TRIBUNTRAVEL.COM - The Economist Intelligence Unit (EIU) baru saja merilis laporan bertajuk Global Liveability Report 2019 yang mengukur kelayakan huni 140 kota di dunia.
Mengutip laporan EIU, Rabu (4/9/2019), secara regional, dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa sebaran kelayakan huni di kawasan Asia- Australia cenderung tak konsisten karena kondisi di setiap negara kawasan tersebut sangat beragam.
Dengan skor rata-rata 73,1 dari 100, kota-kota di kawasan Asia dan Australia masuk di dalam daftar baik 10 terlayak huni hingga 10 kota paling tidak layak huni.
Sebagai contoh, Melbourne yang terletak di Australia menjadi kota paling layak huni di dunia selama tujuh tahun berturut-trut sejak 2011, sementara Dhaka yang terletak di Bangladesh selalu berada di posisi terendah indeks kelayakan huni.
Sebanyak 37 kota di Asia dan Autsralia masuk di dalam daftar indeks tersebut, degan lima kota masuk dalam daftar paling layak huni dan enam kota lainnya masuk dalam daftar 20 kota paling tidak layak huni di dunia.
Tonton juga:
• Lee Seung Gi Cobain Cenil, Jajanan Tradisional Buatan Mbah Satinem Ini Wajib Dicoba
• Hari Pelanggan Nasional, PT Angkasa Pura II Bagikan Jajanan Pasar Gratis di Bandara Soekarno-Hatta
• 7 Tempat Wisata di Jogja yang Pernah Dikunjungi Seleb Korea
• Festival Payung Indonesia yang Digelar di Candi Prambanan Bakal Hadirkan Berbagai Acara Menarik
Setidaknya 14 kota di Asia dan Australia mendapatkan nilai paling tinggi sebagai kota layak huni, dipimpin oleh Melbourne dan Sydney yang menduduki posisi kedua dan ketiga dalam indeks dunia, dengan Adelaide di posisi ke-10.
Sementara dua kota di Jepang, Osaka dan Tokyo juga berada dalam daftar 10 terlayak huni, dilatarbelakangi rendahnya tingkat kejahatan juga kualitas layanan kesehatan dan pendidikan yang sangat baik.
"Sementara kawasan regional seperti Hongkong (posisi 38 dunia dengan skor 91,30 dan Singapura (posisi 40 dunia dengan skor 91,2) juga memiliki kinerja perkotaan yang baik, tercermin sebagai lokasi aktivitas bisnis global yang didukung dengan infrastruktur berkualitas tinggi dan budaya yang begitu kaya serta kegiatan rekreasi," jelas EIU dalam laporannya.
Adapun China dalam masa kepemimpinan Presiden Xi Jinping menikmati kondisi politik dan sosial yang relatif stabil, meski terdapat kampanya anti korupsi yang kian aktif terjadi.
Dalam beberapa tahun terakhir, tidak ada perubahan yang berarti dalam oenilaian kualitas hidup di kawasan China, baik dari segi stabilitas, pendidikan dan dari segi pelayanan kesehatan.
Sementara New Delhi, India turun hingga enam peringkat lantaran kualitas udara yang kian buruk. Bahkan, kualitas udara di kota tersebut masuk dalam kategori terburuk di dunia.
• Itinerary Melbourne 2 Hari 1 Malam, Liburan Singkat di Australia Tak Jadi Masalah
• Itinerary Liburan 3 Hari 2 Malam di Sydney, Australia
• Pertama Kali Liburan ke Australia? Coba 5 Road Trip Seru Ini
Adapun Dhaka, Bangladesh tetap menempati posisi sebagai kota dengan peringkat ketiga terendah dalam indeks dan yang terburuk di kawasan Asia, disusul oleh Port Moresby, Papua Nugini (di posisi 135 dengan skor 41) dan Karachi, Pakistan (di posisi 136 dengan skor 40,9).
Berikut daftar 10 Negara dengan tingkat layak huni di kawasan Asia-Australia.
1. Melbourne, Australia
2. Sydney, Australia
3. Osaka, Jepang
4. Tokyo, Jepang
5. Adelaide, Australia
6. Auckland, Selandia Baru
7. Perth, Australia
8. Brisbane, Australia
9. Wellington, Selandia Baru
10. Hong Kong, Hong Kong
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "10 Kota Paling Layak Huni di Kawasan Asia-Australia, Mana Saja?"