TRIBUNTRAVEL.COM - Bila tertarik wisata khusus soal sejarah dan sekaligus bisa memacu adrenalin, wisata yang digiatkan oleh komunitas Lawang Pethuk ini bisa dijajal.
Wisata malam jelajah kampung Mataram Islam Kotagede namanya.
Wisata malam ini menjadi jawaban bagi mereka yang suka menikmati sebuah destinasi wisata di malam hari.
Tentunya wisatawan bukan hanya diajak menikmati spot spot yang menampilkan sisi romantisme Kotagede saja di kala malam hari, namun juga diajak keliling Kotagede yang dulunya merupakan kampung Kerajaan Mataram Islam untuk menikmati sejarahnya dan juga beragam cerita mistis yang berkembang hingga saat ini.
Rokhmat Fakhrudin, salah satu pegiat wisata malam dari Komunitas Lawang Pethuk akhir pekan ini mengajak Tribun menyusuri rute wisata malam yang setahun terakhir mulai diminati wisatawan lokal dan mancanegara.
Menjelang sore, Mamat begitu pemuda yang lahir dan dibesarkan di Kotagede ini akrab dipanggil, mulai mengajak berkeliling sebagian rute wisata malam.
TONTON JUGA :

• Rekomendasi 14 Wisata Pantai dan Tubing di Yogyakarta yang Seru untuk Liburan Rame-rame
• 4 Masjid Tertua di Indonesia, Ada yang Dibangun Tahun 1288
• 6 Kedai Es Campur di Jakarta, Ada yang Buka Sejak 1980
Di mulai dari Masjid Gedhe Mataram, yakni Masjid peninggalan Kerajaan Mataram Islam sebagai cikal bakal dari Kerajaan Ngayogyokarto Hadiningrat yang masih ada hingga saat ini.
Setelah mendapatkan cerita sejarah masjid Gedhe Mataram, perjalanan wisata malam yang biasa di mulai sekitar pukul 20.00 Wib ini dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri gang-gang sempit di sekitar Kotagede.
Bagi mereka yang menyukai cerita mistis dan horor, jangan khawatir, bakal mendapatkan pengalaman yang menegangkan dan seru.
Ada beberap titik bangunan yang memang menjadi bagian sejarah perkembangan kampung Mataram Islam Kotagede yang hingga kini masih bisa dinikmati wujud aslinya.
Salah satu gimmick dari wisata malam ini adalah ke rumah pocong sumi.
Menurut Mamat, sebutan rumah pocong ini diberikan untuk sebuah rumah yang letaknya di kawasan heritage Kotagede ini lantaran rumah tersebut menurut cerita yang beredar kerap menampakkan makhluk halus.
Rumah ini memiliki gaya arsitektur eropa, nampak megah dan dulu bekas dihuni oleh sebuah keluarga.
Sayangnya, rumah tersebut sudah tidak berpenghuni lama.
"Titik Rumah Pocong Sumi ini salah satu bagian dari wisata malam saja. Bagi yang percaya silahkan memaknai masing masing sesuai kepercaan sendiri sendiri. Yang pasti rumah ini memiliki gaya arsitektur perpaduan lokal dan Eropa yang memang ketika itu Kotagede menjadi salah satu pusat perdagangan di Yogya sehingga banyak pedagang dunia hilir mudik di sini sehingga berpengaruh sampai desain rumah," kata Mamat.

Sebelum sampai di Rumah Pocong Sumi, wisatawan sebelumnya di ajakan menyusuri lorong lorong sempit antara rumah yang hanya cukup untuk pejalan kaki saja di perkampungan Jagalan, gang soka, rumah kalang, seputar makam Raja, dan berakhir menikmati kuliner di basecamp Komunitas Lawang Pethuk.
"Ini wisata minat khusus yang kami tawarkan ke wisatawan yang banyak mencari alternatif wisata malam ketika berkunjung ke Yogya. Mungkin banyak wisatawan yang terbiasa menikmati objek wisata di siang hari. Kita suguhkan menikmatinya di malam hari, supaya ada pengalaman berbeda," kata Mamat.
Di kesempatan yang sama, Luthfi pegiat wisata Komunitas Lawang Pethuk menambahkan, selain membuka wisata minat khusus komersil, komunitas ini juga membuka wisata malam charity setiap Senin malam dan Kamis malam.
Hal ini sebagai salah satu cara menghidupkan wisata malam di Kotagede.
"Kami biasanya woro-woro di Instagram untuk jadwal wisata malam ini. Silahkan bisa dipantau di IG lp.kotagede, semoga ke depan semakin banyak yang berminat dengan wisata malam kotagede ini sehingga potensi wisata malam bisa lebih maksimal," imbuh Lutfhi.
• Fenomena Kristal Es Kembali Muncul di Gunung Gede, Sedingin Apa Ya?
• 6 Fakta Unik Maldives, Negara Terendah di Dunia yang Jadi Tempat Wisata Populer
• Rahasia Penerbangan, Pramugari Ini Beberkan Tempat Paling Kotor di Pesawat
Menghidupkan Literasi Sejarah Kaum Milenial
Joko Nugroho pegiat wisata Lawang Pethuk menuturkan, komunitas Lawang Pethuk lahir dari rasa kepedulian terhadap warisan budaya Kotagede yang memiliki sejarah panjang, mulai dari Kerajaan Mataram Islam, paska Mataram Islam, masa pergerakan nasional hingga saat era saat ini.
Pria paruh baya ini menyebut Lawang Pethuk hanya sebagian kecil saja dari upaya masyarakat Kotagede menggiatkan wisata bersejarah yang menyuguhkan cerita sejarah dengan sumber yang sahih.
Bagi Joko, menggiatkan wisata malam di Kotagede ini sebagai salah satu upaya edukasi untuk masyarakat Kotagede sendiri bahwa aset bangunan lawas hingga beragam seni kebudayaan yang masih ada saat ini perlu dijaga dipelihara dan sehingga bisa memberi imbal balik kepada masyarakat setempat.
"Dulu paska gempa 2006 banyak bekas joglo yang runtuh atau bangunan lawas asli Kotagede dijual pemiliknya karena berbagai alasan. Waktu itu literasi budaya memang belum masif seperti sekarang, jadi bisa dimaklumi bahwa aset bangunan dulu tidak begitu diperhatikan, barulah setelah masa pemulihan, aset-aset budaya dan bangunan bersejarah di Kotagede ini mulai diperhatikan," kata Joko.
Lanjut Joko, hingga saat ini, ia bersama pegiat wisata Kotagede masih berusaha melengkapi literatur sebagai acuan sejarah yang pernah terjadi di kotagede, mulai dari masa Kerajaan Islam hingga generasi saat ini.
"Semua titik dalam rute wisata malam terus kami gali sejarahnya sampai sedetil mungkin. Hal ini juga sebagai upaya membantu mengkonstruksi ulang sejarah Kotagede yang masih ada sebagian yang terpotong. Bila literatur sejarahnya semakin lengkap, maka wisata malam ini diharapkan bisa menarik minat kaum milenial untuk belajar sejarah dengan cara yang asik," kata Joko. (Tribunjogja I Yudha Kristiawan)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Jelajah Malam Singgah di Rumah Pocong Sumi Kotagede