TRIBUNTRAVEL.COM - Dodol betawi merupakan panganan yang kerap dijumpai saat momen perayaan idulfitri.
Tingginya daya beli membuat pembuat dodol mulai merasakan panen omzet hampir 10 kali lipat dari biasanya.
Hal ini dirasakan Asyah (35), pembuat dodol betawi yang memiliki rumah produksi di Jalan Mawar 9, RT06/03, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
Dia menjelaskan, panen omzet ini hanya terjadi selama musim puasa hingga lebaran. Dalam jangka waktu satu bulan, dia bisa memproduksi 4.000 lebih besek (kemasan) dodol.
"Kalau hari biasanya mah produksi enggak setiap hari, paling dua atau kali seminggu, kebanyakan pesanan buat acara besanan (nikahan)," kata Asyah, Minggu (19/5/2019).
Untuk omzet ramadan, usaha yang telah dijalani turun temurun selama 20 tahun ini bisa mencapai 50 juta.
"Kalau untuk kotor duit yang muter itu bisa Rp 150 juta, itu kotor ya, bersihnya ke saya paling Rp 30 - 50 juta," jelas dia.
Selama ramadan, Asyah memperkerjakan sebanyak 10 orang karyawan, berbeda dengan hari biasa yang hanya memperkerjakan dua orang saja.
Ada sebanyak tiga tungku yang dioperasikan selama melayani pesanan dodol betawi di bulan ramadan. Setiap satu tunggu digunakan untuk memasak dodol yang mampu membuat 24 paket besek.
"Sehari satu wajan dua kali ngangkat (masak dodol), soalnya kan lama bikinnya kurang lebih 9 jam," jelas dia.
Proses memasak dodol yang harus diaduk selama 9 jam tanpa henti itu merupakan ciri khas panganan betawi tersebut. Asyah membayar Rp 150 ribu per wajan untuk karyawan yang bertugas mengaduk dodol.
"Prosesnya kan dari masak gula dulu, abis itu saring santen, santen sama gula harus bener-bener mateng, baru turun tepung nah itu prosesnya harus diaduk terus sampai mateng enggak lengket," paparnya.
Untuk harga dodol buatannya, Asyah mematok harga sebesar Rp 65 ribu untuk varian rasa original dan Rp 70 ribu untuk varian rasa duren. Terdapat juga dodol kemasan yang dijual Rp 25 ribu.
"Panennya pesanan sampe H-2 lebaran, abis itu udah stop saya, lanjut lagi paling udah normal pesanan buat besan (acara nikahan), sama buat produksi toko aja, enggak setiap hari masak paling seminggu tiga kali doang," jelas dia.
Pelanggan Asyah untuk saat ini kebayakan berasal dari Bekasi, beberapa datang dari luar kota seperti Jakarta, Depok, Bogor hingga Tangerang. Pembeli biasanya memesan dengan cara datang langsung ke rumah produksinya.
"Dari mulut ke mulut si kalau jualan mah, tapi saya titip juga di beberapa toko deket-deket sini aja," jelas dia.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Omzet Pembuat Dodol Betawi di Bekasi Mencapai Ratusan Juta Rupiah saat Ramadan