TRIBUNTRAVEL.COM - Beroperasinya penerbangan komersial di Yogyakarta International Airport (YIA) diharapkan bisa memecah kepadatan penumpang di Bandara Adisucipto Yogyakarta.
Direktur Pemasaran dan Pelayanan, PT Angkasa Pura I, Devy W Suradji mengatakan kapasitas Adisucipto sebetulnya hanya 1,8 juta penumpang per tahun.
Namun kini, bandara itu sudah dipadati oleh 8,4 juta orang penumpang.
Kehadiran YIA menjadi kesempatan bagus untuk memecah kepadatan tersebut.
"Di sana sudah lebih dari 100 persen kelebihan penumpangnya. Itu yang nantinya harus bisa dipindahkan ke YIA," kata Devy seusai penyuambutan penumpang pada penerbangan komersil perdana rute Halim Perdana Kusuma (HLP)-YIA, Senin (6/5/2019).
Citilink menjadi maskapai pertama yang mendarat di YIA.
Pesawat Airbus A320 bernomor penerbangan QG132 itu berangkat dari Bandara Halim Perdana Kusumah (HLP) Jakarta sekitar pukul 11.40 dan mendarat di YIA pada pukul 12.40.
Ada sekitar 96 penumpang yang turut dalam penerbangan tersebut.
Adapun pesawat itu kembali bertolak ke Jakarta pada pukul 13.10 dengan membawa sekitar 52 orang dalam nomor penerbangan QG133.
Saat ini baru dua jadwal penerbangan itu yang akan dilayani Citilink di YIA.
Sedangkan selanjutnya, Lion Air rencananya akan membuka rute Palangkaraya, Samarinda, Denpasar, dan Cengkareng.
Namun, hal itu saat ini masih didiskusikan izin slotnya, terutama untuk masuk Cengkareng dan Denpasar.
Devy menyebut dimungkinkan tanggal 10 Mei maskapai tersebut sudah bisa beroperasi.
Adapun penerbangan internasional menurut Devi masih menunggu pihak maskapai mengurus proses dan lot penerbangan.
Mereka juga harus pairing (mencocokkan) jadwal penerbangan di YIA dengan negara asalnya berikut aspek pelayanan pada penumpang, pemasaran, dan sarana lainnya.
"Hitungannya, YIA ini baru untuk mereka dan butuh pairing negara dan kota. Mungkin tiga bulanan prosesnya. AP I sudah ready dan tinggal menunggu mereka siap bawa penumpang ke YIA," kata Devy.
Demi menarik minat maskapai untuk beroperasi di YIA, AP I memberikan sejumlah program insentif.
Di antaranya menggratiskan landing fee (biaya pendaratan) selama tiga bulan ke depan.
Setelah itu, maskapai hanya dikenakan biaya 50 persen hingga masa operasi penuh YIA tahun depan.
Demikian juga penggunaan aviobridge (garbarata) digratiskan 100 persen selama belum full operation
"Untuk PSC (passenger service charge) di YIA sekarang ini kita samakan dengan Adisucipto. Itu komitmen kami kepada semua arilines," kata Devy.
Pelaksana Tugas Sementara (PTS) General Manager YIA PT AP I, Agus Pandu Purnama mengatakan Adisucipto dan YIA memiliki catchment area (wilayah tangkapan) berbeda.
YIA mampu menangkap pasar pada wilayah DIY dan juga jawa Tengah bagian selatan seperti Purwokerto, Cilacap, Kebumen, Wonosobo, dan lainnya. Penerbangan di YIA disebutnya tidak akan mengubah rute yang sudah ada di Adisucipto.
"Di waktu selanjutnya pasti akan ada sharing (pembagian) namun segmennya jelas berbeda," kata Pand
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul AP I Gratiskan Landing Fee dan Aviobridge di YIA