TRIBUNTRAVEL.COM - Jatuhnya Thoriq Rizki Maulidan di jurang Gunung Piramid, Bondowoso, Jawa Timur pada Minggu (23/6/2019), menambah daftar panjang kasus kecelakaan di gunung-gunung Indonesia.
Sebelumnya, Faiqus Syamsi, siswa SMKN 5 Surabaya, juga meregang nyawa akibat kecelakaan di Gunung Arjuno pada Desember 2018 lalu.
Selain Thoriq dan Faiqus, masih ada sejumlah pendaki yang hilang saat melakukan pendakian.
Beberapa di antaranya bahkan belum ditemukan hingga saat ini.

Beberapa kejadian ini tentu membuat pendaki lebih waspada dan wajib menyiapkan segala hal sebelum memulai pendakian.
Bagi pendaki yang baru pertama kali terjun ke alam bebas, ada beberapa hal yang harus diketahui.
Salah satunya alat-alat yang sering digunakan dalam pendakian.
Berikut TribunTravel merangkum 17 alat pendakian berserta nama dan fungsinya, yang wajib diketahui pendaki pemula.
1. Dome

Dome atau tenda digunakan untuk bermalam atau sekadar istirahat saat pendakian.
Dome biasanya dilengkapi dengan frame dan flysheet.
Dome dipasang menggunakan pasak, yang tidak sepaket dengan dome saat pembeliannya.
2. Frame

Frame merupakan rangka pada tenda yang terbuat dari alumunium.
Dengan menggunakan frame, memungkinkan dome berdiri sebagaimana mestinya.
3. Flysheet

Flysheet dapat dikatakan sebagai lembaran pendukung pada dome.
Flysheet biasanya digunakan sebagai penutup bagian atas tenda.
4. Pasak

Pasak digunakan untuk mendirikan dome, yang berfungsi agar dome tetap kuat meski dalam keadaan badai.
Pasak biasanya ditancapkan pada tanah.
5. Keril

Keril atau carrier merupakan ransel gunung ukuran besar yang biasanya berukuran 30-100 liter.
Pemilihan ukuran keril tergantung dari berapa lama melakukan pendakian.
6. Daypack

Daypack merupakan ransel gunung berukuran kecil, biasanya 18-24 liter.
Ransel ini biasanya digunakan untuk pendakian tik-tok atau naik turun gunung dalam satu hari.
Selain itu, daypack juga digunakan dalam perjalanan menuju puncak gunung (summit).
Karena saat summit di beberapa gunung di Indonesia tidak dianjurkan membawa beban yang berat.
7. Cover bag

Cover bag digunakan untuk melindungi keril atau daypack saat cuaca hujan atau badai.
Terbuat dari bahan anti air, cover bag akan melindungi ransel dari hujan dan badai.
8. Sleeping bag

Sleeping bag atau kantong tidur merupakan alat yang digunakan untuk tidur.
Dilengkapi dengan penutup kepala, sleeping bag dapat menutup dari kepala hingga kaki.
9. Nesting

Nesting adalah seperangkat peralatan masak yang digunakan untuk merebus dan menggoreng.
Saat mendaki, biasanya nesting dibawa bersama dengan kompor portable dan gas kecil.
10. Head lamp
.jpg)
Seperti namanya, head lamp atau dapat diartikan lampu kepala merupakan senter yang dipasangkan di kepala.
Head lamp dapat menyala dengan bantuan energi baterai.
11. Gaiter

Gaiter merupakan penutup kaki antara tumit dan bawah lutut.
Benda ini biasanya dipakai saat summit dengan medan pendakian penuh pasir.
Beberapa di antaranya adalah puncak Gunung Semeru atau Gunung Rinjani.
12. Trekking pole

Selain menggunakan gaiter, saat perjalanan menuju puncak, juga akan terbantu dengan adanya trekking pole.
Trekking pole merupakan tongkat hiking yang terbuat dari bahan alumunium.
13. Webbing

Webbing atau tali pipih biasanya digunakan untuk memanjat tebing.
Dalam keadaan darurat, webbing dapat digunakan untuk membuat dragbar.
14. Drag bar

Drag bar merupakan tandu yang dibuat dalam keadaan darurat.
Drag bar biasanya dibuat dari dua buah tongkat yang disambungkan menggunakan tali.
15. Buff

Buff yaitu masker atau slayer serbaguna yang biasanya digunakan untuk menutup mulut dan hidung.
Selain itu, buff juga dapat digunakan sebagai penutup kepala atau ikat rambut.
16. Matras

Terbuat dari karet, matras biasanya berwarna hitam dan berbentuk persegi panjang.
Matras digunakan sebagai alas duduk atau alas tidur di dalam dome.
17. Ponco

Ponco adalah jas hujan lebar yang dapat menutupi seluruh bagian tubuh dan ransel.
Saat mendaki lebih disarankan menggunakan ponco dibanding jas hujan baju celana.
LIHAT JUGA VIDEO BERIKUT:
(TribunTravel.com/Sinta Agustina)