TRIBUNTRAVEL.COM - Umat Hindu di Bali sebentar lagi akan merayakan Galungan.
Galungan merupakan perayaan kemenangan dharma (kebaikan) atas adharma (kejahatan).
Galungan juga berkaitan erat dengan hari raya lainnya yaitu Kuningan.
Jaraknya hanya 10 hari, dan dianggap sebagai penutup perayaan Galungan.
• 9 Fakta Hari Raya Galungan dan Kuningan yang Dirayakan Umat Hindu di Bali
Jika berada di Bali, ini adalah momen tepat untuk memotret perayaan besar umat Hindu.
Para umat Hindu memenuhi pura-pura di sekitar rumah mereka. Jalanan di Bali akan penuh deretan penjor, bambu dengan hiasan janur.

Gadis berkebaya warna-warni turun ke jalan. Sesajen tersebar, berisi aneka bunga dan buah.
Ditambah tabuhan dinamis gamelan baleganjur, benar-benar suasana asli Pulau Dewata.
Ada beberapa tempat melihat upacara khas Galungan dan Kuningan.
Di Pura Petilan, Desa Kesiman, Denpasar, bisa melihat upacara Pengerebongan yang menghadirkan tradisi ngurek.
Ini adalah tradisi semacam debus, dengan cara menusuk diri dengan keris saat berada dalam kondisi trance.
Di Desa Timrah, Kabupaten Klungkung, terdapat tradisi Perang Jempana.
• Ini Daftar Kuliner Khas Hari Raya Galungan dan Kuningan
Jempana atau tandu yang membawa usungan sesajen dan simbol dari dewata diarak ke pura untuk didoakan.
Keseruan terjadi di jalanan, ketika para pengarak jempana saling beradu.
Mereka larut dalam suasana trance dengan iringan gamelan yang mengentak.
Saat Kuningan, beberapa tempat yang bisa didatangi antara lain Pura Sakenan (Pulau Serangan) dan Desa Menggu (Mengwi, Denpasar).
• 9 Ucapan Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan dalam Bahasa Bali
Di Desa Menggu terdapat tradisi Motekan, yakni beradu tongkat setinggi tiga meter.
Namun saat menonton, jangan sampai menganggu jalannya prosesi atau tradisi selama Galungan dan Kuningan.
Simak beberapa tips yang dihimpun KompasTravel saat melihat perayaan Galungan dan Kuningan.
1. Jaga sopan santun
Saat Galungan dan Kuningan, para umat Hindu berbondong-bondong menyambangi pura terdekat.
Boleh saja memotretnya, namun perhatikan terlebih dahulu aturan pada setiap pura yang didatangi.
Biasanya, hanya boleh masuk sampai area pelataran pura.
Jika dipersilakan masuk, lepaslah alas kaki.
Untuk perempuan, pantang hukumnya masuk dalam pura saat sedang haid.
Jangan memotret orang langsung di depannya, terutama jika dia sedang beribadah.
2. Gunakan pakaian sopan
Layaknya masjid dan gereja, pura juga merupakan tempat beribadah.
Tak layak bila masuk dengan berpakaian minim.
Itulah mengapa pihak pura biasa menyediakan kain khusus untuk menutupi bagian bawah.
Sebaiknya gunakanlah celana atau rok di bawah lutut, dengan atasan yang tidak terlalu terbuka.
3. Tersenyum dan minta izin
Sebetulnya, tak etis memotret seseorang yang sedang beribadah.
Namun tak apa bila memotret dengan sopan.
Cobalah tersenyum dan meminta izin kepada orang tersebut sebelum memotret.
Ucapkan terima kasih, atau dengan gestur tangan disatukan di depan dada, usai dibolehkan memotret.
Lensa jarak jauh/tele akan sangat membantu jika ingin mengabadikan momen Galungan dan Kuningan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Berwisata di Bali Saat Galungan dan Kuningan, Simak Dulu Tipsnya...