TRIBUNTRAVEL.COM - Tidak jauh dari kota Banyuwangi menuju jalan ke arah Kawah Ijen, ada tempat yang nyaman untuk relaksasi sambil menikmati aroma pedesaan yang masih asri.
Ialah Desa Wisata Osing di Desa Kemiren, Banyuwangi.
Desa Wisata Osing atau Using tepatnya berada di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah di Kabupaten Banyuwangi.
Penduduk di Desa Kemiren merupakan kelompok masyarakat yang memiliki adat istiadat dan budaya yang dikenal sebagai Suku Osing.
Pemerintah telah menetapkan sebagai cagar budaya dan mengembangkannya sebagai Desa Wisata Suku Osing.
TONTON JUGA :
• Ini Telaga Rowo Bayu Banyuwangi yang Fotonya Muncul Dalam Utas KKN Desa Penari
• De Djawatan dan 4 Hutan di Banyuwangi, Ada yang Mirip Film Fantasi
• Selain Rowo Bayu, Ini 10 Tempat Wisata di Banyuwangi untuk Dikunjungi Saat Liburan Akhir Pekan
Tradisi dan kuliner
Suku Osing adalah suku asli Banyuwangi.
Mereka mayoritas tinggal di desa Kemiren.
Berbagai macam kesenian masih bisa dijumpai di desa seperti seni Barong, Kuntulan, jaran Kincak (kuda menari), mocopatan (membaca lontar kuno) serta Gandrung.
Mayoritas penari gandrung terkenal berasal dari desa Kemiren.
Anak-anak di desa tersebut sejak kecil sudah mahir memainkan gamelan untuk mengiringi tari-tarian seperti Tari Osing dan Tari Gandrung.
Memasuki gerbang Desa Kemiren, wisatawan akan disambut oleh atmosfer desa yang masih terjaga.
Di kiri kanan jalan banyak kita jumpai kedai-kedai kopi yang menyajikan kopi khas Desa Kemiren, Kopi Osing.
Pada musim buah durian, sepanjang jalan juga banyak dijumpai para pedagang yang menggantung durian di lapaknya.
Dari sekadar mampir untuk minum kopi, sampai menikmati sejuknya hawa pegunungan dan indahnya pemandangan alam, dengan latar belakang gunung Raung dan gunung Ijen, semua tersaji di Kemiren.
Banyak rumah penduduk yang berfungsi sebagai guest house yang bisa disewa dengan harga terjangkau apabila ingin bermalam.
Sebuah hotel bintang juga sudah berdiri tepat di samping obyek wisata Osing.
Menikmati keramahan warga sekitar tentu akan membuat kita nyaman dan rileks berada di Desa ini.
Kita bisa menikmati alunan musik gandrung, sambil minum kopi di beberapa kedai yang ada.
Salah satunya adalah Kedai Kopi Jaran Goyang.
Lewatkan pagi atau sore ditemani kopi Kemiren yang khas, dipadu dengan jajajan khas Kemiren yaitu kue Kucur (Cucur, di kota lain di Pulau Jawa).
Pada pagi hari bisa menikmati hamparan sawah yang segar, serta bisa juga melihat aktifitas masyarakat sekitar membuat Kucur, membuat gamelan dan bisa juga ikut mencoba menggoreng dan menumbuk kopi.
Semua tersaji lengkap dengan suasana pedesaan yang khas dan bersahabat.
Kapan datang ke Kemiren?
Konon, Desa Kemiren pernah terserang wabah penyakit yang sulit diobati, yang hanya bisa hilang jika diadakan ruwat desa.
Tradisi ini masih terjaga hingga kini. Setiap hari kedua Idul Fitri, digelar acara ritual Idher Bumi yang bertujuan untuk mengusir penyakit.
Acara ruwat ini menampilkan sebuah seni pertunjukan barong.
Selain itu digelar juga sebuah pertunjukan barong dan juga ritual Tumpeng Sewu yang menyajikan makanan khas Tanah Osing yaitu pecel pitek.
Makanan dengan bahan dasar ayam kampung yang dipanggang dan diberi bumbu parutan kelapa super pedas.
Ritual Idher Bumi juga diadakan pada tanggal pertama, hari Senin atau Jumat di Bulan Haji atau Idul Adha.
• 5 Fakta Rowo Bayu Banyuwangi, Telaga yang Fotonya Muncul di Kisah KKN Desa Penari
• De Djawatan Benculuk, Hutan di Banyuwangi yang Bernuansa Magis
• 6 Hutan di Banyuwangi, Ada Wahana Seru untuk Liburan Akhir Pekan
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Mengenal Desa Kemiren di Banyuwangi