bisa buruk pada bulan berikutnya tergantung jam terbang," ungkapnya.

Dia menceritakan tentang wabah SARS atau sindrom pernafasan akut yang terjadi di Singapura.

"Aku tidak bisa terbang selama dua minggu dalam sebulan dan dipaksa pulang karena tidak ada penerbangan, bandara pun kosong.

Pada saat seperti inilah penghasilanmu turun, karena setengah dari gaji kita berasal dari uang saku."

"Gaji pokok kita tidak setinggi jika kita terbang, sehingga jumlahnya lebih sedikit saat off."

"Jika kami terus menerus terbang, aku bisa mendapat penghasilan di atas rata-rata gaji karyawan Singapura pada umumnya. Bahkan jumlahnya bisa dua kali lipat gaji mereka," ungkap Mark.

"Jadi, kita tidak punya jumlah penghasilan yang pasti. Kadang aku bertanya-tanya, apakah sebaiknya aku menjadi seorang broker saja," ujarnya.

7. Merasa Sendirian

Satu hal yang paling dikeluhkan pramugari tentang pekerjaan mereka adalah mereka tidak bisa menghabiskan waktu bersama orang yang mereka cintai.

Jacqueline mengatakan, "sungguh menyebalkan ketika kita tidak bisa berada dekat dengan orang yang kita cintai saat mereka membutuhkan kita, atau saat ada acara-acara khusus."

"Aku juga banyak melewatkan momen penting bersama teman dan keluargaku."

8. Sulit mengambil cuti atau mengubah jadwal.

"Seorang pramugari harus rela melewatkan momen penting, termasuk menunda pernikahan dan perayaan ulang tahun.

Bagi kami, sangat sulit untuk mengambil cuti atau mengubah penerbangan," ujar Marissa.

Sarah menambahkan, "kita harus mendaftar satu tahun sebelumnya jika berencana menikah dan cuti panjang."

"Jadwal liburan kita pun berbeda dengan karyawan pada umumnya. Ketika mereka liburan akhir pekan, justru kami harus bekerja lebih keras saat akhir pekan," keluhnya.

9. Masalah jetlag dan kesehatan.

Selain jarak dengan teman dan keluarga, zona waktu yang berbeda juga menjadi masalah bagi seorang pramugari.

"Kami harus bangun pada jam-jam di mana orang sedang lelap tidur, sementara kami harus bekerja," kata Jing.

Jam tidur dan jam kerja yang berbeda karena masalah zona waktu bisa menjadi masalah bagi tubuh mereka dalam jangka panjang.

Inilah yang membuat seorang pramugari sangat rentan dengan masalah kesehatan.

Curhatan Pramugari Garuda Indonesia Siwi Sidi Soal dari Mana Asal Barang-barang Mewah Miliknya

Penumpang Cukup Lakukan Hal Ini Agar Mendapat Pelayanan Terbaik dari Pramugari Pesawat

Potret Perubahan Seragam Pramugari Garuda dari Tahun 1949 hingga Sekarang, Mana Favoritmu?

Disebut Lakukan Operasi Plastik, Begini Pengakuan Pramugari Garuda Indonesia Siwi Sidi

Pramugari Ungkap Hal Terburuk Tentang Pekerjaan Mereka yang Dirahasiakan dari Publik

7 Perilaku Buruk Penumpang dalam Pesawat, Termasuk Lempar Mi Panas ke Wajah Pramugari

TribunTravel.com/rizkytyas

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
pramugariTribunTravel.comSingapura Curry Puff Popiah Widi Astutik Fomepizole
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved