TRIBUNTRAVEL.COM - Maskapai penerbangan Australia, Qantas Airlines telah melakukan penerbangan komersial tanpa jeda pertama dari New York, Amerika Serikat menuju Sydney, Australia.
Dalam penerbangan yang menempuh perjalanan selama 19 jam 16 menit itu, Qantas membawa 49 penumpang dan awak kabin.
Penumpang dan awak kabin dalam penerbangan itu mengikuti sejumlah eksperimen untuk menilai tingkat kesehatan dan kesejahteraan mereka selama perjalanan.
Data dari eksperimen ini nantinya akan digunakan untuk menentukan rotasi kerja awak kabin dan meningkatkan pelayanan pelanggan pada penerbangan jarak jauh Qantas di masa depan.
Uji coba meliputi pemantauan gelombang otak, kadar melatonin dan kewaspadaan pilot, hingga kelas-kelas olah raga bagi para penumpang.
Penerangan kabin dan penyajian makanan juga disesuaikan untuk mengurangi jetlag, sesuai masukan dari para pakar dan peneliti medis yang telah bermitra dengan Qantas.
"Ini adalah salah satu penerbangan pertama bersejarah dalam dunia aviasi. Saya berharap, penerbangan ini dapat menjadi ‘cuplikan’ dari layanan reguler di masa mendatang yang dapat mempercepat perjalanan setiap orang dari satu sisi dunia ke sisi yang lain," ujar Alan Joyce, CEO Qantas Group dalam siaran pers yang diterima TribunTravel, Senin (21/10/2019).
Joyce menjelaskan, penerbangan jarak jauh menjadi tantangan tersendiri bagi maskapai penerbangan.
• Gara-gara RKUHP, Turis Australia yang Belum Menikah Batalkan Kunjungan ke Bali
• Itinerary Brisbane 3 Hari 2 Malam, Panduan Liburan ke Australia Bagi Pemula
Untuk itu, pihaknya melakukan riset terhadap penumpang dan awak kabin dalam penerbangan ini.
"Riset yang kami lakukan diharapkan dapat menjadi landasan berbagai strategi untuk meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan seiring berjalannya waktu," lanjutnya.
Joyce mengatakan, penerbangan ini dapat menghemat waktu penumpang.
Menurutnya, biasanya penerbangan reguler New York-Sydney diharuskan untuk satu kali transit.
Namun dengan penerbangan langsung ini, penumpang tidak perlu menghabiskan waktu untuk transit.
"Penerbangan langsung kami tiba beberapa menit sebelum penerbangan yang berangkat lebih dulu tersebut. Ini berarti kita menghemat waktu secara signifikan dengan mengeliminasi transit," tambah Joyce.
• Traveler Wajib Tahu, Panduan Liburan ke Australia Bagi Pemula
• Polemik RKUHP Berdampak pada Pariwisata Indonesia, Turis Australia Batal Liburan ke Bali
Mengurangi efek jetlag
Penerbangan selama hampir 20 jam tentu akan menimbulkan jetlag bagi penumpang.
Oleh sebab itu, dalam penerbangan ini Qantas mengawalinya dengan makan siang dan membiarkan lampu tetap menyala selama enam jam pertama.
Penerbangan malam biasanya diawali dengan makan malam dan pengurangan cahaya," kata Joyce.
Kapten Qantas Sean Golding, yang memimpin jajaran empat pilot yang mengoperasikan penerbangan langsung ini mengatakan, "Penerbangan berjalan sangat lancar. Kendati lamanya jangka waktu kami mengudara, kami tetap mampu mengoptimalkan jalur perjalanan untuk beradaptasi dengan cara yang terbaik terhadap segala kondisi."
LIHAT JUGA:
• Fakta Unik Kanguru, Satwa Khas Australia yang Sering Jadi Daya Tarik untuk Turis
• Pertama Kali Liburan ke Australia? Coba 5 Road Trip Seru Ini
• 12 Fakta Unik Australia, Rumah Bagi Hewan Mematikan di Dunia
(TribunTravel.com/Sinta Agustina)