Breaking News:

Potret Dieng yang Alami Embun Beku, Mirip Musim Dingin di Eropa

Melansir dari Kompas.com pada Selasa (25/6/2019), bahkan suhu di dataran tinggi Dieng mencapai minus 11 derajat Celcius pada Senin (24/6/2019).

Instagram/indrart
Fenomena Bun Upas di Dieng. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Jelang puncak musim kemarau di Indonesia, suhu beberapa wilayah di Indonesia menjadi rendah sehingga terasa dingin.

Bahkan ada wilayah-wilayah tertentu yang mengalami suhu ekstrem, salah satunya adalah Dieng, Jawa Tengah.

Melansir dari Kompas.com pada Selasa (25/6/2019), bahkan suhu di dataran tinggi Dieng mencapai minus 11 derajat Celcius pada Senin (24/6/2019).

TONTON JUGA

Suhu ekstrem ini menjadikan suasana di dataran tinggi Dieng bersalju layaknya Eropa.

Banyak orang yang mengabadikan fenomena alam unik ini.

Berikut potret-potret Dieng yang bersalju, Indonesia rasa Eropa.

 
 

 

Meski begitu, ternyata suhu ekstrem tersebut merupakan hal yang normal, seperti disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) seperti dilansir dari Kompas.com, Selasa (25/6/2019).

2 dari 2 halaman

"Beberapa hari terakhir suhu udara di sebagian wilayah Indonesia selatan ekuator, khususnya di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara, cukup dingin dan mengalami penurunan signifikan pada malam hari," ungkap Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono R Prabowo.

"Secara umum, kondisi suhu dingin ini terjadi sebagai akibat dari adanya aliran massa udara dingin dan kering dari wilayah benua Australia yang dikenal dengan aliran monsun dingin Australia," imbuhnya.

Secara klimatologis, monsun dingin Australia aktif pada periode bulan Juni-Juni-Agustus, yang umumnya merupakan periode puncak Musim Kemarau di wilayah Indonesia selatan ekuator, seperti dijelaskan Mulyono.

"Desakan aliran udara kering dan dingin dari Australia ini menyebabkan kondisi udara yang relatif lebih dingin, terutama pada malam hari dan dapat dirasakan lebih signifikan di wilayah dataran tinggi atau pegunungan," ujar Mulyono.

Fenomena ini berkaitan dengan atmosfer dan pancaran panas bumi.

"Kondisi musim kemarau dengan cuaca cerah dan atmosfer dengan tutupan awan sedikit di sekitar wilayah Jawa-Nusa Tenggara dapat memaksimalkan pancaran panas bumi ke atmosfer pada malam hari sehingga suhu permukaan bumi akan lebih rendah dan lebih dingin dari biasanya," ungkapnya.

Bukan hanya Dieng, beberapa wilayah juga mengalami suhu ekstrem, bahkan mencapai minus 15 derajat Celcius.

Ia juga menjelaskan suhu rendah ini akan lebih terasa di dataran tinggi atau pegunungan.

"Berdasarkan data pengamatan BMKG, selama sepekan ini suhu udara lebih rendah dari 15 derajat Celcius tercatat di beberapa wilayah seperti di Frans Sales Lega (NTT) dan Tretes (Pasuruan), suhu udara rendah terukur di Frans Sales Lega (NTT) hingga 9,2 derajat Celcius pada tanggal 15 Juni 2019," kata Mulyono.

"Kondisi suhu dingin tersebut akan lebih terasa dampaknya seperti di wilayah dataran tinggi Dieng (Jawa Tengah) ataupun daerah pegunungan lainnya di mana pada kondisi ekstrem dapat menyebabkan terbentuknya embun beku atau frost," tambahnya.

Perbedaan Salju dengan Embun Beku di Bromo dan Semeru

Jakarta Masuk Peringkat Teratas Kota Paling Berpolusi Tertinggi di Dunia

Bersiap Kena Denda Rp 500 Ribu Jika Berani Duduk di Lantai Stasiun MRT

5 Kedai Kaki Lima Paling Populer di Nagoya Jepang

Panduan Membeli Tiket Tokyo Monorail bagi Pemula

Artikel ini telah tayang di Intisari.grid.id dengan judul Suhu Ekstrem Capai Minus 11 Derajat Celcius, Begini Potret Dieng yang Bersalju, Indonesia Rasa Eropa!

Selanjutnya
Sumber: Grid.ID
Tags:
Potret Dieng yang Alami Embun BekuMusim Dingin di EropaDieng Sumur Jalatunda Museum Kailasa Telaga Merdada
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved