TRIBUNTRAVEL.COM - Fenomena hujan es terjadi di Gunung Kerinci, Provinsi Jambi pada Senin (29/7/2019).
Fenomena ini diunggah dalam akun Instagram @yudakharsana beberapa waktu yang lalu.
"Ada yg unik pendakian G.Kerinci kali ini, Tadi siang sekitar jam 14.26 masa turun, posisi di bawah shelter 1, tiba2 hujan derasss dan gak lama kemudian disertai dg butir2 ES (emoji)," informasi yang tertulis dalam caption unggahan itu.
Informasi ini dibenarkan oleh Sandi, petugas yang bisa mendampingi pendaki yang melakukan pendakian di Gunung Kerinci.
"Kemarin (Senin) Gunung Kerinci diguyur hujan es," ujar Sandi kepada Tribun Jambi seraya memperlihatkan video hujan es yang terjadi di Gunung Kerinci.
• Pendaki Pemula, Ini 17 Alat Pendakian yang Wajib Kamu Ketahui Nama dan Fungsinya
Diungkapkannya, hujan yang terjadi membuat para pendaki harus istirahat di tenda.
Sebab hujan es sebesar kelereng itu bisa melukai kepala.
"Lama juga hujan es yang terjadi, ada kawan yang mem-videokannya," ucapnya.
Fenomena inipun menyita perhatian publik karena merupakan kejadian yang cukup langka.
Harry Taufik, Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulthan Thaha Jambi menjelaskan, hujan es adalah salah satu fenomena yang sering terjadi pada masa pancaroba.
Biasanya terjadi pada saat transisi dari musim hujan ke musim kemarau.
Atau bisa juga sebaliknya, saat transisi dari musim kemarau ke musim hujan.
"Salah satu penyebab hujan es adanya kondensasi uap air yang sangat dingin di atmosfer," terang Harry saat dikonfirmasi Tribun Jambi di ruang kerjanya, Selasa (9/7/2019).
• Sebelum Naik Gunung, Ini 40 Istilah Dalam Pendakian yang Wajib Diketahui
• Jalur Patakbanteng Terlalu Ramai? Coba Mendaki Gunung Prau via Dworowati
Biasanya, puncak awan yang paling atas suhunya lebih rendah dari 0 derajat celsius.
Pada masa pancaroba biasanya terbentuk awan hujan yang masa udaranya terangkat ke atas.
Sehingga membentuk awan yang puncaknya melebihi freezing level atau bagian atas awan yang mengandung es.
Hujan es biasanya berawal dari awan hujan yang sering disebut awan Cumulonimbus.
"Biasanya hujan es ini terjadi tidak lama, berkisar antara tiga sampai lima menit. Namun ada juga terjadi sampai 10 menit, kondisi ini jarang terjadi," ungkap Harry.
Hujan es terjadi dua hari sebelum erupsi
Gunung Kerinci dilaporkan erupsi pada Rabu (31/7/2019) pukul 12.48 WIB atau dua hari setelah terjadi hujan es.
Mengutip dari Tribun Jambi, asap keluar dari kawah gunung dengan ketinggian sekitar 800 meter.
Pada saat erupsi terjadi, ada 51 pendaki yang berada di atas gunung.
Sebanyak 21 pendaki sudah turun pada hari yang sama, sedangkan sisanya turun pada Kamis (1/8/2019).
LIHAT JUGA VIDEO BERIKUT:
Pasca erupsi, Gunung Kerinci masih aman untuk pendakian.
Meski begitu, petugas R10 pendakian Gunung Kerinci belum menerima informasi lebih lanjut apakah pendakian sudah diperbolehkan atau belum.
"Kami masih menunggu perintah selanjutnya," kata Evaraizal Mirza, salah satu petugas pendakian, dikutip dari Kompas.com.
• Erupsi Gunung Kerinci, Warga dan Wisatawan Dilarang Mendekat Radius 3 Km
• Rayakan HUT ke-74 RI, Ini 10 Gunung Tertinggi Indonesia yang Cocok Didaki
• Gunung Kerinci Erupsi, Penerbangan ke Jambi Masih Normal
(TribunTravel.com/Sinta Agustina)