TRIBUNTRAVEL.COM - Sofie Clausager Dar (34) berharap untuk memulai pekerjaan baru selama Ramadan di Denmark.
Muslim di Denmark yang berpuasa biasanya akan keluar dari pekerjaan penuh waktunya.
Tak heran karena memang sangat berat untuk berpuasa di negara-negara Skandinavia.
"Kamu benar-benar tidak akan punya banyak waktu untuk semua hal yang perlu kamu lakukan," kata Dar, mengutip dari Arab News.
"Kamu perlu makan mungkin dua kali makan, perlu salat fardhu, dan salat tarawih. Waktu berjalan sangat cepat," tambahnya.
LIHAT JUGA VIDEO BERIKUT:
• Berdasarkan Letaknya, Inilah Rentang Waktu Berpuasa di Sejumlah Wilayah di Dunia
• 5 Kebiasaan Wanita di Maroko untuk Menyambut Bulan Ramadan
Muslim di Denmark, Norwegia, dan Islandia akan berpuasa selama lebih dari 17 jam dalam sehari.
Sehingga, dehidrasi dan kelelahan merupakan konsekuensi yang akan dialami umat Muslim saat berpuasa.
Dar mengatakan, kekurangan cairan dan merasa sedikit dehidrasi adalah dua hal yang paling sulit ia perjuangkan.
"Kadang-kadang terlalu lelah di malam hari, mengalami hari yang panjang, tidak tidur lama, dan akhirnya tertidur setelah makan. Keesokan harinya bisa sangat sulit karena belum cukup minum," jelasnya.
"Kurang tidur bisa sangat sulit. Putriku ada di sekolah sekarang dan dia harus ada di sana jam 8 pagi setiap hari, jadi pasti itu sangat sulit," tambah Dar.
Dar mengatakan, makan sahur menjadi sebuah keharusan karena sangat penting.
"Kalau tidak, kamu hanya akan bisa satu kali makan dan satu kesempatan untuk minum apapun," katanya.

Dar juga bercerita tentang kesehariannya selama bulan Ramadan.
"Bangun sebelum fajar adalah sesuatu yang selalu saya lakukan. Terkadang saya tidak tidur dan tidur di siang hari," ujar Dar.
Ketika ditanya apakah dia memiliki strategi untuk berpuasa, Dar berkata: "Kamu hanya bertahan saja. Tidak ada gunanya khawatir tentang hal itu dan berpikir itu akan sangat sulit."
Tentu saja, sementara Muslim di Eropa utara menghadapi puasa yang panjang selama akhir musim semi dan musim panas, yang terjadi adalah sebaliknya selama bulan-bulan musim dingin.
Di Norwegia, ada perbedaan besar antara siang hari di musim panas dan musim dingin.
"Selama bulan-bulan musim dingin seperti Desember, matahari terbenam bisa terjadi pada pukul 3:15 malam. Tentu saja, semua orang lebih suka Ramadan di musim dingin," kata Asim Mohammed (31), imam di sebuah masjid di Oslo, Norwegia.
Matahari tak pernah tenggelam di wilayah ini
Ada beberapa tempat di mana matahari tidak terbenam sama sekali pada waktu-waktu tertentu dalam setahun.
Salah satunya Svalbard, kepulauan Norwegia di Samudra Arktik yang bermandikan cahaya selama 24 jam dari April hingga Agustus.

Ada juga kota Tromsø yang selalu terkena sinar matahari atau disebut 'matahari tengah malam.'
Mohammed mengatakan Muslim di wilayah 'matahari tengah malam' memiliki tiga pilihan untuk berpuasa.
Mereka dapat berpuasa sesuai waktu di kota terdekat, waktu di Mekkah, atau sesuai dengan waktu di daerah mereka sendiri ketika matahari terakhir benar-benar terbenam.
Mohammed mengatakan, beberapa jemaahnya akan mengambil libur selama bulan Ramadan untuk mengatasi puasa yang panjang.
• Daftar Negara dengan Durasi Waktu Berpuasa Terpanjang dan Terpendek di Dunia
• Dipenuhi Gedung Pencakar Langit, Dubai Punya 3 Zona Waktu Berbeda saat Puasa
"Itu juga tergantung dari jenis pekerjaan yang dilakukan, jika pekerja kantoran tidak akan bermasalah karena duduk di dalam ruangan dengan pendingin udara," ujar Mohammed kepada Arab News.
"Tetapi jika bekerja di luar saat cuaca panas selama Mei, Juni, dan Juli, itu bisa agak sulit," tutupnya.
(TribunTravel.com/Sinta Agustina)