Breaking News:

Potret Fenomena Awan Topi Gunung Rinjani yang Kerap Terjadi

Fenomena awan topi Gunung Rinjani bukan pertama kalinya terjadi. Sebelum Juli 2019, sudah beberapa kali muncul awan topi di Gunung Rinjani.

Editor: Kurnia Yustiana
(Dokumentasi Taman Nasional Gunung Rinjani)
Awan topi Gunung Rinjani pada bulan September 2018 

TRIBUNTRAVEL.COM - Fenomena munculnya awan topi Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Rabu (17/7/2019) ini, menarik perhatian masyarakat.

Alhasil fenomena tak biasa ini menjadi objek foto dan selfie bagi masyarakat sekitar dan pendaki Gunung Rinjani.

Kepala Seksi Wilayah I Lombok Utara, Taman Nasional Gunung Rinjani, Teguh Riyanto mengatakan, munculnya topi awan ini sebenarnya kerap terjadi di Gunung Rinjani.

"Sebenarnya fenomena ini sudah sering terjadi, cuma yang topi bentuk sempurna kayak tadi baru ini saja. Karena kami sudah sering terjadi kami yang di sekitar tidak begitu heboh," ujar Teguh saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/7/2019).

Berikut foto-foto awan topi Gunung Rinjani yang sempat diabadikan.

1. Maret 2009

Awan topi yang muncul di Gunung Rinjani pada bulan Maret 2009.
Awan topi yang muncul di Gunung Rinjani pada bulan Maret 2009. (Dokumentasi Taman Nasional Gunung Rinjani)

2. Mei 2018

Awan topi yang muncul di Gunung Rinjani pada bulan Mei 2018.
Awan topi yang muncul di Gunung Rinjani pada bulan Mei 2018. (Dokumentasi Taman Nasional Gunung Rinjani)

3. September 2018

Awan topi yang muncul di Gunung Rinjani pada bulan September 2018.
Awan topi yang muncul di Gunung Rinjani pada bulan September 2018. (Dokumentasi Taman Nasional Gunung Rinjani)

4. Juli 2019

Teguh mengatakan, spot paling baik untuk menyaksikan awan topi ini adalah melalui jalur Sembalun di Lombok Timur.

2 dari 3 halaman

Meski kerap terjadi, Teguh menyebut fenomena ini tak pernah mengganggu pendakian.

Hanya saja saat ini pendaki harus memperhatikan beberapa ketentuan pendakian pasca-gempa besar yang melanda Lombok.

Pertama, saat ini Anda belum diperbolehkan mendaki sampai puncak, pendakian harus berakhir di Pelawangan.

"Segara anak belum dibuka. Di Pelawangan sudah kami pasang tanda, bahwa itu batas akhir pendakian. Kami pasang tandanya di Senaru-Sembalun. Kalau di Timbanu dan Aibri memang tidak ada jalan ke bawah kecuali pakai tali," paparnya.

Tak hanya itu, kuota pendakian di empat jalur tersebut juga dibatasi.

Sejak dibuka kembali bulan lalu, pihak Taman Nasional Gunung Rinjani memberlakukan sistem booking online untuk para pendaki.

6 Potret Keindahan Gunung Rinjani, Sunrisenya Selalu Diburu Pendaki

6 Fakta Gunung Rinjani, Punya Salah Satu Danau Vulkanik Terbesar di Dunia

Peta Jalur Pendakian Gunung Rinjani, Penting Disimak Sebelum Mendaki

Sempat Jadi Pro Kontra, Pemisahan Tenda Pendakian Pria dan Wanita di Gunung Rinjani Dibatalkan

Ini Alasan Pendakian Gunung Rinjani via Sembalun Ditutup Setiap Hari Jumat

Air Terjun Mangku Kodek, Pesona Menawan yang Antimainstream di Kaki Gunung Rinjani, Lombok

Booking online bisa dilakukan melalui situs https://www.erinjani.id/ atau melalui aplikasi eRinjani yang bisa diunduh di Google Playstore.

Usai membuka website tersebut selanjutnya isi data serta tanggal keberangkatan.

Tonton juga:

Setelahnya calon pendaki wajib menunjukkan ePrint booking code, kartu identitas, tiket asuransi jiwa dan surat keterangan sehat untuk keperluan verifikasi pendaki kepada petugas di pintu masuk pendakian.

"Untuk Jalur Senaru dan Sembalun maksimal 150. Kemudian Jalur Timbanuh dan Jalur Aik Berik maksimal 100 pendaki," ujar Teguh.

3 dari 3 halaman

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kerap Terjadi, Ini Beberapa Potret Awan Topi di Gunung Rinjani Lombok.

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
Awan topi Gunung RinjaniAwan topiGunung RinjaniLombokTaman Nasional Gunung Rinjanibooking online Kelaq Sebie Sate Tanjung Kepulauan Gili Gili Meno Sate Pusut
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved